Menantu Pungut

Hak Kepemilikan Kekayaan



Hak Kepemilikan Kekayaan

0Tuan dan Nyonya Su langsung melemparkan tatapan tajam ke arah Johnny Liu. Nyali mereka mendadak menciut. Bukan sesuatu yang baik berurusan dengan pria penguasa itu.     

Pasangan itu tak menyangka jika Miranda Choi adalah anak Johnny Liu. Hal itu tentu saja sulit untuk dipahami. Segalanya terjadi begitu tiba-tiba dan di luar perkiraan. Mereka sudah tertangkap basah telah menindas menantunya sendiri.     

"Cepet keluar dari sini! Kamu juga, Minghao," usir Aaron Liu pada anggota Keluarga Su yang masih berada di sana.     

"Aku akan tetap bersama Miranda. Sudah sepantasnya aku menemani anak dan juga istriku," tolak Su Minghao atas pengusiran yang dilakukan oleh sahabatnya sendiri.     

"Minghao! Apakah kamu memilih untuk bersama perempuan ini daripada bersama keluargamu sendiri?" tanya Tuan Su begitu emosional. Seolah ia tak bisa menerima jawaban dari anaknya sendiri.     

Mereka semua langsung menatap ayah dari Su Minghao itu. Dari ucapannya, terdengar jika pria itu begitu meremehkan menantunya sendiri. Seolah kehadiran cucu mereka juga tak berarti sama sekali.     

Bisa ditebak jika Keluarga Su sama sekali tak menyukai Miranda Choi. Bagi mereka, perempuan itu hanyalah sebuah aib yang harus ditanggungnya. Hal itu bisa saja terjadi karena kehamilan sebelum pernikahan yang terjadi padanya.     

"Bagaimana kamu bisa begitu yakin jika dia adalah anakmu? Tunangannya saja seperti Aaron telah dikhianati, apalagi kamu, Minghao. Mama sangat yakin jika istrimu bukanlah perempuan baik-baik," lontar seorang wanita yang seakan tak rela harus kehilangan anak laki-lakinya.     

"Cukup, Ma! Anak itu adalah anakku. Mama tak berhak melemparkan tuduhan tak berdasar pada istriku. Silahkan Mama dan Papa Pulang! Aku akan tetap bersama anak dan istriku." Su Minghao lalu mendekati istrinya. Ia bisa melihat jika segala penghinaan yang dituduhkan oleh kedua orang tuanya telah melukai Miranda.     

"Dasar anak tidak tahu terima kasih! Kamu akan menyesal telah memilih perempuan itu!" ketus Tuan Su sebelum menarik tangan istrinya lalu mengajaknya pergi dari sana.     

Su Minghao sudah cukup yakin untuk memilih Miranda Choi dan juga anaknya. Rasanya tak mungkin jika dia harus mengikuti kedua orang tuanya dan dijodohkan dengan perempuan lain.     

Tak peduli jika Keluarga Su akan sangat murka, Su Minghao hanya ingin melakukan segala hal yang seharusnya dilakukan.     

"Maafkan papa dan mama, Miranda. Mereka tak bermaksud untuk melukai hatimu," ujar Su Minghao pada seorang perempuan yang masih belum benar-benar sehat setelah persalinannya.     

"Dasar! Sudah jelas jika mereka sengaja ingin menjatuhkan Miranda. Jika kamu ingin membelanya, mengapa masih di sini?" sentak Aaron Liu dengan wajah tak senang.     

Rasanya sangat menggelikan jika Su Minghao masih saja membela kedua orang tuanya yang sudah merendahkan istrinya sendiri. Seolah pria itu menjadi begitu bodoh dan juga kurang memahami pasangannya.     

Miranda Choi masih terdiam menyaksikan kekesalan Aaron Liu. Tak menyangka jika mantan tunangannya itu akan begitu kesal pada Keluarga Su. Seolah tak peduli atas hubungan buruk di antara mereka, dia juga membela dirinya.     

"Mengapa kamu masih mau membela aku, Aaron? Bukankah kamu sangat membenci aku?" tanya Miranda Choi pada sosok pria yang ternyata adalah adik tirinya.     

"Mana ada aku membenci kamu, Miranda? Bukankah kamu yang begitu membenci aku?" Begitulah jawaban Aaron Liu atas pertanyaan dari saudara satu ayahnya.     

