Menantu Pungut

Kontraksi!



Kontraksi!

0Namun di momen tersebut, Miranda Choi tiba-tiba merasakan hal yang salah terhadap di tubuhnya. Dia pun langsung memegang perutnya, mengatakan, "Astaga, kenapa perutku tiba-tiba sangat sakit, Paman!"     

Luis Benito secara spontan terkejut atas suara rintihan dari Miranda. Dia harus memastikan jika sosok perempuan yang sudah seperti anaknya itu baik-baik saja.     

"Ada apa, Miranda? Kenapa kamu tiba-tiba merintih kesakitan?" tanya Luis Benito dengan kekhawatiran yang dengan cepat menyelimutinya. Ia benar-benar sangat panik dan juga sedikit takut.     

Miranda tak langsung menjawab, yang ada dia kini memegangi perutnya yang rasanya tak karuan.     

Melihat hal tersebut, Luis Benito mempertanyakan kembali, "Apa perutmu sakit? Apa mungkin sudah saatnya bagimu untuk melahirkan, Miranda?"     

"Aku juga tak tahu, Paman!" sahut Miranda yang dilanjutkan dengan permohonannya, "Yang jelas tolong bawa aku ke rumah sakit secepatnya!"     

Mendengar permohonan yang sedemikian, Luis Benito tentunya berniat menuruti Apa yang diinginkan oleh Miranda tersebut. Tapi masalahnya, dia kebingungan, bagaimana caranya dia membawa wanita yang mau hamil itu ke rumah sakit? Dia juga tak mungkin melakukannya sendirian, sebab harus ada seseorang lain yang membantunya!     

Di momen sedemikian, Luis Benito malah cuma kepikiran soal Johnny Liu yang kebetulan berada cukup dekat dengannya. Kedua pria itu memang sedang memperhatikan Miranda, sayangnya mereka seolah menahan diri untuk tak melakukan apapun.     

Dengan tergesa-gesa Luis Benito mendekati meja makan di mana Aaron Liu dan Johnny Liu berada.     

Sesampainya di sana, Luis Benito langsung meminta bantuan, "Tolong bantu aku, Tuan Liu! Anda harus membawa Miranda ke rumah sakit sekarang."     

"Saat ini Miranda sedang mengalami kontraksi, yang mana dia sedang mau melahirkan. Jadi tolong bantu aku untuk membawanya ke rumah sakit secepatnya!" tambah Luis Benito dalam iringan rasa cemasnya.     

Johnny Liu mendengus dingin, menimpali. "Aku tak harus membantunya kan? Jadi urus saja sendirian perempuan itu, Tuan Benito!"     

Jawaban itu membuat Luis Benito langsung murka seketika. Ia tak menyangka jika mereka akan begitu tega pada Miranda. Ia harus memaksa mereka untuk segera membawa seseorang yang sudah merintih dan juga menahan kesakitan.     

"Apakah kalian berdua juga manusia? Miranda akan melahirkan, bagaimana kalian tega padanya?" teriak Luis Benito pada ayah dan anak itu. "Dan kamu, Aaron! Bukankah kalian pernah menjalin hubungan dekat dengannya. Setidaknya ... perlihatkan empatimu pada Miranda!" lanjutnya.     

"Bagaimana ini, Pa? Aku tak mungkin membiarkan Miranda terus kesakitan di sini," ucap Aaron Liu pada seorang pria yang masih saja belum memutuskan apapun untuk membawa perempuan itu ke rumah sakit.     

"Paman! Tolong aku!" teriak Miranda Choi memanggil Luis Benito yang sedang melakukan negosiasi dengan pasangan ayah dan anak itu.     

Mendengar rintihan kesakitan dari Miranda Choi, hati Johnny Liu menjadi tersentuh. Seolah dia juga merasakan rasa sakit yang sama dengan perempuan itu.     

Dengan sedikit ragu, Johnny Liu bergegas menghampiri Miranda Choi. Entah karena dorongan apa, ia langsung mendekati perempuan itu dan membawanya menuju ke mobil.     

Hal itu tentu saja membuat Aaron Liu dan juga Luis Benito cukup terkejut. Tak menyangka jika pria dingin itu justru membawa sendiri Miranda Choi masuk ke dalam mobil.     

Aaron Liu pun juga bergegas menyusul mereka. Secepat mungkin, mereka langsung menuju ke sebuah rumah sakit yang berada tak jauh dari restoran itu.     

