Menantu Pungut

Rencana Pembunuhan



Rencana Pembunuhan

0Seluruh pasang mata langsung menatap ke arah Nenek Jiang. Sebuah jawaban yang cukup mengejutkan bagi mereka semua. Tak ada yang paham dengan ketidaksetujuan atas nenek dari Jiang Lily itu.     

"Apa maksud, Nenek? Mengapa tak setuju dengan rencana kami?" sahut Jiang Lily penuh keterkejutan. Ucapan neneknya itu begitu tak terduga dan berhasil membuat mereka tercengang tak percaya.     

"Mengapa kalian harus melibatkan Lily? Bukankah cucuku tengah mengandung penerus Keluarga Liu?" protes Nenek Jiang karena segala kecemasan dan juga ketakutannya.     

Menghadapi Miranda Choi tentu sangatlah berbahaya. Nenek Jiang tak ingin jika Jiang Lily terlibat langsung dalam hal itu. Ia tak ingin mengorbankan cucunya sendiri dan juga membahayakan nyawa anak di dalam perutnya.     

Johnny Liu dan juga istri saling melemparkan pandangan. Mereka berdua sangat paham mengenai kecemasan itu. Walau sebenarnya, tak ada niat bagi mereka untuk membahayakan menantunya itu.     

"Sepertinya Nenek telah salah paham. Kami sama sekali tak berniat untuk mengorbankan istri dan juga anakku. Meski kita tetap bersembunyi di sini, hal itu juga bukan sesuatu yang baik bagi kami, Nek," jelas Aaron Liu atas kesalahpahaman Nenek Jiang terhadap mereka semua.     

"Benar, Nek. Aku sendiri yang mengusulkan untuk menghadapi Miranda kali ini. Berdiam diri juga bukanlah sesuatu yang baik untuk kita," timpal Jiang Lily atas penjelasan suaminya yang baru saja.     

Mereka berdua sedang memberikan sedikit pengertian pada seorang wanita tua yang tak lain ada nenek dari Jiang Lily. Kecemasan itu sebenarnya sangat wajar. Terlebih ... hubungan mereka begitu dekat sejak kematian kedua anak dan juga menantunya itu.     

Nenek Jiang menjadi sangat bingung. Namun, ia masih saja tak rela jika Jiang Lily harus menghadapi sesuatu yang berbahaya. Rasanya tak rela jika sampai terjadi sesuatu yang buruk pada cucunya.     

"Jika Nyonya Jiang tak menyetujui hal itu ... apa rencana Anda sekarang?" tanya Johnny Liu dengan begitu sopan. Ia hanya ingin mengetahui sesuatu yang diinginkan oleh wanita tua itu.     

"Aku hanya menginginkan keselamatan Aaron dan juga Jiang Lily! Hanya mereka berdua yang aku miliki sekarang. Setelah kematian anak dan menantuku, aku sendiri yang membesarkan Lily hingga sekarang," ungkap Nenek Jiang dengan penuh kesedihan. Ia pernah merasa sangat hancur kala harus kehilangan anak dan juga menantunya.     

Sebuah jawaban yang cukup menyentuh bagi mereka semua. Johnny Liu cukup paham akan hal itu. Ia sangat tahu bagaimana Nenek Jiang merasa hancur kala harus kehilangan anak dan juga menantunya itu. Pria itu bahkan langsung memperlihatkan sebuah perubahan ekspresi yang signifikan.     

Ada sebuah kebenaran penting yang selama ini disimpan oleh Johnny Liu. Pria itu mengetahui rahasia kematian ayah dan ibu Jiang Lily beberapa tahun silam. Namun, ia memilih untuk diam dan berpura-pura tak mengetahui apapun selama ini.     

Apalagi Johnny Liu sempat menyalahkan Nenek Jiang sebagai penyebab kematian ibunya sendiri. Sebuah kejadian yang selama bertahun-tahun tak bisa dilupakannya.     

"Aku akan memastikan keselamatan mereka, Nyonya. Tak akan kubiarkan Anda kehilangan orang-orang yang dicintainya untuk kedua kalinya," ujar Johnny Liu untuk meyakinkan wanita tua itu. Ia berharap jika Nenek Jiang bisa hidup tenang dan juga menikmati masa tua dengan kebahagiaan.     

