Menantu Pungut

Bertamu Terlalu Pagi



Bertamu Terlalu Pagi

0Jenny Liu tampak tak baik-baik saja sejak kedatangan Miranda ke rumahnya. Seolah ada sebuah tekanan tersendiri sejak kemunculan sosok perempuan yang memang tengah berusaha untuk menghancurkan keluarganya.     

"Apa yang sedang Mama pikirkan? Apakah masih soal Miranda?" tanya Johnny Liu yang kebetulan melihat istrinya termenung sendirian di dalam kamar. Entah mengapa, rasanya cukup membebani hatinya.     

"Apalagi ya bisa kupikirkan, Pa? Miranda benar-benar telah membuat kita semua sangat bingung dan juga begitu cemas." Jenny Liu tak bisa berpura-pura tak peduli atas segala ucapan dari perempuan itu.     

Johnny Liu ikut duduk di samping istrinya. Pria itu bisa melihat segala kecemasan dan juga ketakutan dari Jenny Liu pada masalah itu. Mereka harus segera mengungkapkan sebuah kebenaran yang sengaja ditutupi oleh perempuan itu.     

Hanya saja ... ada sesuatu yang cukup mencurigakan bagi Johnny Liu. Ia berpikir jika Miranda Choi terlalu tenang dan tak takut sama sekali pada keluarganya. Perempuan itu justru begitu peduli pada seorang pria yang selama ini berbisnis dengan Liu Cosmetic.     

"Apa sebenarnya hubungan mereka berdua? Perempuan itu terlihat sangat melindungi Luis Benito," ucap Johnny Liu sembari terus memikirkan mengenai hubungan mereka.     

"Seharusnya itu bukanlah hubungan biasa antara seorang paman dengan keponakannya," tebak seorang wanita yang mulai ikut terusik dengan keberadaan mantan tunangan anaknya sendiri.     

"Untuk sementara, kita hanya bisa menunggu sembari terus mencari tahu mengenai latar belakang keluarga dari Miranda Choi. Bagaimanapun caranya, kita harus menemukan kebenaran itu." Johnny Liu tak mungkin hanya berdiam saja di dalam rumahnya sembari menunggu Detektif Yang datang dan mengungkapkan kebenaran itu.     

Situasi rumah menjadi terlalu menegangkan. Banyak kecemasan yang harus ditanggung oleh mereka semua. Bisa dibilang jika Miranda Choi telah berhasil mengacaukan Keluarga Liu.     

Hal itu tergolong cukup hebat dan juga sangat tepat sasaran. Perempuan itu cukup mengagumkan dan juga tak mengenal rasa takut terhadap siapapun. Bagaimana tidak? Sosok Johnny Liu yang selama ini begitu tegas saja, menjadi tak berdaya di hadapan perempuan itu.     

Seolah Miranda Choi benar-benar memberikan pengaruh hebat bagi kerajaan bisnis Keluarga Liu. Akan lebih baik jika mereka segera mengetahui kebenaran itu.     

Di sisi lain, Aaron Liu dan juga Jiang Lily masih berada di sebuah kursi yang ada di ruang keluarga. Awalnya mereka berdua akan pulang ke mansion milik Keluarga Jiang. Namun, kedatangan Miranda Choi benar-benar membuat suasana hati menjadi sangat buruk.     

Jiang Lily juga menjadi tak nyaman dan juga merasa tak aman atas tindakan sangat berani dari Miranda Choi. Ia merasa jika mantan tunangan dari suaminya itu telah memegang sebuah kartu as yang bisa dipakainya untuk mendesak Keluarga Liu.     

Pertarungan yang sebenarnya telah dimulai. Bukan sebuah pertaruhan nyawa di medan perang. Namun, pergolakan batin yang cukup besar dan juga sangat menyesakkan bagi mereka semua.     

"Apa yang kamu pikirkan mengenai masalah ini, Lily? Apa yang sebenarnya dimiliki oleh Miranda hingga ia sangat yakin terhadap dirinya sendiri?" tanya Aaron Liu pada istrinya. Ia ingin mendengar pendapat dari sosok perempuan yang juga ikut terlibat dalam kerumitan itu.     

