Menantu Pungut

Pertikaian Tak Berujung



Pertikaian Tak Berujung

0Miranda Choi sedikit terkejut melihat kedatangan Aaron Liu dan juga istrinya. Segalanya benar-benar sangat kebetulan dan tanpa dugaan.     

"Apakah kamu pikir aku tak pantas berada di sini, Aaron?" ketus Miranda Choi begitu melihat pria itu tak suka dengan keberadaannya.     

"Bagus! Jika kamu menyadari hal itu. Tak seharusnya kamu berada di sini. Lebih tepatnya, kamu tak pantas lagi di rumah ini!" cibir Aaron Liu dengan nada tak senang. Dia benar-benar tak menyukai keberadaan Miranda Choi di rumah keluarganya.     

Perempuan hamil besar itu justru terkekeh geli. Ia tak tahan menyaksikan kekesalan Aaron Liu di sana. Miranda sama sekali tak menyangka jika mantan tunangannya itu akan begitu geram dengan keberadaannya.     

Tentu saja tak berlebihan jika Miranda Choi berada di sana. Apalagi Jenny Liu sengaja mengundangnya untuk masuk dan menikmati secangkir teh bersama.     

"Apakah kamu sengaja datang untuk membalaskan dendam atas mamamu, Clara Torne?" celetuk Aaron Liu di hadapan ketiga wanita yang saling melemparkan tatapan tajam satu sama lain.     

"Apa!" Miranda Choi sangat terkejut. Seperti dugaannya, mereka semua sudah mengetahui latar belakang dirinya.     

"Jika dulu mamamu yang sudah berselingkuh dari papa, mengapa justru kamu yang berupa untuk membalas dendam pada keluarga kami? Clara Torne yang memiliki hubungan dengan pria lain?" Aaron Liu sengaja mengatakan hal itu untuk membuka mata Miranda Choi agar tak terus menyalahkan dirinya.     

Selain itu, dia sama sekali tak ingin membuat Jiang Lily terseret dalam rumitnya hubungan di antara mereka. Aaron Liu hanya sedang mengupayakan hal terbaik bagi istri dan juga calon anaknya.     

Sebuah tuduhan yang tak main-main. Miranda Choi merasa baru saja tertampar keras atas perkataan Aaron Liu. Ia hanya berpikir jika pernikahan kedua orang tuanya telah hancur dan keluarga Liu justru hidup bahagia di atas segala penderitaannya.     

"Apa maksudmu, Aaron? Bukankah papa mu yang sudah jelas-jelas menikahi Nyonya Liu? Di mana letak kesalahan mamaku?" teriak Miranda Choi tak terima atas sebuah tuduhan yang baru saja dilemparkan untuk sang ibu.     

"Tak perlu munafik di sini, Miranda! Kamu hanya sangat iri karena keluarga kami jauh lebih bahagia daripada kamu yang harus menjadi seorang anak angkat dari keluarga Choi!" sindir Aaron Liu pada mantan tunangannya.     

"Cukup! Apakah kalian sudah mengetahui semua kebenarannya? Mamaku tak pernah melakukan hal gila seperti itu. Aku tahu jika kalian sengaja ingin membingungkan aku!" elak Miranda Choi atas segala tuduhan yang dilemparkan oleh Aaron Liu.     

Jenny Liu mulai melihat jika Miranda Choi semakin emosional. Ia pun mendekati anak laki-lakinya dan berusaha untuk menghentikan perdebatan mereka.     

Tentu saja tak baik jika pertengkaran itu terus berlanjut. Mereka bisa saja saling menyerang dan juga saling menyakiti satu sama lain.     

"Cukup, Aaron! Mama yang sengaja mengundang Miranda di sini. Sangat tak sopan jika kamu memperlakukannya seperti itu," peringat Jenny Liu pada anaknya. Ia tak ingin jika kemarahan mereka semakin tak terkendali.     

"Apakah Mama sedang membela perempuan itu? Apakah mama telah lupa, apa saja yang telah dilakukan oleh Miranda kepadaku?" kesal Aaron Liu karena merasa jika ibunya lebih membela mantan tunangannya itu.     

Hal itu tentu saja tak benar. Jenny Liu hanya tak ingin jika pertengkaran mereka berlanjut dan justru akan menciptakan masalah baru dalam hubungan mereka.     

