Menantu Pungut

Angkat Tangan!



Angkat Tangan!

0Seperti seorang penjahat yang melarikan diri dalam kejaran polisi, hal itu tengah dilakukan Aaron Liu untuk menyelamatkan dirinya. Bukan karena dia takut, penjahat itu membawa beberapa senjata api yang cukup berbahaya.     

Bodohnya, Aaron Liu tak pernah mau membawa senjata meski untuk melindungi dirinya. Sebenarnya Keluarga Liu memiliki beberapa senjata api berijin yang tentu saja bisa digunakan untuk melindungi dirinya.     

Dalam beberapa menit kemudian, Aaron Liu sengaja menambahkan kecepatan mobilnya. Namun naas, sebuah mobil seakan sengaja menghadang untuk menghentikan dirinya.     

"Astaga! Mengapa mobil itu melaju ke arahku? Bukankah ini jalan satu arah?" panik Aaron Liu dalam situasi yang sangat tak menguntungkan baginya. Ia benar-benar tak memiliki jalan keluar untuk melarikan diri.     

Secara manusia, sangat wajar Aaron Liu sangat takut kala itu. Dia sudah berada di antara hidup dan mati. Hanya bisa berharap jika ada seseorang yang datang menyelamatkan dirinya.     

Aaron Liu terus mengamati jalan dan spion, dia pun seketika menancapkan gasnya lagi ketika dari mobil di belakangnya tersebut mulai menghimpit secara halus.     

Mobil Aaron Liu hampir saja terguncang karena tabrakan yang disengaja itu. Tentunya hanya ada satu arah yang dapat dijalaninya dan itu adalah arah depan untuk maju.     

Sayangnya meski Aaron Liu telah mempercepat laju mobilnya, sebuah mobil hitam masih saja dapat mengejarnya. Sedangkan mobil lain yang berlawanan arah dengannya, semakin mempercepat kecepatan.     

Aaron Liu mencoba berpikir keras untuk menyelamatkan dirinya kala itu. Dia memperhatikan sekeliling jalanan tanpa menghentikan mobilnya.     

Hingga mobil di depannya semakin mendekat, Aaron Liu langsung banting setir ke kanan. Seketika itu juga mobilnya berubah arah. Beruntung jalanan itu bisa dipakai untuk dua jalur bersebelahan.     

"Rasakan ini!" Aaron Liu tersenyum sengit saat menyaksikan dua mobil yang berlawanan arah itu saling bertabrakan. Segalanya terlalu cepat hingga mereka tak sempat untuk menghindar lagi.     

Mobil itu bertabrakan keras hingga saling berbenturan satu sama lain. Sudah dipastikan jika kedua mobil itu pasti sama-sama hancur berantakan.     

Di waktu yang sama, dua mobil datang dari arah yang berlawanan. Mereka adalah beberapa bodyguard dan juga Detektif Yang yang juga datang bersama beberapa orang polisi.     

"Angkat tangan! Keluar dari mobil sekarang juga!" perintah petugas kepolisian sembari mengarahkan senjata pada mereka semua.     

Aaron Liu menghentikan mobil, kala menyaksikan bantuan telah datang. Setidaknya ia cukup lega bisa terhindar dari hal buruk.     

"Mereka semua membawa senjata," beritahu Aaron Liu agar mereka jauh lebih berhati-hati dalam menangkap penjahat itu.     

"Apakah kamu baik-baik saja, Aaron?" cemas Detektif Yang pada anak dari sahabatnya itu.     

"Aku baik-baik saja. Bagaimana Detektif Yang bisa mengetahui aku tengah berada dalam bahaya?" tanya Aaron Liu sangat penasaran.     

Tentu dia sangat ingat, beberapa waktu yang lalu Aaron Liu memang berniat untuk menghubungi Detektif Yang, sayangnya ponselnya terlempar lalu jatuh. Ia pun tak bisa menghubungi orang kepercayaan ayahnya itu.     

Detektif Yang cukup lega menyaksikan Aaron Liu tak terluka sedikit pun. Namun, ia melihat jika ada bekas tembakan di mobilnya. Hal itu tentu saja bisa dijadikan bukti untuk menyeret beberapa orang dalam dua mobil hitam tadi.     

"Bodyguard dari mansion Keluarga Jiang menghubungi papamu. Jadi aku langsung menuju ke sebuah lokasi yang mereka kirimkan tadi. Untung saja kamu tak terluka, Johnny Liu bisa saja menguliti aku jika terjadi hal buruk padamu," ujar Detektif Yang sembari melemparkan senyuman penuh kelegaan pada anak dari sahabatnya.     