"Percepat mobilnya! Apakah kalian masih belajar mengemudi?" ketus Johnny Liu pada seorang bodyguard yang kala itu menjadi supirnya.     

Tak bisa dipungkiri, Johnny Liu benar-benar sangat panik. Ada ketakutan tersendiri jika sampai terjadi apa-apa dengan Miranda Choi. Walau bagaimanapun, perempuan itu adalah anak dari mantan istrinya. Hal itu benar-benar membuatnya tak nyaman jika harus mengabaikannya.     

Miranda Choi hanya bisa menahan rasa sakit sembari memandang Johnny Liu yang terlihat begitu mencemaskan dirinya. Tanpa sadar, perempuan itu meneteskan air mata. Mungkin saja, ia sudah tak bisa menahan rasa sakit di dalam dirinya.     

Begitu sampai di depan rumah sakit, Johnny Liu kembali membawa Miranda Choi ke dalam gendongannya. Pria itu seolah tak sadar sedang membawa seorang perempuan yang selalu berniat untuk mencelakai keluarganya.     

"Dokter! Suster! Cepat bantu kami!" teriak Johnny Liu cukup nyaring. Pria itu ikut masuk ke dalam IGD sampai melihat sendiri jika Miranda Choi mendapatkan penanganan.     

"Siapa keluarga pasien? Kami harus segera melakukan operasi caesar untuk mengeluarkan bayinya." Seorang dokter datang dan memberitahukan hal itu pada mereka.     

"Suaminya sedang dalam perjalanan ke sini. Biar saya yang mengurus administrasi," sahut Luis Benito begitu menyakinkan. Dia hanya ingin melihat ibu dan anaknya selamat.     

Luis Benito akhirnya mengurus beberapa administrasi sebelum operasi berlangsung. Tetap harus ada seseorang yang bertanggung jawab atas tindakan medis itu.     

Di sisi lain, Aaron Liu masih saja begitu heran atas beberapa tindakan tak terduga dari ayahnya. Ia merasa ada sesuatu yang aneh dan juga cukup mencurigakan baginya.     

"Mengapa tiba-tiba Papa begitu peduli pada Miranda? Ada apa ini, Pa?" tanya Aaron Liu dengan rasa penasaran yang serasa memenuhi pikirannya.     

"Apakah papa harus diam saja menyaksikan semua itu? Bagaimana jika Miranda sampai kenapa-kenapa?" Bukannya menjawab, Johnny Liu justru melemparkan pertanyaan balasan pada anaknya.     

"Papa terlihat sangat aneh dan juga tak seperti biasanya. Seolah segala kebencian Papa pada Miranda telah hilang. Apa yang sebenarnya terjadi, Pa?" desak Aaron Liu pada ayahnya sendiri.     

Johnny Liu sendiri juga tak tahu mengapa bisa melakukan hal itu. Seolah semua terjadi begitu saja. Ia juga melupakan segala permasalahan antara Keluarga Liu dan juga Miranda Choi.     

'Apakah mungkin karena Miranda adalah anak dari Clara Torne? Mengapa aku bisa begitu peduli padanya?' batin Johnny Liu mulai bergejolak dan juga tak paham akan dirinya sendiri.     

Pria itu benar-benar tak paham akan dirinya sendiri. Sangat wajar jika Aaron Liu sampai menanyakan hal itu padanya. Ia sendiri saja juga merasa aneh atas segala tindakannya sendiri.     

"Aku hanya melakukan apa yang seharusnya kita lakukan, Aaron. Mana mungkin jika kita membiarkan Miranda dan juga bayinya sampai kenapa-kenapa. Apa yang kamu pikirkan?" Johnny Liu berpura-pura biasa saja. Meski dirinya sendiri juga tak paham akan semua yang sudah dilakukannya.     

"Papa benar sangat aneh. Seolah Papa benar-benar sangat peduli pada Miranda," sahut Aaron Liu sembari memandang ayahnya.     

"Jangan berbicara omong kosong, Aaron! Kamu yang begitu berlebihan memikirkan semuanya. Jika Miranda sudah mendapatkan penanganan, lebih baik kita pergi dari sini," ajak Johnny Liu pada anak laki-lakinya.     

Mereka berdua lalu bergegas menuju ke pintu utama rumah sakit. Namun, belum juga berhasil keluar dari sana ... Luis Benito sudah datang dan langsung menghentikan mereka.     

"Tunggu! Kalian tak boleh pergi sebelum kondisi Miranda benar-benar baik!" seru Luis Benito pada ayah dan anak itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.