Menantu Pungut

Panik!



Panik!

0Malam itu, menjadi malam yang panjang bagi Jenny dan juga Johnny Liu. Mereka berdua sedikit berdebat tanpa menemukan titik terang apapun.     

Pasangan itu sama sekali tak menemukan sebuah hubungan tertentu antara Miranda Choi dan juga Keluarga Liu.     

Di sisi lain, Aaron Liu dan juga Jiang Lily akan berangkat menuju ke perusahaan. Ada beberapa hal yang harus mereka lakukan untuk membereskan segala kekacauan itu. Meski tak mudah, pasangan itu akan berusaha sebaik mungkin untuk bertahan dalam sulitnya jalan yang harus mereka lewati.     

"Apakah masih ada wartawan di depan mansion?" tanya Jiang Lily sedikit cemas. Keberadaan beberapa wartawan itu sudah sangat mengganggu dirinya. Perempuan hamil itu merasa sangat risih kala setiap gerak-geriknya diawasi oleh orang banyak.     

"Masih ada beberapa yang bertahan di depan mansion. Kita bisa langsung pergi begitu saja tak perlu menghiraukan mereka semua." Aaron Liu mencoba untuk menenangkan hati istrinya dia tak ingin Jiang Lily terlalu cemas memikirkan hal itu.     

Dengan segala keyakinan yang dimilikinya, Aaron Liu dan juga istrinya menerobos keluar dari mansion itu. Mereka berdua tak peduli kala beberapa wartawan mencoba untuk menghentikan mobilnya. Benar-benar sangat mengusik privasi mereka berdua.     

Selama perjalanan beberapa wartawan itu juga mengikutinya. Bahkan mereka juga sampai ke perusahaan JL Fashion hanya untuk mengajukan beberapa pertanyaan pada pasangan itu.     

"Tunggu sebentar, Tuan Liu. Apakah Anda berniat untuk kembali membuka perusahaan yang sudah tutup ini?" teriak salah seorang perempuan yang menjadi seorang wartawan.     

"Saat kami akan membuka kembali perusahaan ini, tentu saja kalian akan kami undang secara khusus untuk menghadiri acara besar itu," jawab Aaron Liu sebelum ia masuk ke gedung pencakar langit milik JL Fashion.     

Aaron Liu sudah mendengar jika Luis Benito akan mencabut segala tuntutannya atas JL Fashion. Namun, iya sengaja tak mengumumkan hal itu sebelum pria itu benar-benar mencabut tuntutannya. Hanya tak ingin bersikap gegabah dan juga ceroboh sehingga akan mempermalukan dirinya.     

Perempuan yang sejak tadi berdiri di sebelah Aaron Liu itu terus memandang suaminya. Jiang Lily berpikir jika pria yang ada di sisinya itu pasti akan melakukan sesuatu untuk keluarganya.     

"Apakah kamu yakin jika kita bisa membuka perusahaan lagi?" tanya Jiang Lily pada suaminya. Ia masih belum mengetahui segala hal terbaru mengenai masalah tuntutan hukum itu.     

"Tentu saja, Lily. Kamu tak perlu mencemaskan apapun. Biar aku, papa yang mama saja yang mengurus semuanya," bujuk Aaron Liu agar istrinya tak cemas yang berlebihan.     

Jiang Lily tersenyum begitu lembut, ia percaya jika suaminya akan melakukan apapun. Tak peduli dengan betapa bahagia dan juga sulitnya jalan yang harus dihadapi Aaron Liu pasti akan bertahan melewati semuanya.     

Tak berapa lama, Lee Hana datang. Kebetulan sekali perempuan itu sengaja ingin bertemu dengan mereka berdua. Ada beberapa hal yang harus ia sampaikan mengenai penjualan produk JL Fashion yang sempat menumpuk di gudang.     

"Apa kabar, Nona Lee? Bagaimana dengan pembukaan perusahaan baru itu?" tanya Jiang Lily pada seseorang yang sangat dipercaya oleh Nenek Jiang.     

"Segalanya berjalan cukup lancar, Nona Jiang. Besok pagi kami baru akan mulai melakukan penjualan baik secara online maupun offline. Kabar baiknya hampir seluruh produk yang kita miliki, telah terjual secara online," ujar Lee Hana dengan cukup bersembunyi. Ia benar-benar tak menyangka jika ide cemerlang dari Johnny Liu benar-benar sangat berhasil.     

