Menantu Pungut

Hadapi!



Hadapi!

0Aaron Liu sudah bisa menebak jika Jiang Lily tengah salah paham padanya. Tak ada niat sedikit pun untuk menyembunyikan hal apapun dari sang istri.     

"Jangan salah paham, Lily! Aku sendiri juga masih tak terlalu yakin akan hal itu. Begitu Detektif Yang melakukan penyelidikan, aku pasti akan menceritakan semua padamu." Begitulah jawaban Aaron Liu untuk membujuk istrinya agar tak berpikir macam-macam. Untung saja, Jiang Lily tak ingin memperpanjang masalah itu.     

"Baiklah. Lebih baik kamu mandi lalu makan. Aku akan menemanimu nanti. Mama dan juga nenek sudah makan tadi," ujar Jiang Lily pada suaminya.     

Meski ia masih sangat penasaran, Jiang Lily tak ingin terlalu mendesak suaminya. Ia akan menunggu begitu sabar menunggu penjelasan dari suaminya.     

Setelah beberapa lama Aaron Liu tak kunjung keluar, Nenek Jiang masuk ke kamar duluan. Tinggallah Jiang Lily yang duduk sendirian di ruang makan sembari menunggu sang suami.     

"Apakah aku terlalu lama, Lily?" cemas Aaron Liu begitu melihat istrinya termenung sendirian di sana. Ia takut jika Jiang Lily sampai jenuh setelah menunggu.     

"Tidak masalah, Aaron. Makanlah dulu! Jangan dibiasakan kamu terlambat makan seperti ini," bujuk Jiang Lily bak seorang istri yang sangat baik dan juga sangat perhatian pada suaminya.     

Meski pada kenyataannya, hubungan Jiang Lily dan juga Aaron baru saja dimulai. Sebelumnya, perempuan itu masih begitu sulit untuk menerima seorang pria yang sangat mencintainya itu.     

Ada sebuah keajaiban yang mengubah segalanya. Kehamilan Jiang Lily membuat perempuan itu awalnya terpaksa menerima Aaron Liu. Namun, berakhir dengan perasaan cinta yang semakin menggelora di dalam dadanya.     

"Terima kasih atas perhatianmu, Lily. Rasanya sangat bahagia bisa menjadi seorang suami yang seutuhnya." Aaron Liu sangat senang bisa menjadi bagian dari Jiang Lily. Ia berjanji akan menjadi seorang suami yang baik untuk istrinya.     

"Maaf. Aku pernah begitu bodoh tak mau menerima kamu sebagai seorang suami, Aaron. Rasanya aku sangat menyesal sekarang," ungkap Jiang Lily dengan segala penyesalan di dalam hati.     

"Yang terpenting sekarang kamu sudah benar-benar mencintaiku, Lily. Tak peduli apa yang terjadi di masa lalu, yang terpenting hanyalah sekarang." Aaron Liu tak ingin menambahkan beban di pundak sang istri. Ia tak rela jika Jiang Lily harus semakin menderita.     

Banyak hal yang terjadi semenjak mereka berdua menikah. Entah itu baik atau buruk, pada akhirnya Keluarga Jiang harus ikut terseret dalam kericuhan hubungan antara dirinya dan Miranda Choi.     

Sebuah rahasia yang seolah sengaja ditutupi oleh Miranda Choi, seolah menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja. Berdiam ataupun bersembunyi bukanlah sebuah solusi terbaik bagi mereka semua.     

"Sepertinya kita harus menghadapi semuanya. Jika kita terus bersembunyi, masalah ini tak akan pernah berakhir sampai kapanpun," ujar Aaron Liu setelah beberapa lama terdiam memikirkan hal itu.     

"Apakah maksudmu kita harus menghadapi segalanya mulai sekarang?" Jiang Lily hanya ingin memastikan jika sesuatu hal yang telah didengar tak salah.     

Bukan karena takut, Jiang Lily hanya ingin ceroboh dan justru menciptakan masalah baru bagi mereka. Sebagai seorang istri, ia ingin melakukan sesuatu yang baik untuk suaminya.     

"Setelah aku berpikir mengenai semua kekacauan ini, aku semakin sadar jika sebenarnya Miranda hanya ingin menyaksikan kehancuran keluargaku. Dia tak akan berhenti sebelum melihat kami benar-benar hancur." Aaron Liu begitu yakin jika Apa yang dipikirkan memanglah benar.     