Melihat ketegangan di antara mereka, Jenny Liu bergegas mendekati Miranda Choi. Dia sudah berjanji jika akan menerima anak dari suaminya itu. Tak ada salahnya jika ia menjadi seorang nenek dari anak kandung dari suaminya itu.     

Meski awalnya sangat terkejut, wanita itu tak berpikir sempit. Ia juga berpikir jika Miranda Choi sama sekali tak bersalah atas keberadaannya dalam hubungan antara Johnny Liu dan juga ibu kandungnya, Clara Torne.     

"Jangan berdebat lagi, Miranda! Bukankah kalian bersaudara? Setelah kembali dari rumah sakit, sebaiknya kamu tinggal bersama kami saja," bujuk Jenny Liu dengan segala kelembutan dan juga kepeduliannya atas saudara perempuan dari anaknya.     

"Tapi, Nyonya .... " Miranda Choi masih merasa sungkan untuk menjadi bagian dari Keluarga Liu. Seolah ada sesuatu hal yang menahannya untuk melakukan hal itu. "Bagaimana aku dan anakku tinggal bersama Anda?" tanyanya.     

"Bukankah anakmu adalah cucu kami juga? Kami akan membantumu untuk merawatnya. Tak perlu berpikir macam-macam." Jenny Liu berusaha untuk menjadi seseorang yang cukup baik bagi anak tirinya. Meski dia sendiri tak terlalu yakin jika Miranda Choi akan menerima kebaikan itu.     

Mendengar segala perkataan dan kalimat bujukan itu, Miranda Choi mulai mempertimbangkan hal itu. Sebenarnya bukan sesuatu yang buruk jika dirinya dan sang bayi tinggal di Keluarga Liu.     

Namun, ada sebuah keganjalan di dalam hatinya. Jika logikanya menerima segala kebaikan itu, hatinya tak seperti itu. Seolah Miranda Choi ingin sekali menolak segala penawaran yang diberikan oleh Keluarga Liu.     

Kecemasan dan juga perasaan gelisah itu terpancar di wajah Miranda Choi. Hal itu cukup menarik perhatian bagi Johnny Liu. Dia mulai cemas jika sampai anak perempuannya menolak segala penawaran itu.     

"Apa yang sedang kamu cemaskan, Miranda? Bukankah istriku telah memberikan penawaran terbaik untukmu?" ucap seorang pria yang berdiri di sebelah Jenny Liu.     

"Aku tahu jika Nyonya Liu akan memperlakukan aku dengan sangat baik. Dengan dia mau menerima aku saja, itu sudah sangat luar biasa. Terlebih .... istri Anda sudah berbaik hati menawarkan untuk tinggal bersama dengan Keluarga Liu. Hanya saja .... " Miranda Choi kembali terdiam. Ada banyak hal yang masih saja mengganjal di dalam hati. Rasanya ingin meledak sekalipun ingin terlampiaskan kala itu juga.     

"Jangan sampai kamu memikirkan sesuatu yang tak masuk akal, Miranda!" peringat Aaron Liu yang selama ini sempat menjalin hubungan yang sangat dekat dengan perempuan itu.     

Miranda Choi justru tersenyum simpul mendengar perkataan adik tirinya. Tak heran jika Aaron Liu cukup paham terhadap dirinya. Mereka berdua pernah menjalin hubungan cukup lama sebelum Keluarga Liu berpura-pura bangkrut.     

Sayangnya, semua yang telah dilakukan oleh Miranda Choi hanya untuk kepentingan pribadi saja. Perempuan itu hanya fokus ingin membalaskan segala dendam yang tersimpan di dalam hatinya. Cukup sulit untuk memadamkan api kebencian di dalam hatinya selama ini.     

"Kamu selalu saja memahami aku, Aaron," ledek Miranda Choi pada pria tampan yang pernah bertunangan dengannya. "Aku punya sebuah permintaan sebelum memutuskan untuk tinggal bersama kalian semua," ucapnya dalam tatapan aneh.     

"Permintaan? Katakan saja, Miranda!" sahut Johnny Liu tak ingin berbasa-basi dengan anaknya sendiri.     

"Kalian semua juga sudah mengetahui jika aku adalah anak kandung dari Tuan Liu. Bukankah itu berarti jika aku memiliki hak atas semua harta kekayaan Keluarga Liu?" Miranda Choi mengatakan hal itu dengan segala keyakinan dan juga ego di dalam dirinya. Seolah ia benar-benar menginginkan semua milik Keluarga Liu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.