"Kupikir jika Miranda memiliki sebuah kartu as yang akan dipakai untuk menghancurkan kita. Sayangnya, aku sendiri tak yakin apa yang sebenarnya dipegang oleh perempuan licik itu," jawab Jiang Lily sesuai dengan pemikirannya sendiri.     

"Kartu as? Kira-kira sesuatu yang seperti apa, Lily. Selama ini Miranda tak terlalu dekat dengan keluargaku. Bahkan mereka hanya bertemu beberapa kali selama menjadi tunanganku." Aaron Liu mencoba untuk memikirkan hal itu. Ia sendiri juga tak paham dengan rencana dari mantan tunangannya itu.     

Jiang Lily mencoba untuk memikirkan hal itu. Ada banyak kemungkinan yang mungkin bisa terjadi. Entah itu hal baik atau hal buruk, tentunya alasan itu bisa menjadi sebuah pedang bermata dua bagi Keluarga Liu.     

Mereka semua harus selalu waspada dan juga berjaga-jaga, jika bom waktu itu akan meledak kapan saja. Hari di mana tiba saatnya, mereka akan menemukan sebuah kenyataan yang begitu pahit dan bisa saja sangat menyakitkan.     

"Mungkinkah itu adalah salah satu kelemahan dari keluarga kita? Apakah kamu juga berpikiran yang sama denganku, Lily?" sahut Aaron Liu tak sabaran. Ia ingin mendengar segala pemikiran dari istrinya itu.     

"Bukan keluarga kita, lebih tepatnya adalah Keluarga Liu. Miranda terlihat benar-benar sangat membenci keluarga ini. Kupikir hal itu bukanlah masalah kecil, kita tetap harus berhati-hati dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi." Jiang Lily hanya bisa memberikan sedikit saran pada suaminya. Ia sendiri tak menginginkan hal buruk terjadi pada keluarganya.     

Aaron Liu sangat setuju dengan pemikiran istrinya. Ia harus mempersiapkan segala kemungkinan buruk atas rencana licik dari Miranda Choi. Berharap jika tak ada sesuatu hal yang bisa membuat keluarganya menjadi hancur berantakan.     

Meski segalanya tak akan mudah, setidaknya mereka harus berusaha sampai titik darah penghabisan. Miranda Choi memang tampak sangat kuat dan juga tak terkalahkan. Namun, iya sangat yakin jika perempuan itu pasti memiliki sebuah kelemahan yang tak mungkin bisa di atasinya sendirian.     

Setelah meminjam cukup lama, Aaron Liu akhirnya memutuskan untuk kembali ke mansion Keluarga Jiang. Ia tak ingin membuat Nenek Jiang sendirian di sana. Selain itu, masih Ada banyak hal yang harus dilakukannya.     

Meski awalnya Jenny Liu melarang mereka untuk pergi, wanita itu tetap harus merelakan anak dan juga menantu kembali ke mansion. Ia sendiri juga tak tega jika Nenek Jiang tinggal sendirian di sana.     

"Sepertinya Mama tak ingin melepaskan kita untuk kembali ke mansion," ucap Aaron Liu yang kebetulan sudah duduk di dalam mobil bersama istrinya.     

"Sejak awal, Mama ingin agar kita tinggal bersama di sana. Sayangnya, nenek tak mau tinggal bersama di Keluarga Liu. Entahlah alasan apa yang sebenarnya sangat membebani nenekku." Jiang Lily sendiri juga sangat penasaran dengan alasan wanita tua yang selama ini begitu menyayanginya yang segala kasih sayang dan juga perhatian yang berlimpah.     

"Jika sangat penasaran, kita bisa menanyakan hal itu nanti secara langsung pada nenek," sahut Aaron Liu sembari mengulum senyuman penuh arti pada sang istri.     

Mobil melaju cukup kencang membelah jalanan kota. Hingga tak berapa lama, mereka berdua telah sampai di mansion Keluarga Jiang.     

Baru saja keluar dari mobil, mereka melihat sebuah mobil terparkir di depan. Hal itu cukup menarik perhatian bagi mereka berdua.     

"Siapa yang tengah pertama di rumah kita?" tanya Jiang Lily tanpa mengalihkan pandangan dari sebuah mobil mewah berwarna hitam yang terparkir di halaman rumahnya.     

Baik Aaron Liu dan juga Jiang Lily merasa tak tenang dengan seseorang yang bertamu di mansion Keluarga Jiang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.