Bukan sedang mengejar laba yang sangat besar, setidaknya mereka harus mengembalikan modal yang telah dikeluarkan. Hal itu bisa membuat JL Fashion tetap bertahan ke depannya. Meski tidak dalam waktu dekat, perusahaan itu akan tetap bertahan.     

Sebuah kabar baik dan juga sangat menggembirakan bagi mereka semua. Tak menyangka jika masalah itu segera teratasi. Mereka hanya perlu menunggu dan juga terus berusaha untuk melakukan hal yang terbaik.     

"Bagaimana jika kita ikut menyaksikan pembukaan perusahaan baru itu? Sepertinya akan sangat menyenangkan menyaksikan kita bisa menjual seluruh produk yang sudah beberapa lama hanya tertimbun di gudang," ajak Aaron Liu agar istrinya mau ikut bersamanya untuk melihat sendiri produk mereka terjual habis.     

"Benar, Nona Jiang. Hanya membutuhkan perjalanan sebentar saja. Anggap saja Anda sedang jalan-jalan bersama Presdir." Lee Hana sama sekali tak keberatan akan hal itu. Ia sudah tak berniat untuk merebut Aaron Liu dari istrinya yang sah.     

Sejak kehamilan Jiang Lily, Lee Hana benar-benar berusaha keras untuk menahan dirinya. Ia tak ingin membuat hubungan mereka hancur karena dirinya. Walau bagaimanapun, sebentar lagi pasangan itu akan memiliki seorang anak yang akan menjadi pewaris tunggal kedua keluarga.     

Jiang Lily tampak sangat bingung untuk memutuskan hal itu. Ia hanya tak ingin membuat masalah bagi suaminya. Namun sesungguhnya, perempuan itu selalu ingin bersama suaminya.     

"Baiklah! Apakah kita akan berangkat hari ini?" tanya Jiang Lily dengan wajah tak sabar.     

"Jika anda mau, kita bisa berangkat sore ini atau besok pagi. Semua tergantung Anda, Nona," jawab Lee Hana begitu ramah. Ia ikut bahagia menyaksikan pasangan itu bisa saling menerima satu sama lain.     

Pasangan itu justru saling melemparkan tatapan satu sama lain. Mereka berdua sangat antusias untuk membantu Lee Hana dalam proses pembukaan perusahaan baru yang bertujuan untuk menjual produk mereka.     

Setelah berpikir beberapa lama, Jiang Lily akhirnya memiliki jawabannya sendiri. Ia benar-benar sudah tak sabar untuk segera berangkat saat itu juga.     

"Apakah kita bisa berangkat sekarang juga, Nona Lee? Apakah Anda bisa membantu untuk itu?" desak Jiang Lily agar mereka bertiga bisa berangkat saat itu juga.     

"Tunggu sebentar, Nona Jiang! Saya akan menghubungi beberapa orang yang mengurus keberangkatan kita." Lee Hana pun pergi dari sana. Ia harus melakukan beberapa hal untuk memeriksa apakah mereka bisa berangkat saat itu juga.     

Setelah beberapa lama, Lee Hana kembali dengan wajah berseri. Perempuan itu tersenyum penuh arti sebelum akhirnya membuka suara.     

"Kita bisa berangkat sekarang juga. Sebaiknya kita bersiap-siap lalu menuju ke bandara," bujuk Lee Hana agar mereka semua bergegas menyiapkan beberapa barang sebelum menuju ke bandara.     

"Terima kasih, Nona Lee," ucap Jiang Lily begitu tulus.     

Mereka pun keluar menuju ke pintu utama. Namun, ada beberapa wartawan yang seolah sengaja ingin menunggu mereka semua. Beberapa orang terlihat begitu menyeramkan dan terlihat ingin memangsa mereka semua.     

Jiang Lily merasa takut dengan hal itu. Ia benar-benar tak nyaman dengan keberadaan mereka semua.     

"Bagaimana penjelasan Anda mengenai tuntutan hukum yang diajukan untuk JL Fashion, Nona Jiang?" seru salah seorang wartawan pada Jiang Lily.     

Mereka semua langsung mengerumuni Jiang Lily seketika itu juga. Ia menjadi sangat panik dan juga takut. Perempuan itu langsung mencengkeram erat lengan suaminya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.