Menantu Pungut

Siapa Miranda?



Siapa Miranda?

0'Clara! Apa yang sebenarnya terjadi denganmu? Mengapa anak perempuanmu begitu membenci keluargaku? Apakah kamu sengaja menghasut Miranda?' Banyak pertanyaan tiba-tiba muncul di dalam hati Johnny Liu.     

Pria itu sangat mengingat setiap detail kejadian itu. Bagaimana pengkhianatan itu menghancurkan hubungannya dengan Clara Torne, Johnny Liu mengingat sangat jelas.     

Rasanya sakit dan setiap goresan luka yang ditorehkan, telah membekas begitu dalam. Hingga Jenny Liu hadir dengan segenggam cinta tulus di dalam hatinya. Mereka akhirnya memutuskan untuk memulai sebuah hubungan serius setelah pria itu bercerai dengan mantan istrinya.     

"Apa yang Papa lakukan di dekat jendela?" Tiba-tiba Jenny Liu sudah masuk ke dalam rumah mewah itu dan menyaksikan suaminya terdiam tanpa bergerak sedikit pun. "Pa! Apakah Papa sedang melamun?" panggilnya lagi.     

Sayangnya, Johnny Liu masih saja tak menyadari keberadaan istrinya. Pria itu juga sama sekali tak mendengar panggilan istrinya. Hingga sebuah tepukan lembut mendarat di bahunya.     

Pria itu sangat terkejut dan langsung membalikkan badan. Johnny Liu memandang istrinya dalam ekspresi cukup kaget. Ia tak menyangka jika Jenny Liu sudah berdiri sangat dekat dengannya.     

"Apa yang Papa pikirkan? Mengapa sampai tak menyadari saat aku memanggil Papa?" tanya Jenny Liu sangat cemas. Ia berpikir jika suaminya sedang tak baik-baik saja. Hal itu sangat mengkhawatirkan dan membuat wanita itu berpikir macam-macam.     

"Papa hanya sedang berpikir saja. Apa yang sudah terjadi dengan Clara Torne? Mengapa anaknya itu bisa begitu membenci keluarga kita?" Beberapa pertanyaan justru dijawab dengan pertanyaan juga. Johnny Liu sendiri juga cukup penasaran akan segala yang sudah terjadi di masa lalu.     

"Apakah Papa menyesal telah bercerai dengannya?" Jenny Liu hanya ingin mendengar jawaban dari suaminya saja.     

Wanita itu melihat ada sesuatu yang begitu meresahkan suaminya. Jenny Liu cemas jika ternyata pria itu menyesal telah menikahinya. Meski pemikiran itu sedikit konyol, tetap saja ada kekhawatiran tersendiri di dalam lubuk hatinya.     

Sedangkan Johnny Liu ... dibuat sangat terkejut dengan pertanyaan itu. Ia sama sekali tak pernah menyesali perceraiannya dengan Clara. Hanya ada sebuah perasaan aneh yang tiba-tiba muncul di relung hati terdalam. Dan itu bukanlah sebuah penyesalan atas hubungannya dengan Jenny Liu.     

"Mengapa Mama berpikir seperti itu? Di saat aku kehilangan segalanya, hanya Mama yang selalu bersamaku. Tak ada orang lain yang lebih berharga dari istriku sendiri!" tegas Johnny Liu begitu menyakinkan dan tanpa keraguan sedikit pun.     

"Aku merasa jika Papa tengah mencemaskan sesuatu," sahut seorang wanita yang begitu gelisah menyaksikan kecemasan Johnny Liu yang sedikit berlebihan.     

"Saat masih muda, aku begitu bodoh hingga tak bisa melihat ketulusanmu, Ma. Hingga mamaku tewas bunuh diri, aku sangat murka dan meninggalkan papaku tanpa meminta penjelasan apapun. Aku membangun bisnis hingga berhasil dan akhirnya menikahi Clara. Dan Mama tahu sendiri apa yang terjadi selanjutnya .... " Johnny Liu tak mau melanjutkan ceritanya. Seorang wanita yang menjadi istrinya itu sangat mengetahui kisah pahit di dalam hidupnya.     

Jenny Liu tentu sangat mengingat segala penderitaan dan juga rasa sakit dari Johnny Liu kala itu. Sebagai seseorang yang cukup dekat dengan keluarganya, hubungan mereka juga tergolong akrab.     

