Menantu Pungut

Pembunuh?



Pembunuh?

0Aaron Liu melihat dan juga mendengar segala perbincangan antara istrinya dan juga Nenek Jiang. Hatinya merasakan ditusuk begitu dalam. Ia tak rela jika ayahnya sampai melukai hati kedua wanita itu.     

Tak peduli akan hal apapun, Aaron Liu tak akan pernah mendukung segala hal yang direncanakan ayahnya. Ia harus memikirkan sebuah cara untuk membantu Keluarga Jiang tanpa melukai mereka berdua.     

"Nenek tak perlu khawatir, aku tak akan meninggalkan Lily. Kalau perlu, aku akan melepaskan statusku sebagai anggota Keluarga Liu," ujar seorang pria yang secara mengejutkan sudah berada.     

"Keluarga Liu?" ulang Nenek Jiang. Seolah ada satu hal penting yang baru saja disadari oleh seorang wanita tua itu.     

Mendadak Nenek Jiang sedikit pucat dan juga sangat cemas. Ia mulai memikirkan banyak hal yang selama ini telah terabaikan. Pada akhirnya, ia baru menyadari ketika segalanya sudah kacau dan juga tak terkendali.     

Aaron Liu dan juga Jiang Lily saling memandang satu sama lain. Mereka berdua merasa ada yang salah dengan neneknya. Hal itu tentu saja bukanlah sesuatu yang baik bagi mereka berdua.     

"Ada apa dengan Keluarga Liu, Nek? Apakah keluarga kita ada hubungan dengan keluarga Aaron?" desak Jiang Lily pada seorang wanita tua yang selama ini telah merawat dan juga membesarkannya.     

"Sekarang aku sangat paham, apa alasan papamu tak menyetujui pernikahan kalian. Ini semua adalah salah nenek. Sejak awal, aku sudah merasakan sebuah perasaan tak biasa saat berjumpa dengan Aaron. Bodohnya aku, tak pernah peduli dengan nama belakangmu. Bahkan saat kalian berdua menikah, aku justru meminta orang lain yang mengurus semuanya." Nenek Jiang menjelaskan panjang lebar namun tak membuat mereka berdua paham ataupun mengerti.     

"Apa-apaan ini, Nek. Nenek menjelaskan sangat panjang, tapi aku sama sekali tak mengerti dengan hal itu." Jiang Lily justru semakin bingung dan tak mengerti dengan ucapan Nenek Jiang. Tiba-tiba ia merasa sangat bodoh dan juga tak memahami apapun.     

Kaki Nenek Jiang serasa gemetar dan tak berkekuatan. Ia mencoba untuk bangkit dan melangkah dari sana. Namun, wanita tua itu hampir jatuh ke tanah.     

Untung saja Aaron Liu menangkap Nenek Jiang dan tak membiarkan wanita tua itu sampai jatuh. Entah karena alasan apa, Wanita itu meneteskan air mata dalam sebuah penyesalan terbesar di dalam hidupnya.     

"Aku akan menemui papamu sekarang, Aaron. Berikan alamat lengkap rumahmu!" pinta Nenek Jiang dengan sangat cemas. Ia tak yakin bisa memberikan hasil yang baik setelah pertemuan mereka nantinya.     

"Aku akan mengantar Nenek. Sebaiknya kita pergi bersama." Aaron Liu memapah Nenek Jiang dengan sangat hati-hati. Dia harus berada di sampingnya untuk menemui Johnny Liu.     

"Aku juga akan ikut. Kita harus menghadapi semuanya bersama," sahut Jiang Lily sebelum ia menyusul mereka berdua.     

Sepanjang perjalanan, tak ada sepatah kata pun yang dibicarakan oleh mereka semua. Nenek Jiang masih terpuruk akan sesuatu hal yang ia sendiri belum mengerti. Sedangkan Aaron Liu dan juga Jiang Lily tak berani untuk menanyakan apapun pada neneknya.     

Mereka berdua saling melemparkan tatapan tajam satu sama lain. Sesuatu yang telah terjadi bukanlah hal kecil dan tak berarti. Seluruh anggota Keluarga Jiang harus segera bersiap untuk menerima sebuah kenyataan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.     

