Menantu Pungut

Penghinaan!



Penghinaan!

0Aaron Liu masuk ke dalam mobil berbeda dari dua tim legal Liu Corporation. Kebetulan sekali ada dua bodyguard yang mengawalnya mendatangi WM Fashion kali ini.     

"Apakah semua telah selesai, Tuan?" tanya salah seorang bodyguard yang kebetulan berdiri di sebelah mobil.     

"Apakah kalian melihat Keluarga Wen keluar dari perusahaan? Apakah mereka memperlihatkan sesuatu yang aneh?" Aaron Liu sangat penasaran dengan seorang wanita dan dua orang anak laki-lakinya itu. Tak mungkin jika mereka terlihat baik-baik saja tanpa menunjukkan ketidakwajaran.     

"Kami mendengar wanita itu mengeluarkan umpatan dengan wajah sangat muram. Bahkan mereka semua tampak sangat murka. Entah apa yang dibicarakan oleh mereka saat melewati mobil kami tadi," jelas seorang bodyguard yang kebetulan sempat melihat mereka bertiga.     

Setelah mendengar penjelasan itu, Aaron Liu langsung masuk ke dalam mobil. Dia bodyguard juga ikut masuk ke dalam. Mereka bergegas pergi meninggalkan WM Fashion.     

Semua tugasnya hari itu telah usai. Aaron Liu harus melakukan hal lain yang tak kalah penting dari sebelumnya.     

"Apakah istriku sudah pulang tadi?" tanya Aaron Liu lagi.     

"Nona Jiang langsung pulang begitu Anda pergi, Tuan. Ada dua bodyguard yang mengantarkan istri Anda." Mereka sempat mendapatkan informasi tersebut dari salah satu rekan mereka.     

"Kita kembali ke mansion saja sekarang juga. Besok pagi kita akan kembali ke sini." Aaron Liu sudah tak sabar ingin bertemu dengan istrinya. Ia merasa tak tenang meninggalkan Jiang Lily terlalu lama. Ada sebuah perasaan tak nyaman jika harus membiarkan perempuan itu jauh darinya.     

Tak berapa lama setelah melewati perjalanan panjang, mereka telah sampai di sebuah mansion mewah milik Keluarga Jiang. Sontak saja, Aaron Liu terkejut menyaksikan sebuah mobil mewah yang cukup dikenalinya itu.     

'Sial! Apa yang mereka lakukan di sini?' umpat Aaron Liu di dalam hatinya. Dia bergegas keluar dari mobil dan masuk ke dalam.     

Terlihat Wen Ziyi dan juga kedua anak laki-lakinya berada di ruang tamu bersama Nenek Jiang. Sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu yang serius pada nenek dari Jiang Lily itu.     

"Apa yang kalian lakukan di sini?" celetuk Aaron Liu dengan suara keras dan penuh kecurigaan.     

"Tak ada urusannya denganmu, Aaron. Kakak ipar adalah keluarga kami, kamu tak berhak mencampuri urusan kami," sahut Wen Ziyi sangat percaya diri. Dia berpikir jika Nenek Jiang akan mempercayai dirinya.     

"Siapa bilang Aaron tak berhak? Bahkan semua kekayaan Keluarga Jiang aku serahkan padanya. Aaron yang akan mengurus segala bisnis dan juga harta milik kami." Nenek Jiang mengatakan yang sebenarnya. Dia sudah mempercayakan segalanya pada cucu menantu kesayangannya.     

Wen Ziyi dan juga dua anaknya cukup terkejut mendengar hal itu. Padahal mereka berniat untuk meminta sedikit bantuan dari Nenek Jiang. Namun sepertinya segala harapan dan keinginannya akan sia-sia.     

Rasanya sulit dipercaya untuk mendengar hal itu dari Nenek Jiang. Sudah sangat jelas jika posisi Aaron Liu di Keluarga Jiang hanyalah seorang menantu saja.     

"Bagaimana bisa seperti itu, Kakak ipar? Aaron hanya seorang menantu di keluarga ini. Mengapa Kakak ipar bisa begitu mempercayainya?" desak Wen Ziyi agar Nenek Jiang menjelaskan hal itu.     

"Benar, Bibi! Bagaimana jika Aaron hanya akan menipu dan juga membawa kabur semua milik Keluarga Jiang?" sahut Wen Rou yang seolah tak terima atas segala keputusan itu.     

