Menantu Pungut

Hadiah Perpisahan



Hadiah Perpisahan

0Di hari berikutnya, Johnny Liu dan juga sang istri sudah bersiap untuk meninggalkan rumahnya. Pasangan itu akan pergi dari sana begitu Miranda Choi dan juga anaknya sampai di sana.     

Setidaknya sebagai orang tua, mereka ingin memberikan sedikit bantuan pada perempuan yang ternyata adalah anak dari Johnny Liu dan juga mantan istrinya. Sebuah kenyataan yang sangat mengejutkan dan juga sangat sulit untuk diterima oleh mereka.     

"Apakah Papa tak menjemput Miranda ke rumah sakit?" tanya seorang wanita yang sudah berpakaian rapi sebelum pergi dari sana.     

"Sudah ada Tuan Benito yang akan mengantar Miranda ke sini. Lagipula dia juga memiliki seorang suami yang seharusnya bisa membantunya ke sini," jawab Johnny Liu tanpa mempersulit dirinya sendiri.     

Sebuah kondisi yang sedang dihadapinya sudah cukup sulit. Ia sama sekali tak berminat untuk menambah rumit masalah itu.     

Jenny Liu bisa lebih tenang mendengar hal itu. Paling tidak, Miranda bisa sampai di sana dengan aman. Secara khusus, wanita itu juga sudah menyiapkan sebuah kamar bayi. Segalanya sudah cukup lengkap untuk dijadikan hunian bagi sebuah keluarga kecil dan juga seorang anak yang baru lahir.     

Tak berapa lama, sebuah mobil terlihat memasuki halaman rumah. Bisa dipastikan itu adalah Miranda Choi yang kebetulan datang bersama dengan suaminya dan juga Luis Benito. Mereka benar-benar akan pindah ke sana.     

Sepertinya tengah menyambut seorang tamu kehormatan, Jenny Liu bergegas menghampiri mereka semua. Dengan sangat hati-hati, dia mengambil seorang bayi yang ada di gendongan Miranda Liu.     

Ibu dari bayi itu nampak tercengang dan juga tak percaya atas sikap istri dari ayahnya. Miranda Choi sempat berpikir jika sosok Jenny Liu adalah seorang wanita tegas dan juga tanpa ampun. Namun kali ini ....     

"Biar aku yang membawanya ke kamar. Aku sudah menyiapkan kamar bayi untuk cucu pertama Keluarga Liu," ujar Jenny Liu sembari terus menggendong bayi itu masuk ke dalam bangunan utama.     

"Tak perlu repot-repot, Nyonya!" Miranda Choi berniat untuk menolak keramahan dari istri ayahnya. Sayangnya, Jenny Liu sama sekali tak mengacuhkan dirinya.     

Untuk sesaat, Miranda Choi benar-benar sangat tersentuh dengan kebaikan dan juga kehangatan Jenny Liu. Seolah dia merasakan kasih sayang tulus dari seorang ibu kepada cucunya.     

Hal itu sangat bermakna dan juga menyentuh hati Miranda. Hampir saja dia meneteskan air mata di hadapan mereka semua. Untung saja, ia bisa menyembunyikan hal itu dari mereka semua.     

"Apakah Papa sengaja meminta Nyonya Liu untuk berpura-pura baik kepadaku?" tanya Miranda Choi pada ayah kandungnya.     

"Apakah kamu pikir aku bisa menghentikan istriku? Bahkan dia sendiri yang rela menyerahkan semuanya padamu! Perhatiannya kali ini hanyalah sebuah hadiah kecil sebelum kami meninggalkan rumah ini," tegas Johnny Liu pada anak perempuan dari pernikahan sebelumnya.     

"Jangan menipuku, Pa!" gertak Miranda Choi pada seorang pria yang seharusnya merawat dan juga membesarkan dirinya selama ini.     

Meski hati Miranda Choi sudah merasakan segala ketulusan Jenny Liu. Namun, akal sehatnya menolak semua itu. Ia masih saja berpikir jika wanita itu sengaja mencari perhatian terhadap dirinya.     

Ingin membuktikan sendiri segala hal yang dilakukan oleh Jenny Liu, perempuan itu akhirnya berjalan pelan menuju ke kamar bayi. Kebetulan sekali, kamar itu berada tepat di sebelah kamar yang akan dipakainya selama tinggal di sana.     

