Menantu Pungut

Niat Jahat!



Niat Jahat!

0Jenny Liu hanya tersenyum lembut pada Miranda Choi sebelum meninggalkan ruangan itu. Dia cukup yakin jika Aaron Liu dan juga istrinya sengaja datang menjemputnya dan sang suami.     

Miranda Choi terlihat sangat panik, perempuan itu juga mengikuti sosok wanita yang sudah begitu baik padanya.     

"Tunggu, Nyonya Liu!" seru Miranda Choi untuk menghentikan istri dari ayahnya itu. Seakan dia tak rela harus membiarkan wanita itu pergi begitu saja.     

"Ada apa, Miranda? Apakah ada lagi yang bisa kubantu?" tanya Jenny Liu pada sosok perempuan yang selalu berusaha untuk mengacaukan keluarganya.     

Namun kali ini, Jenny Liu ingin segera mengakhiri pertikaian di antara mereka. Bahkan segala pengorbanan yang dilakukannya benar-benar tak main-main. Ia hanya berharap jika keluarganya bisa hidup tenang dalam kedamaian yang sesungguhnya.     

Wanita itu harus menghentikan langkah dan juga memastikan jika tak ada yang salah padanya. Jenny Liu sudah sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan dan juga tindakan apapun menyangkut Miranda Choi.     

Miranda Choi nampak ragu untuk memberikan jawaban. Ia memandang wanita cantik itu dalam ekspresi yang cukup gelisah. Seolah begitu sulit untuk mengungkapkan sesuatu yang mengganjal di dalam hati.     

"Lebih baik kita temui adikmu dulu. Ayo kita ke depan!" Jenny Liu merangkul pundak Miranda Choi dan mengajaknya untuk menemui anak dan juga menantunya. Dia bisa merasakan segala kegelisahan dari perempuan di sebelahnya itu.     

"Tapi .... " Ingin rasanya Miranda menolak ajakan Jenny Liu. Namun sayangnya, mulutnya seolah tak mampu berucap. Dia benar-benar tak sanggup untuk mengatakan apapun.     

Perempuan itu akhirnya mengikuti Jenny Liu untuk menemui Aaron dan Jiang Lily. Entah mengapa, Miranda Choi merasa ada sesuatu yang bergejolak di dalam hatinya. Segalanya terasa sangat berbeda dan tak semudah sebelumnya.     

Mungkinkah karena sekarang Miranda Choi adalah bagian dari Keluarga Liu? Itu mungkin saja! Namun, perempuan itu harus terbiasa dengan keberadaan anggota Keluarga Liu.     

"Apakah Mama sudah siap?" tanya Aaron Liu begitu melihat ibunya keluar bersama Miranda Choi.     

"Semua sudah siap dan tinggal berangkat saja. Apakah kamu tak ingin menyapa kakakmu dulu?" Pertanyaan dari Jenny Liu itu sontak membuat keempat pria yang juga di sana itu langsung menatap ke arahnya.     

Wanita itu bersikap seolah tak pernah terjadi apapun pada hubungan mereka. Jenny Liu benar-benar sosok wanita terbaik yang pernah mereka temui. Bahkan dia masih bisa memperlakukan seseorang yang sudah merebut semua miliknya dengan sangat baik.     

Tak berbeda dengan Luis Benito. Pria itu masih saja tak percaya menyaksikan sendiri kebaikan istri dari Johnny Liu itu. Tak ada seorang wanita manapun yang lebih baik dari Jenny Liu.     

"Tak ada yang namanya kakak yang ingin membunuh adiknya sendiri, Ma. Aku tak ingin berlama-lama di sini. Apakah tak cukup dengan Miranda merebut semua milik keluarga kita? Apalagi yang Mama harapkan di sini?" Aaron Liu tak sesabar ibunya. Dia benar-benar sulit menerima mantan tunangannya itu sebagai kakak perempuannya.     

"Kapan kamu melihat aku mencoba untuk membunuh kamu, Aaron? Kamu benar-benar sangat berlebihan!" kesal Miranda Choi karena tuduhan tak masuk akal dari adik tirinya.     

"Tak perlu bersandiwara! Tiffany Mo memberitahu jika kamulah yang membayar orang-orang yang berusaha untuk mencelakai kamu semua saat dalam perjalanan di kota kecil itu." Penjelasan Aaron Liu itu tentu langsung dipahami oleh Miranda Choi. Ia sempat ingin mengacaukan bisnis JL Fashion di luar kota.     