"Setidaknya berikan kami pinjaman modal usaha untuk membangun perusahaan baru, Bibi. Liu Corporation telah menjebak dan juga menipu kami. Mulai besok pagi, WM Fashion akan dikuasai oleh mereka." Wen Hui juga tak ingin berdiam diri. Dia juga angkat bicara mengenai masalah itu.     

Sebuah keluarga yang begitu kompak dan juga tak tahu malu. Baik Wen Ziyi dan juga kedua anaknya sama-sama tak memiliki harga diri di hadapan Keluarga Jiang. Mereka hanya bisa menunggu segala keputusan dari Nenek Jiang.     

Aaron Liu ingin sekali menertawakan mereka bertiga. Tak habis pikir jika Keluarga Wen akan nekat mendatangi Nenek Jiang. Sudah sangat jelas jika wanita tua itu telah memutuskan segala hubungan di antara mereka.     

"Jika beberapa waktu lalu, kalian begitu sombong ingin membeli gedung JL Fashion ... lalu mengapa kalian justru memohon seperti itu," ucap Nenek Jiang datar. Seolah tak ada sesuatu hal yang cukup untuk membuatnya tersenyum.     

"Jika menantu pungut itu tak membuat masalah, aku tak akan begitu menyedihkan dan meminta bantuanmu, Kakak ipar," balas Wen Ziyi tak ingin diremehkan oleh mereka semua. Dia sengaja ingin menyalahkan Liu Corporation atas kemalangannya.     

"Semua aku serahkan pada Aaron. Dia yang akan memutuskan akan membantu kalian atau tidak." Begitulah jawaban Nenek Jiang tanpa ingin melibatkan dirinya akan masalah itu.     

Wanita tua itu seolah telah mencuci tangannya terhadap segala urusan yang melibatkan Keluarga Wen dengannya. Tak ingin ikut terseret dalam kelamnya kehidupan mereka.     

"Sayangnya, aku tak ingin berurusan dengan kalian semua! Lebih baik tinggalkan tempat ini sekarang juga." Dengan sangat jelas, Aaron Liu seolah sengaja ingin membuat mereka pergi dari sana.     

"Brengsek! Bukankah itu juga uang bibiku? Mengapa kamu begitu ingin menguasainya? Tidak puaskan kamu telah merampas WM Fashion dari kami!" teriak Wen Rou tak terima atas segala tindakan Aaron Liu padanya.     

"Apakah masih kurang hasil penggelapan dana perusahaan yang telah kalian lakukan? Beruntung Miranda tak melaporkan kalian ke polisi. Jika tidak .... Kalian pasti sudah mendekam di balik jeruji besi." Aaron Liu melontarkan beberapa kalimat itu untuk mengingatkan mereka atas segala tindakan ceroboh yang tidak dipertanggungjawabkan.     

Nenek Jiang tersenyum simpul. Dia sudah menduga jika mereka pasti telah melakukan sesuatu pada perusahaannya. Sejak dulu, Wen Ziyi selalu saja melakukan banyak kesalahan fatal yang sebenarnya mampu menyeretnya ke penjara.     

Sebagai seorang kakak ipar, Nenek Jiang terlalu baik dan berbelas kasihan. Hal itu justru membuat Wen Ziyi semakin menjadi-jadi dan tak tahu diri.     

"Aku masih ada urusan, Aaron. Kamu urus saja mereka." Nenek Jiang bangkit dari tempat duduknya dan langsung pergi begitu saja. Dia sama sekali tak ingin terlihat apapun dengan mereka.     

"Kakak ipar! Kumohon bantu kami!" seru Wen Ziyi bermaksud untuk menghentikan Nenek Jiang yang sudah bergerak meninggalkan ruang tamu.     

"Bujuk saja Aaron agar mau membantu kalian! Aku sangat sibuk!" ketus Nenek Jiang tanpa memandang mereka semua. Dia pun segera masuk ke dalam ruang kerjanya. Tak peduli beberapa kali Wen Ziyi berusaha untuk menghentikannya.     

Wen Ziyi langsung mengepalkan kedua tangannya. Ia tak terima atas sikap tak acuh dari Nenek Jiang. Wanita itu merasa tak pantas untuk diperlakukan seperti itu.     

"Aku bersumpah akan membalas penghinaan ini!" Wen Ziyi sesumbar ingin memberikan balasan setimpal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.