"Terima kasih, Tuan Liu. Anda benar-benar sangat baik pada keluarga kami." Nenek Jiang benar-benar tulus mengatakan hal itu. Meski sempat ada kesalahpahaman di antara mereka, setidaknya masalah itu telah terselesaikan     

Nenek Jiang sudah jauh lebih tenang sekarang. Ia tak terlalu cemas seperti sebelumnya. Wanita tua itu akan mempercayakan keselamatan mereka pada Johnny Liu dan juga istrinya. Pasangan itu pasti bisa melindungi mereka berdua.     

Setelah sarapan, mereka segera berkemas dan bersiap-siap untuk meninggalkan vila. Tak banyak barang yang mereka bawa saat itu. Untuk penjemputan kali ini, Aaron Liu sengaja meminta beberapa bodyguard dari mansion untuk menjemput mereka semua.     

Bukan karena tak percaya dengan orang-orang kepercayaan ayahnya, Aaron Liu sudah terbiasa dengan bodyguard dari Keluarga Jiang. Merekalah yang selama ini melindungi dan juga mendampinginya dalam menghadapi banyak hal.     

Begitu Aaron Liu dan juga Keluarga Jiang meninggalkan vila, Johnny Liu dan juga istrinya juga bergegas pergi dari sana. Mereka akan menuju ke sebuah hotel di mana pertemuannya dengan Luis Benito dan juga Eryk Rocco akan dilakukan.     

"Apakah kita akan ke hotel sekarang juga, Ma?" tanya Johnny Liu pada sang istri.     

"Tidak sekarang, Pa. Eryk mengatakan akan sampai sebelum malam. Kemungkinan besar di sore hari, kita tak mungkin menunggu selama itu ke hotel," jawab Jenny Liu atas pertanyaan istrinya. "Mengapa Papa langsung memperlihatkan tatapan aneh saat berbicara dengan Nyonya Jiang tadi?" tanyanya pada sang suami.     

Johnny Liu tak menyangka jika istri begitu memperhatikan dirinya. Ia sudah berusaha keras untuk menutupi hal itu. Sayangnya, sama sekali tak berhasil. Jenny Liu masih menyadari perubahan ekspresi di dalam dirinya.     

Namun, pria itu sejujurnya tak ingin mengatakan apapun pada istrinya. Kebenaran itu sudah terlalu lama dipendamnya. Jika sampai terungkap, justru akan menciptakan masalah baru bagi Keluarga Jiang.     

Jika dulu Johnny Liu sengaja merahasiakan hal itu karena kebenciannya pada Nenek Jiang, segalanya telah berubah sekarang. Ia tak lagi membenci wanita tua itu.     

"Bagaimana Mama bisa menyadari hal itu? Aku sudah berusaha untuk tak merespon berlebihan." Tak ada jawaban apapun yang dikatakan oleh Johnny Liu. Ia hanya mengatakan sesuatu yang tak berarti.     

"Kupikir jika Papa sedang merahasiakan sesuatu pada kami semua!" kesal Jenny Liu karena suaminya tak segera menjelaskan apapun pada dirinya.     

"Sebelum bukan rahasia. Itu adalah sebuah kebenaran yang selama ini kusimpan sendirian," sahut Johnny Liu penuh keraguan.     

Pria itu sangat ragu untuk mengatakan hal itu. Rasanya seperti sedang menyembunyikan sesuatu yang justru akan menjadi sangat berbahaya bagi mereka semua.     

Setelah berpikir cukup lama, Johnny Liu tak mungkin bisa menahan segala desakan dan juga kekesalan istrinya. Ia pun memutuskan untuk mengatakan kebenaran yang hampir saja terlupakan lalu hilang.     

"Kematian kedua orang tua Jiang Lily bukanlah karena sebuah kecelakaan. Itu adalah sebuah rencana pembunuhan yang telah disengaja oleh seseorang," ungkap Johnny Liu dengan begitu berat dan juga penuh tekanan.     

"Apa! Bagaimana papa bisa seyakin itu? Papa jangan membuat kegaduhan dengan hal itu!" sahut Jenny Liu setengah percaya. Namun ia sendiri juga tak terlalu yakin dengan ucapan suaminya.     

Johnny Liu terdiam, ada perasaan bersalah karena menyimpan kebenaran itu. Kala itu, ia memiliki dendam tersendiri pada Nenek Jiang. Hal itulah yang memaksanya untuk pura-pura tak mengetahui apapun.     

"Aku melihat dengan mata kepalaku saat kecelakaan itu terjadi," pungkas Johnny Liu dengan segala penyesalan di relung hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.