Menantu Pungut

Ancaman Lagi?



Ancaman Lagi?

0"Ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan Anda, Nyonya Liu," ucap Miranda Choi pada seorang wanita yang dulu hampir saja menjadi ibu mertuanya.     

Jenny Liu mengisyaratkan agar Miranda Choi duduk di kursi ruang tamu. Ia tak akan begitu kejam membiarkan perempuan hamil itu hanya berdiri saja di sana. Bagaimanapun juga, istri dari Johnny Liu itu masih memiliki belas kasihan.     

Kedua wanita itu saling melemparkan tatapan tajam penuh arti. Mereka berdua masih belum memulai pembicaraan serius di antara Miranda Choi dan juga Jenny Liu     

Setelah menunggu beberapa saat, mantan tunangan dari Aaron Liu itu akhirnya membuka suara. Perempuan itu tampak tengah menahan emosi atas situasi yang sama sekali tak menguntungkannya.     

"Mengapa Keluarga Liu harus melibatkan Paman Benito? Urusan kalian adalah denganku!" tegas Miranda Choi dalam satu tarikan nafas. "Apakah orang kaya memiliki hobi untuk mempermainkan manusia lain," sindirnya.     

"Mengapa Luis Benito harus menyembunyikan latar belakang keluargamu? Apakah ada sesuatu hal yang sengaja kalian sembunyikan?" Bukannya menjawab Miranda Choi, Jenny Liu justru melemparkan dua pertanyaan balasan.     

Miranda Choi tersenyum sengit mendengar pertanyaan itu. Ia tak menduga jika Keluarga Liu mencari-cari masalah karena alasan itu.     

Sayangnya, perempuan hamil itu masih belum ingin mengatakan kebenaran apapun. Ia datang hanya untuk memperingatkan Keluarga Liu agar tak melibatkan Luis Benito. Miranda Choi sudah sangat siap untuk menghadapi resiko apapun.     

Meski sebenarnya Miranda Choi sangat sadar jika perbuatannya itu bisa saja menjadi sangat berbahaya baginya. Namun, segala perasaan di dalam hatinya telah hancur. Ia tak peduli lagi akan dirinya sendiri.     

"Mengapa Keluarga Liu begitu penasaran? Apakah ada sebuah kesalahan fatal yang telah kalian lakukan?" Perempuan itu kembali menatap wanita yang sudah tak muda lagi namun masih sangat cantik.     

"Jangan berbicara sembarangan, Miranda! Aku sama sekali tak terpengaruh oleh segala bualan itu!" Jenny Liu tak mungkin percaya begitu saja.     

"Jika Anda menghancurkan keluargaku, aku pasti aku menghancurkan keluarga ini. Tentu ini akan sepadan!" tegas Miranda Choi sangat menyakinkan. Ia sama sekali tak peduli atas segala resiko apapun.     

Jenny Liu cukup terkejut menyaksikan keberanian Miranda. Tak menyangka jika mantan tunangan dari anaknya bisa sangat berani dengan datang sendirian ke sana. Bahkan melemparkan ancaman secara langsung pada istri dari pemilik Liu Corporation.     

"Apakah kamu sedang mengancam aku?" sahut Jenny Liu dengan ekspresi wajah yang tak senang.     

"Anggap saja aku sedang mengancam kalian semua." Miranda Choi mengatakan hal itu dengan begitu angkuh. Seolah seluruh dunia bisa dikuasainya. Segala keberanian itu tentu saja tertanam sejak dia masih kecil.     

"Dasar! Kamu tak akan bisa melawan kami!" tegas Jenny Liu atas gertakan dari Miranda Choi. Wanita itu sama sekali tak takut atas segala tindakan berbahaya dari mantan tunangan Aaron Liu.     

Miranda Choi lalu bangkit dari duduknya, ia pun. Berjalan ke artempatah pintu untuk meninggalkan rumah itu. Meski terkesan tak sopan, Miranda Choi langsung pergi begitu saja.     

Hal itu membuat Jenny Liu harus sampai menggelengkan kepala. Rasanya masih tak percaya jika Miranda bisa begitu arogan terhadapnya. Ia juga menjadi sangat penasaran akan sebuah alasan yang menjadikan Miranda Choi.     

Dari jendela kaca di rumahnya, Jenny Liu memperhatikan kepergian perempuan itu. Terlihat sangat jelas jika dia pergi bersama dengan seorang pria yang dulunya adalah sahabat Aaron Liu.     

