Menantu Pungut

Menghabisi Seorang Pembunuh!



Menghabisi Seorang Pembunuh!

0Jiang Lily tentu sangat bingung. Dia tak yakin harus percaya suaminya sendiri apa neneknya. Kedua orang yang disayanginya itu mengatakan hal yang berbeda.     

Namun, ia berpikir jika Aaron Liu tak mungkin berbohong. Tak ada gunanya juga tak akan mendapatkan untung apapun.     

"Apakah Nenek menuduh Aaron telah berbohong?" lontar Jiang Lily pada seorang wanita yang masih berdiri di sebelahnya.     

"Aku bukan menuduhnya berbohong. Bisa saja Aaron seseorang yang mengatakan hal itu telah salah melihat." Nenek mengatakan hal itu cukup meyakinkan. Ia sendiri juga tak melihat sendiri sebuah kecelakaan maut yang telah menewaskan anak dan juga menantunya.     

Segala hal bisa saja terjadi kala itu. Semua orang juga bisa mengatakan apa saja dan berpura-pura menyaksikan insiden itu. Namun, pihak kepolisian telah menjelaskan jika mobil itu telah kehilangan kendali sebelum menabrak pembatas jalan.     

Aaron Liu tak menyangka jika semua tak semudah bayangannya. Wanita tua itu terlalu yakin jika Wen Ziyi tak terlihat dalam insiden maut itu.     

"Aku memiliki bukti, Nek," celetuk Aaron Liu dengan segala keyakinan di dalam dirinya! Dia benar-benar ingin mengungkapkan sebuah kebenaran yang seharusnya memang diketahui oleh mereka.     

"Bukti?" ulang Nenek Jiang mulai meragukan keyakinannya. Rasanya tak masuk akal jika Aaron Liu sampai memiliki sebuah bukti mengenai insiden kecelakaan itu. "Dengan apa kamu akan membuktikan ucapanmu, Aaron?"     

Jiang Lily juga terlihat begitu tegang. Ia sangat takut jika bukti-bukti itu tak bisa menyakiti neneknya. Hal itu justru akan menjadi masalah bagi hubungan mereka.     

Tentu sangat bisa jika Nenek Jiang sampai kehilangan kepercayaannya terhadap Aaron Liu. Akan lebih baik jika pria itu segera membuka kebenaran yang telah disimpan oleh Keluarga Liu selama ini.     

"Cepat perlihatkan bukti yang kamu miliki, Aaron! Jangan sampai ucapanmu menjadi sebuah tuduhan palsu!" desak Jiang Lily pada suaminya. Ia hanya tak ingin jika Nenek Jiang terus memojokkan dirinya.     

"Aku akan memperlihatkan sebuah bukti yang sudah kumiliki. Tak sekalipun aku melemparkan sebuah tuduhan tanpa kejelasan." Aaron Liu mengambil ponsel miliknya. Dia sedang mencari salinan video yang tadi sempat dikirimkan oleh ayahnya.     

Beberapa menit berlalu, Aaron Liu akhirnya menemukan video yang tengah dicarinya. Kemudian ia langsung memperlihatkan sebuah video sebelum kecelakaan maut itu terjadi.     

Tatapan Nenek Jiang dan juga Jiang Lily berubah sangat gelap. Segalanya begitu sulit untuk dipercayainya.     

"Siapa wanita itu? Apakah itu Nyonya Wen?" sahut Jiang Lily sangat histeris. Ia melihat sebuah mobil tiba-tiba oleng lalu berhenti di pinggir jalanan yang sepi. Tak berapa lama, seorang wanita terlihat mendekati mobil itu. "Itu benar-benar Nyonya Wen, Nek!"     

"Apa! Bagaimana ini bisa terjadi? Jelas-jelas aku sendiri yang mengantarkannya ke bandara," ucap Nenek Jiang masih belum percaya dengan sebuah tayangan video yang diperlihatkan oleh Aaron Liu.     

Hingga tiba-tiba saja ....     

"Mama! Papa!" teriak Jiang Lily kala menyaksikan sebuah mobil sengaja menabrak mobil milik kedua orang tuanya hingga melewati pembatas jalan dan akhirnya terlempar ke jurang.     

"Tidak!" Nenek Jiang dan Jiang Lily langsung menangis histeris. Mereka berdua tentu sangat terkejut menyaksikan kejadian itu.     

Mendadak kedua wanita itu tak memiliki kekuatan. Tubuhnya menjadikan begitu lemah dan lunglai. Mereka sama-sama merasakan sebuah pukulan berat bagi mereka.     