"Terima kasih, Om. Tanpa Anda, aku bisa saja mati tadi," ungkap Aaron Liu penuh rasa terima kasih.     

"Sudah sangat lama kamu tak memanggil aku dengan sebutan itu. Aku sangat senang mendengarnya. Berhati-hatilah! Aku harus membawa mereka semua dan menginterogasi. Kita harus mendapatkan sebuah nama yang menjadi dalang dalam penyerangan ini." Detektif Yang bergegas pergi bersama dengan beberapa polisi yang datang bersamanya. Dia harus mendapatkan sebuah nama untuk bertanggung jawab pada penyerangan itu.     

Aaron Liu merasa sangat beruntung dikelilingi oleh orang-orang hebat di sisinya. Tanpa mereka, dia pasti tak akan selamat. Segalanya terlalu mengerikan dan juga menciptakan ketakutan tersendiri di dalam hatinya.     

Hingga beberapa bodyguard datang dan langsung menghampiri Aaron Liu. Mereka tentu saja sangat berterima kasih pada Detektif Yang karena bergerak cepat untuk menolongnya.     

"Apakah Tuan baik-baik saja?" Mereka ingin memastikan jika tuannya tak terluka sedikit pun.     

"Aku sangat baik. Terima kasih sudah bergegas cepat dan menghubungi Detektif Yang. Mereka benar-benar sangat berbahaya." Aaron Liu tentu tak lupa mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dari mereka semua. Jika tak ada mereka, ia sendiri tak bisa membayangkan situasi yang akan dihadapinya.     

"Sebaiknya Anda pulang sekarang. Nona Jiang sudah sangat histeris saat mendengar situasi ini," bujuk seorang bodyguard yang tadi sempat menerima sebuah pesan dari Aaron Liu.     

Aaron Liu akhirnya masuk ke dalam sebuah mobil yang dibawa oleh beberapa bodyguard tadi. Sedangkan mobilnya dibawa oleh bodyguard lainnya.     

Sudah bisa ditebak, bagaimana reaksi Jiang Lily saat mendengar kabar buruk itu. Dia pasti sudah sangat histeris dan juga tak karuan membayangkan yang tidak-tidak.     

Untung saja, Aaron Liu tak terluka sama sekali. Jika pria itu lecet sedikit saja, Jiang Lily pasti akan menyalahkan mereka semua. Perempuan itu pasti berpikir jika mereka semua tak kompeten dalam pekerjaannya.     

"Aku bisa membayangkan ... bagaimana Lily sekarang." Aaron Liu terkekeh geli membayangkan perempuan itu pasti sudah sangat heboh dan juga tak sabar. Hal itu tentu akan merepotkan seluruh orang di mansion Keluarga Jiang.     

"Anda harus bersiap-siap," sahut seorang pria yang juga merasa sangat lega melihat Aaron Liu tak terluka sedikit pun.     

Tak berapa lama, mereka semua akhirnya sampai di sebuah mansion mewah dan cukup besar milik Keluarga Jiang. Baru saja Aaron Liu keluar dari mobil, Jiang Lily sudah terlihat berlari me arahnya.     

Aaron Liu menjadi sangat panik dan ikut berlari menghampiri istrinya. Tentu dia sangat takut jika terjadi apa-apa pada perempuan itu.     

"Jangan berlari seperti itu, Lily!" peringat Aaron Liu pada istrinya.     

"Apakah kamu baik-baik saja, Aaron?" tanya Jiang Lily sembari memeriksa setiap bagian dari tubuh suaminya. Ia harus melihat sebuah jika pria itu tak terluka sedikit pun.     

"Tenanglah! Aku baik-baik saja." Aaron Liu merangkul pundak istrinya lalu masuk ke dalam bangunan megah itu.     

Di dalam sana, ada Nenek Jiang yang tengah menunggu kedatangan dari seseorang yang sangat disayangi. Wanita tua itu tersenyum lega melihat Aaron Liu kembali dengan selamat.     

"Syukurlah kamu baik-baik saja, Aaron." Nenek Jiang memeluk singkat suami dari cucunya itu. Dia benar-benar sangat lega melihat Aaron Liu tak terluka sedikit pun. "Siapa yang telah merencanakan kejahatan ini padamu?" tanyanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.