"Minghao? Bagaimana kamu bisa menikahi perempuan itu?" gumam Jenny Liu penuh keprihatinan. Seolah ia tak rela kalau sahabat anaknya mendapatkan seorang istri yang tak baik.     

Sebuah situasi yang sangat disayangkan. Namun, segalanya tak mungkin lagi diperbaiki. Bukan hanya hubungan Aaron Liu dan Miranda Choi saja yang hanya. Persahabatannya dengan Su Minghao juga telah hancur tak bersisa.     

"Di mana Tuan sekarang?" tanya Jenny Liu yang kebetulan tak sempat melihat kepergian dari suami.     

"Tuan Liu berangkat dengan pakaian sangat rapih. Sepertinya Tuan akan menemui seseorang yang sangat penting," jelas seorang pelayan yang kebetulan sempat melihat Johnny Liu berangkat bersama dua bodyguard.     

Jenny Liu menduga jika suaminya sedang menemui salah seorang kenalannya. Tentu saja orang penting yang memiliki sebuah posisi tinggi dalam sebuah instansi.     

Tak ingin terus penasaran, wanita itu akhirnya memutuskan untuk menghubungi suaminya. Sayang sekali, Johnny Liu tak menerima beberapa panggilan itu.     

Setelah berpikir beberapa saat, Jenny Liu akhirnya memutuskan untuk menemui Aaron Liu. Dia harus mengatakan jika Miranda Choi sengaja datang ke rumah mereka.     

Bisa ditebak jika kedatangan Miranda Choi tadi karena bisnis Luis Benito sedang bermasalah. Tentu saja hal itu karena pemutusan kerjasama sama dengan Liu Cosmetic. Itu baru sebuah peringatan untuk pria itu, Jenny Liu bisa saja melakukan sesuatu yang jauh lebih kejam.     

"Antar aku ke mansion Keluarga Jiang!" perintah Jenny Liu pada seorang supir di rumahnya.     

"Baik, Nyonya," sahut si supir.     

Semua supir yang bekerja untuk Keluarga Liu tentu bukanlah orang biasa. Mereka semua sudah terlatih untuk merangkap sebagai seorang pengawal.     

Sebuah tanggung jawab yang besar namun dengan bayaran cukup tinggi. Hanya orang-orang terpilih saja yang bisa bekerja untuk Keluarga Liu. Mereka harus melewati seleksi ketat dan tentunya sangat sulit.     

Tak berapa lama, mobil sudah berhenti di mansion mewah milik Keluarga Jiang. Terlihat suasana tak terlalu ramai. Hanya ada beberapa orang yang berjaga di sekitar mansion.     

"Mama!" teriak Jiang Lily saat melihat ibu mertuanya sudah berada di halaman depan mansion.     

"Apakah kalian mau pergi?" tanya Jenny Liu pada Jiang Lily yang tampak akan meninggalkan rumah.     

"Cuma membeli beberapa barang di supermarket dekat rumah. Sebaiknya Mama masuk dulu. Nenek ada di dalam." Jiang Lily menarik lembut tangan ibu mertuanya. Setidak-tidaknya, ia sudah mempersilakan ibu mertuanya untuk masuk ke dalam. Bukan meninggalkannya begitu saja.     

Benar apa yang dikatakan oleh Jiang Lily. Nenek Jiang tengah duduk bersantai di ruang tengah. Wanita tua itu terlihat sedang memperhatikan layar monitor di atas meja.     

Saking seriusnya, Nenek Jiang tak sadar jika ada seorang tamu kehormatan yang sudah berada di rumahnya. Jenny Liu hanya tersenyum tipis memperhatikan sosok wanita hebat ya sudah berjuang untuk merawat dan juga membesarkan Jiang Lily.     

"Apakah Anda sedang sibuk, Nyonya Jiang? Sepertinya saya datang di waktu yang kurang tepat," ucap Jenny Liu dengan sedikit sungkan.     

"Silahkan duduk, Nyonya Liu. Mohon maaf, saya terlalu fokus hingga tak menyadari Anda sudah berada di sini," sesak Nenek Jiang pada wanita cantik yang kemungkinan besar seumuran dengan anaknya. Itupun kalau anak perempuannya itu masih hidup.     

Jenny Liu melihat sekilas ke layar monitor. Sepertinya itu adalah sebuah rekaman kamera pengawas di pabrik yang telah terbakar. 'Apakah Aaron sama sekali belum mengatakan apapun?' batinnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.