Setelah beberapa menit perjalanan, mereka telah sampai di sebuah kompleks perumahan mewah yang berada di pusat kota. Dari beberapa rumah yang ada di sana, kediaman Keluarga Liu adalah yang paling besar dan juga sangat mewah.     

Nenek Jiang langsung turun dari mobil dengan langkah yang begitu berat. Ia sangat tahu dan juga menyadari sebuah kesalahan yang harus ditebusnya. Meski segalanya sudah sangat terkait, wanita tua itu harus berjuang demi kebahagian satu-satunya keluarga yang dia miliki.     

"Tak kuduga jika Anda akan datang secepat ini, Nyonya Jiang," sapa Johnny Liu dengan wajah tak senang. Cukup mengejutkan menyaksikan wanita itu itu sampai datang sendiri ke rumahnya.     

"Aku sangat tahu jika telah bersalah pada ibumu. Namun, kamu tak bisa mengorbankan kebahagiaan mereka berdua," sahut Nenek Jiang dengan wajah memohon agar pria itu mau memberikan sedikit kesempatan untuk Jiang Lily dan juga Aaron Liu bahagia.     

"Sebaik Anda masuk saja dulu! Aku tak ingin jika orang sampai berpikir jika aku tak menghormati tamu yang datang ke rumah ini." Johnny Liu sama sekali tak terlihat senang dengan kedatangan Nenek Jiang. Justru kebencian di dalam hatinya semakin mendidih dan terasa akan meledak.     

Aaron Liu berpikir jika ayahnya sudah tidak sopan pada Nenek Jiang. Dia langsung beranjak ke arah pria tua itu dan melemparkan tatapan penuh amarah pada Johnny Liu.     

Sebagai anggota Keluarga Liu, Aaron sama sekali tak mengetahui mengenai hubungan keluarganya dan juga Keluarga Jiang. Namun, sebuah pemandangan yang telah dilihatnya sama sekali tak pantas.     

"Cukup, Pa! Papa benar-benar tak sopan pada seseorang yang lebih tua. Bukankah Papa sendiri yang selalu mengajari aku untuk menghormati orang yang lebih tua?" geram Aaron Liu pada ayahnya.     

"Tak masalah, Aaron! Itu bukan salah papamu," sahut Nenek Jiang dalam perasaan hancur dan juga tak berdaya.     

"Jangan lakukan itu, Nek! Tak seharusnya papaku bersikap kasar dan tak sopan." Aaron Liu benar-benar tak paham akan hal itu. Hatinya serasa begitu terluka menyaksikan wanita tua itu diperlakukan tak hormat.     

Suasana semakin memanas dengan ketegangan yang tak kunjung mendapatkan kejelasan. Baik Aaron Liu maupun Jiang Lily masih menunggu sebuah penjelasan dari mereka semua.     

Rasanya sangat menyiksa harus menyaksikan Nenek Jiang begitu disalahkan oleh Johnny Liu. Hal itu benar-benar sangat melukai hati mereka berdua.     

"Tahu apa kamu, Aaron! Kamu tak pantas memberikan penilaian pada papa. Sudah sepantasnya Nyonya Jiang mendapatkan perlakuan seperti itu. Apalagi yang kamu harapkan?" ketus Johnny Liu dalam suara datar dan wajah yang begitu dingin tanpa perasaan. Pria itu sama sekali tak bisa bersikap lebih baik ataupun lebih sopan pada Nenek Jiang.     

"Cukup, Pa! Bagaimana manapun juga, papa harus menghormati Nenek Jiang. Selain beliau lebih tua, Nenek Jiang juga nenek dari istriku, Pa!" Aaron Liu sengaja menegaskan hal itu pada ayahnya. Ia tak bisa menyaksikan Nenek Jiang diperlakukan tak hormat oleh ayahnya sendiri.     

"Hormat kamu bilang? Bagaimana aku bisa menghormati seorang wanita yang sudah membunuh ibuku? Bagaimana jika itu kamu, Aaron?" lontar Johnny Liu dengan segala amarah yang selama ini tertahan di dalam hatinya.     

Sebuah kebenaran yang cukup menggemparkan seisi ruangan. Aaron Liu dan juga Jiang Lily langsung pucat dan juga syok mendengar kenyataan pahit itu. Mereka berdua sama-sama tak ingin mempercayai apa yang baru saja didengarnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.