"Jadi ... kamu menduga jika Miranda hanya ingin menargetkan kamu saja. Berhubung kamu menjadi suamiku, ia ikut menyeret Keluarga Jiang?" ucap Jiang Lily dengan nada bertanya.     

Perempuan itu terdiam memikirkan hal itu. Segalanya terkesan tak masuk akal baginya. Namun, hal itu sepertinya memang tak bisa dihindari lagi. Jiang Lily memilih untuk berjuang menghadapi kelicikan Miranda Choi daripada harus terus bersembunyi di sana.     

Tak peduli dengan segala resiko yang akan terjadi, Jiang Lily sudah sangat siap untuk berperang melawan perempuan itu. Ia tak rela jika keluarganya menjadi tak bisa hidup tenang karena gangguan mantan tunangan dari suaminya itu.     

"Besok pagi, kita kembali ke mansion saja. Bukankah papa juga sudah mengurus soal tuntutan itu?" tanya Jiang Lily pada seorang pria yang sejak tadi tampak sedang berpikir keras.     

"Sedang dalam proses. Semoga semuanya segera bisa diatasi." Aaron Liu sangat berharap jika semua kekacauan itu segera bisa diatasi. Ia sangat ingin sebuah kehidupan yang layak tanpa tekanan apapun. "Sebaiknya kita beristirahat. Kita bisa membicarakan hal ini pada papa besok pagi," imbuhnya.     

Malam itu, pembicaraan Aaron Liu dan juga Jiang Lily berakhir di sana. Mereka harus beristirahat setelah melewati hari-hari yang sangat berat. Akan banyak hal yang harus mereka lakukan esok hari.     

Dalam sekejap saja, hari telah berganti. Aaron Liu sudah duduk bersama dengan seluruh anggota keluarga. Mereka semua tengah menikmati beberapa hidangan untuk sarapan.     

Hingga tak berapa lama, mereka semua telah selesai sarapan. Aaron Liu sedang memikirkan sebuah cara untuk mengatakan keinginannya. Ia merasa lelah jika harus terus menghindar tanpa menghadapi segala persoalan yang seharusnya dihadapinya.     

"Aku dan Lily memutuskan untuk kembali ke mansion, Pa. Kami berdua sudah sepakat untuk menghadapi semuanya daripada terus menghindar," celetuk Aaron Liu di antara keheningan di antara mereka semua. Ia sudah yakin untuk memutuskan hal itu.     

"Apakah kalian yakin? Masalah ini bukanlah sesuatu yang kecil. Papa yakin jika ada sebuah konspirasi besar yang direncanakan oleh Miranda pada kalian berdua." Johnny Liu masih belum yakin mengenai hal itu. Tentu ia sangat mencemaskan anak dan juga menantunya.     

"Sepertinya bukan sesuatu yang buruk, Pa. Kita akan mengurus tuntutan itu secepatnya. Eryk akan datang besok untuk bertemu dengan Luis Benito. Kita juga bisa ikut menemui seorang pria yang sudah mendukung Miranda selama ini," ujar Jenny Liu pada mereka semua.     

Sebenarnya hal itu adalah sebuah kabar baik bagi mereka semua. Berharap jika pertemuan besok bisa segera mengakhiri segala pertikaian di antara kedua keluarga dengan Miranda Choi.     

Jenny Liu juga sudah tak sabar ingin melihat kebahagiaan anaknya. Ia sendiri tak menyangka jika sandiwara yang sengaja dilakukannya dengan suaminya justru membuat Aaron Liu sangat menderita.     

Sudah saatnya mereka mengungkapkan pada dunia jika Keluarga Liu memang cukup berkuasa dalam dunia bisnis yang selama ini dirahasiakan. Tak ada seorang pun yang boleh melakukan hal jahat pada mereka semua.     

"Kita bisa datang menemui mereka bersama, Ma. Bagaimana dengan Anda, Nyonya Jiang? Apakah Anda ingin tetap di sini atau kembali bersama Aaron dan cucu Anda?" tanya Johnny Liu pada wanita tua yang dulu pernah menjadi kekasih dari ayahnya.     

"Aku tidak setuju dengan rencana kalian!" tolak Nenek Jiang begitu saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.