Sebuah penyesalan yang tak akan pernah dirubahnya. Ibarat nasi telah menjadi bubur, seperti itulah penyesalan Johnny Liu atas segala kebodohannya.     

"Sudahlah, Pa. Kita sudah memutuskan untuk melupakan masa lalu. Mari kita jalani hidup ini dengan lebih baik. Jangan sampai Aaron Liu dan juga Jiang Lily mengetahui perdebatan ini," ujar Jenny Liu pada suaminya.     

"Jujur saja, Ma. Keberadaan Miranda benar-benar sangat mengusik hatiku," ungkap pria itu tanpa menutupi apapun. Johnny Liu tak akan pernah membohongi sosok wanita yang telah bersamanya selama ini.     

Jenny Liu bisa melihat kejujuran dari suaminya. Ia tak ingin menambah rumit segala persoalan yang tak kunjung selesai. Wanita itu harus bisa menahan diri untuk tak memperpanjang masalah itu.     

Terlebih ... Jenny Liu tak ingin jika sampai Aaron Liu dan juga istrinya menyaksikan hal itu. Beruntung! Pembicaraan itu telah usai. Di waktu yang hampir bersamaan, anak kesayangannya itu juga menyusul masuk ke dalam.     

Aaron Liu melemparkan tatapan penuh kecurigaan pada ayah dan ibunya. Ia melihat ada sesuatu yang seolah sangat mengganggu mereka berdua.     

"Apakah ada masalah serius antara Papa dan Mama? Mengapa wanita kalian begitu serius?" tanya Aaron Liu sangat penasaran.     

Jiang Lily juga bisa melihat ketegangan di antara aya dan ibu mertuanya. Ia menduga jika tengah terjadi persoalan serius di antara mereka.     

"Apakah kedatangan kami mengganggu, Ma? Jika memang benar, kami akan pulang sekarang," ujar Jiang Lily karena merasa tak nyaman harus berada di sebuah situasi yang cukup sulit bagi mereka.     

"Apa yang kamu katakan, Lily? Kami berdua hanya membicarakan kedatangan Miranda yang seperti yang kamu lihat tadi. Tentu saja mama sangat senang dengan kedatangan kalian berdua," jelas Jenny Liu tak ingin ada kesalahpahaman di antara mereka semua.     

"Mengapa Miranda tiba-tiba di sini, Ma? Apakah dia ingin berulah lagi?" tanya Aaron Liu sangat penasaran.     

Jenny Liu terlihat ragu untuk menjawab pertanyaan anaknya. Namun, ia tak ingin mengatakan kebohongan apapun. Akan lebih baik jika mengatakan yang sebenarnya.     

"Mama sempat melihat Miranda berdiri di depan gerbang rumah kita. Jadi aku mengajaknya masuk ke dalam untuk minum teh. Tidak tahunya dia justru semakin berulah," terang seorang wanita yang telah mengundang masuk mantan tunangan dari anaknya sendiri.     

"Lain kali, Mama harus berhati-hati. Aku cemas jika Miranda akan melakukan kegilaan yang semakin tak masuk akal," bujuk Aaron Liu pada ibunya.     

Walau bagaimanapun, Aaron Liu tak ingin jika ibunya sampai berada dalam bahaya. Miranda Choi bisa saja melakukan sesuatu hal yang sangat gila tak di luar nalar.     

Bukan karena takut, mereka hanya perlu mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi. Apalagi jika hal itu berhubungan dengan keselamatan keluarganya.     

"Papa akan pergi ke kantor sebentar. Ada beberapa hal yang harus diurus." Johnny Liu beranjak ke arah pintu utama. Dia berniat untuk berjalan menuju ke mobilnya. "Oh iya, Aaron! Kamu urus masalah investasi WM Fashion. Sepertinya mereka tak bisa mengembalikan uang itu," lanjutnya sebelum benar-benar keluar dari rumah itu.     

"Apakah kamu akan mengambil alih WM Fashion, Aaron?" tanya Jiang Lily sangat penasaran. Ia tak menyangka jika segalanya bisa berjalan cukup lancar.     

"Liu Corporation akan mengakuisisi WM Fashion. Keluarga Wen dan juga Miranda tak bisa menguasai perusahaan itu lagi.     

Kedua wanita itu hanya bisa berharap jika hal itu adalah awal kehancuran bagi mereka. Sebuah hukuman memang pantas diberikan pada mereka semua     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.