Air mata jatuh tak terbendung lagi. Baik Nenek Jiang maupun Jiang Lily merasa telah dibodohi bertahun-tahun lamanya.     

"Mengapa kamu tak mengatakan ini pada kami, Aaron?" Jiang Lily mencoba untuk bangkit dari sisi neneknya. Perempuan itu seolah tak terima karena suaminya sendiri sengaja merahasiakan hal itu.     

"Maaf, Lily. Aku juga baru mengetahui beberapa hari ini. Papa yang sebenarnya mengetahui kejadian itu. Jika Nenek ingin mendengar segalanya, lebih baik temui saja papa. Di yang memiliki video aslinya," jelas Aaron Liu pada mereka semua.     

Lee Hana yang tadinya sibuk dengan pekerjaannya sendiri, akhirnya ikut melihat situasi di luar. Tak mungkin jika dia berpura tak mendengar apapun. Bagaimanapun juga, mereka semua sudah seperti keluarga sendiri.     

Perempuan cantik itu sangat terkejut kala melihat Nenek Jiang terduduk di lantai sembari menangis. Lee Hana langsung berlari menghampiri Nenek Jiang. Dia sangat panik menyaksikan pemandangan itu.     

"Apa yang terjadi, Nyonya? Mengapa Anda duduk di sini?" tanya Lee Hana sembari membantu Nenek Jiang bangkit dari lantai lalu duduk di sebuah kursi tak jauh dari sana.     

"Rasanya aku telah menghidupi seorang pembunuh! Aku benar-benar bodoh!" Nenek Jiang kembali berteriak histeris. Seolah ia tak terima atas segala kebodohan yang telah dilakukannya.     

Lee Hana semakin bingung me dengan ucapan itu. Dia benar-benar tak paham arah pembicaraan mereka semua. Ia cukup yakin jika telah terjadi sesuatu pada Keluarga Jiang.     

Terlihat Nenek Jiang sangat syok dan tampak begitu terluka. Jiang Lily juga sangat terpukul dengan derai air mata yang seolah tak mau berhenti. Pemandangan itu membuat Lee Hana begitu penasaran akan sesuatu yang telah terjadi.     

"Apa yang sebenarnya terjadi, Presdir? Mengapa Nona Jiang dan Nyonya Jiang sama-sama menangis? Apakah terjadi hak buruk pada Keluarga Jiang?" tebak Lee Hana tak terlalu yakin. Ia justru berpikir jika Jiang Lily benar-benar sangat terluka kali ini.     

"Ada sebuah kebenaran yang selama ini telah diketahui oleh mereka. Hari ini, aku sengaja membawakan bukti kejahatan dari seseorang itu." Aaron Liu tak langsung mengatakan hal itu begitu gamblang. Ia khawatir jika Nenek Jiang berpikir jika Lee Hana tak pantas untuk itu.     

Bukannya semakin paham, Lee Hana justru merasa sangat bingung dengan berbagai ucapan Aaron Liu. Perempuan itu memandang sosok pria yang pernah benar-benar dicintainya.     

Jiang Lily masih saja memeluk suaminya. Seolah ia tak ingin melepaskan Aaron Liu darinya. Dalam posisi seperti itu, Lee Hana mencoba untuk memposisikan dirinya dengan sebaik mungkin. Ia harus bisa menenangkan Nenek Jiang, tapi juga Inggris bisa mendapatkan penjelasan itu.     

"Ternyata .... Wen Ziyi yang telah sengaja membunuh anak dan menantuku!" celetuk Nenek Jiang pada seorang perempuan yang sangat dipercayainya. Wanita tua itu kembali meneteskan air mata. Bahkan suaranya sampai terdengar bergetar.     

"Apa! Bagaimana itu bisa terjadi? Bukankah itu sangat keterlaluan? Selama ini Anda sudah memberikan banyak uang dan juga posisi penting dalam perusahaan." Lee Hana sangat tahu sudah banyak hal yang sudah dilakukan oleh Nenek Jiang pada Keluarga Wen.     

Sayangnya, mereka justru melakukan sesuatu yang melewati batasan. Hal itu jelas akan membuat pukulan berat bagi Keluarga Jiang.     

"Aku akan menemui pembunuhan itu sekarang juga! Kalau perlu, aku akan menghabisinya dengan tanganku sendiri?" Nenek Jiang sudah bangkit dari tempat duduknya dengan begitu. Ia sudah bersiap untuk menemui Keluarga Wen saat itu juga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.