Miranda Choi bisa melihat sendiri bagaimana Jenny Liu begitu menyayangi anaknya. Segala kasih sayang dan juga kelembutan itu benar-benar tulus dari hatinya.     

"Suster! Tolong bantu Nona Miranda merawat bayinya! Dia masih belum berpengalaman untuk merawat seorang bayi. Jika ada apa-apa, kalian berdua bisa langsung menghubungi aku," ujar Jenny Liu pada dua babysitter yang dipekerjakan untuk membantu Miranda Choi.     

"Baik, Nyonya. Kami akan membantu Nona Miranda untuk merawat bayinya," jawab kedua perempuan yang berdiri di sebelah box bayi.     

Mendengar perbincangan mereka, Miranda Choi tanpa sadar meremas kedua tangannya. Ia cukup terkejut jika Jenny Liu akan begitu perhatian kepadanya. Bahkan wanita itu lebih layak disebut sebagai seorang ibu daripada istri ayahnya.     

Terjadi gejolak emosi di dalam dada Miranda Choi. Sebuah pemandangan yang baru saja disaksikan benar-benar sangat mengusik dirinya. Meski dia mencoba untuk mengingkari kenyataan itu, segalanya terlalu nyata dan begitu menyesakkan dada.     

Kala mengetahui Jenny Liu akan keluar dari ruangan itu, Miranda Choi bergegas pergi dari sana. Dia tak ingin tertangkap basah telah menguping pembicaraan mereka. Hal itu akan sangat memalukan dan juga terkesan konyol bagi mereka semua.     

"Di mana kamarku, Pa?" tanya Miranda Choi masih dengan wajah panik karena buru-buru pergi dari sana.     

"Bukankah kamu sudah melihatnya bersama mama?" Johnny Liu berpikir jika Miranda Choi menyusul istrinya untuk menanyakan sebuah kamar yang akan dipakainya nanti.     

"Tidak, Pa. Istri papa sedang sibuk di kamar bayi. Aku merasa sungkan jika harus memanggilnya," kilah Miranda Choi di hadapan ayahnya sendiri.     

Sebelum ayah dan anak itu pergi, Jenny Liu sudah sampai di sana. Dia mendengar sekilas pembicaraan di antara mereka.     

Seketika itu juga, Jenny Liu menggandeng tangan Miranda dan mengajaknya beranjak ke sebuah kamar yang telah disiapkannya.     

"Biar aku yang mengantarmu!" ucap ibu dari Aaron Liu itu.     

Tanpa sadar, Miranda Choi juga mengikutinya tanpa penolakan sedikit pun. Seakan ketulusan wanita itu telah berhasil menghipnotisnya.     

Dalam sekejap saja, kedua wanita itu sudah berada di kamar yang dimaksudkan. Sebuah interior mewah dan juga terkesan sangat elegan tersaji di sana. Di pojok ruangan, ada sebuah pintu yang kemungkinan besar tembus ke ruang bayi.     

"Aku sengaja mendesain kamar ini agar langsung tembus ke kamar bayi. Kamu tak perlu mencemaskan apapun, Miranda. Semua perabot di sini dan juga ruang bayi masih baru," jelas Jenny Liu sembari memperlihatkan beberapa hal yang mesti diketahui oleh Miranda Choi.     

"Bukankah ini sangat berlebihan, Nyonya Liu? Apakah pantas bagiku menerima semua ketulusan ini?" Miranda Choi merasa sangat bersalah telah memperlakukan Keluarga Liu dengan sangat tidak baik.     

Jenny Liu justru tersenyum lembut memandang Miranda Choi. Dia sama sekali tak ingin menyalahkan anak perempuan dari suaminya itu.     

Bahkan wanita itu justru menyentuh lembut kepala Miranda Choi lalu membelainya penuh kelembutan. Seperti usapan tangan dari seorang ibu kepada anak perempuannya.     

"Tak ada yang berlebihan, Miranda. Aku sama sekali tak bisa memberikan apapun untuk keluarga kecilmu. Ini adalah hadiah kecil dari kami sebelum meninggalkan rumah ini," terang Jenny Liu tanpa menahan senyuman tulus di wajahnya.     

Belum juga Miranda Choi menanggapi ucapan itu, seorang pelayan datang dan mencari sang nyonya rumah.     

"Tuan muda dan Nona Jiang sudah menunggu di luar, Nyonya," beritahu salah seorang pelayan yang bekerja di rumah itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.