Hanya saja, Miranda Choi tak merasa mengirimkan seorang pembunuh bayaran untuk Aaron Liu. Paling-paling dia hanya membayar orang-orang untuk mengacaukan bisnisnya.     

Ada yang aneh di sana. Seakan ada seseorang yang sengaja ingin memperburuk hubungan di antara mereka berdua. Hal itu tentu saja masih menjadi misteri bagi Keluarga Liu.     

"Aku tak pernah membayar pembunuh bayaran. Kalau aku menawarkan harga yang lebih tinggi dari penawaran JL Fashion, itu memang benar. Namun, tak ada niatku untuk menghabisi kamu Aaron," jelas Miranda Choi mengenai sebuah kebenaran yang dirasakannya tak sesuai kenyataan.     

"Jangan menipuku, Miranda!" peringat Aaron Liu sangat geram.     

"Aku sama sekali tak berbohong padamu, Aaron. Bagaimanapun juga, kamu adalah anak dari papa. Mana mungkin aku sengaja ingin melenyapkan kamu?" Miranda Choi terlihat jujur mengatakan hal itu. Dia benar-benar tak pernah benar-benar ingin melukai adiknya sendiri.     

Segala hal yang pernah dilakukannya, hanya untuk membuat Johnny Liu menderita saja. Tak ada niat lain selain membuat ayahnya sendiri hidup tak tenang.     

Semua orang hanya bisa menjadi pendengar atas perbincangan mereka. Tak seharusnya hubungan itu menjadi lebih buruk dan justru akan menyakiti satu sama lain.     

"Sudahlah, Ma! Lebih baik kita pergi sekarang. Biarkan Perempuan serakah ini tinggal sendirian di sini," bujuk Aaron Liu sembari menarik tangan ibunya yang kebetulan masih berdiri di sebelah Miranda Choi.     

"Cukup, Aaron! Jangan memperpanjang masalah ini lagi!" sahut Johnny Liu yang tak ingin menambah runyam hubungan antara kedua anaknya.     

Sebagai seorang ayah, tentu saja Johnny Liu menginginkan hal terbaik bagi kedua anaknya. Terlepas dari semua itu, dia juga memiliki Jenny Liu yang selama ini mendukung dan juga mendampingi hidupnya.     

Bahkan saat istrinya membuat keputusan untuk memberikan segalanya pada anak perempuannya, Miranda Choi ... pria itu sama sekali tak bisa melakukan apapun untuk menolaknya.     

"Tunggu, Pa! Mengapa kalian tak tinggal bersama kami di sini?" celetuk Miranda Choi dengan suara bergetar dan terdengar begitu memohon. Seolah perempuan itu benar-benar ingin jika mereka juga tinggal bersamanya.     

"Apa-apaan ini, Miranda! Untuk apa kamu meminta Papa dan Mama tinggal di sini? Apakah kamu ingin menjadikan mereka pelayan di sini?" ketus Aaron Liu murka.     

Suami dari Jiang Lily itu sudah berpikir yang tidak-tidak mengenai permintaan Miranda Choi. Dia merasa jika ada sesuatu hal yang buruk sedang direncanakan oleh perempuan itu.     

Aaron Liu tak akan pernah membiarkan kedua orang tuanya hidup menderita bersama perempuan ular itu. Kekejaman Miranda Choi sudah tak mungkin lagi ditolerir lagi.     

"Tenanglah, Aaron! Jangan berteriak seperti itu." Jiang Lily mencoba untuk menenangkan hati suaminya. Dia tak ingin jika emosi Aaron Liu sampai meledak dan justru menimbulkan masalah baru bagi mereka.     

"Aku yakin jika Miranda berniat untuk mencelakai papa dan mama, Lily. Bagaimana aku bisa membiarkan hal itu terjadi pada mereka?" jelas Aaron Liu mengenai kecemasannya pada situasi itu.     

"Itu tak akan terjadi, Aaron! Papa dan mamamu adalah orang tuaku juga. Bagaimana bisa aku berniat mencelakai mereka?" sahut Miranda Choi dengan segala kegundahan dan juga kekhawatiran di dalam hatinya.     

Aaron Liu tersenyum sinis mendengar ucapan Miranda Choi. Dia sama sekali tak percaya jika perempuan itu sama sekali tak berniat jahat pada keluarganya. "Jika kamu tak berniat jahat, untuk apa kamu mengambil semuanya dari Keluarga Liu?" tanyanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.