Sebagai seorang ibu, dia menginginkan hal terbaik terjadi pada anak-anaknya. Rasanya sangat menyedihkan jika harus menanggung dendam tanpa ujung. Jenny Liu berharap jika hubungan mereka bisa berubah lebih baik.     

"Semua yang kulakukan padamu, memang pantas untukmu. Kamu harus menanggung segala sikap buruk yang pernah dilakukan oleh papamu sendiri. Bukankah itu cukup adil?" ucap Miranda Choi tanpa rasa bersalah sedikit pun. Seakan perempuan itu sama sekali tak pernah menyesali semua yang telah dia lakukan selama ini.     

"Kamu benar-benar gila, Miranda! Apakah kamu tak memiliki hati nurani? Bagaimana kamu bisa mengatakan semua itu dengan begitu mudahnya?" celetuk Jiang Lily yang semakin tak tahan mendengar pembicaraan itu.     

Miranda Choi justru tertawa tanpa dosa di hadapan mereka. Ia benar-benar ingin menertawakan kekesalan dari pasangan suami istri itu.     

Tak peduli dengan hal apapun, Miranda Choi hanya ingin menyaksikan kehancuran pada Keluarga Liu. Entah bagaimanapun caranya, ia harus bisa memberikan pembalasan setimpal bagi mereka.     

"Ini belum seberapa, aku akan memberikan balasan setimpal atas segala kekejian Johnny Liu pada mamaku!" ancam Miranda Choi tanpa rasa takut sedikit pun. Perempuan itu sama sekali tak mencemaskan keselamatannya.     

"Hentikan, Miranda! Apa yang kamu lakukan di sini?" Su Minghao datang dan langsung berlari menghampiri istrinya. Ia yakin jika Miranda Choi telah membuat kekacauan di rumah itu.     

Rasanya sangat memalukan bagi Su Minghao. Orang akan berpikir jika dia tak bisa mengendalikan istrinya sendiri. Selama ini dia terlalu sibuk sehingga tak bisa mengawasi segala kelakuan dari Miranda Choi.     

"Bawa istri mau pergi dari sini, Minghao! Aku sangat muak melihatnya!" ketus Aaron Liu pada seorang perempuan yang dulunya sangat ia cintai. Namun, Miranda Choi justru menorehkan sebuah luka yang begitu dalam di dalam hatinya.     

"Maaf, Aaron! Aku tak tahu jika Miranda datang ke sini." Kebetulan sekali, Su Minghao akan berangkat ke kantor. Tanpa sengaja ia melihat istrinya berada di halaman depan rumah Keluarga Liu.     

Pria itu langsung cemas dan bergegas turun dari mobil. Seperti dugaannya, Su Minghao mendengar istrinya melemparkan ancaman pada Keluarga Liu. Hal itu benar-benar sangat memalukan, dan juga berujung dengan sebuah tindakan kejahatan.     

Miranda Choi menatap suaminya, ia tak paham mengapa Su Minghao selalu saja bersikap begitu baik. Hal itu sangat jauh berbeda dari dirinya.     

"Sudahlah, Minghao! Jangan mencampuri urusanku! Pergilah dan urus saja urusanmu sendiri!" usir Miranda Choi pada suaminya.     

"Kita harus pulang sekarang juga. Jangan membuat kekacauan di sini! Jangan sampai orang-orang memperhatikan kita dan juga mempermalukan dirimu sendiri?" Su Minghao berusaha untuk menarik tangan istrinya. Dia harus bisa membuat Miranda Choi Segera pergi dari sana.     

"Lepaskan aku, Minghao! Kamu tak berhak memaksa aku!" protes Miranda Choi sembari terus berusaha untuk melepaskan diri dari cengkeraman suaminya.     

Tanpa membuang waktu, Su Minghao langsung membawa Miranda dalam gendongannya. Ia harus bisa membawa istrinya untuk pergi dari sana.     

"Brengsek! Lepaskan aku!" Miranda Choi terus memukul bahu suaminya. Ia masih belum puas untuk melemparkan ancaman dan juga gertakan pada Keluarga Liu.     

Dari jendela kaca di rumahnya, Johnny Liu menyaksikan pertengkaran mereka. Dia merasa ada yang aneh di sana. Sebuah perasaan muncul di dalam hatinya. Tiba-tiba dia terpikirkan oleh seorang wanita yang dulu telah mengkhianatinya itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.