Menantu Pungut

Pria Mencurigakan!



Pria Mencurigakan!

0"Apa! Bagaimana itu bisa terjadi?" Aaron Liu langsung bangkit dari tempat duduknya. Ia berlari keluar menuju ke depan rumahnya.     

Entah mengapa, suami istri Jiang Lily itu merasa sedikit aneh dengan kejadian itu. Terlalu banyak pertanyaan yang mulai merasuk ke dalam kepala Aaron Liu.     

Su Minghao dan juga Johnny Liu juga ikut berlari keluar. Mereka berdua juga harus memeriksa kondisi CCTV di depan rumah. Rasanya tak bisa tetap berdiam diri mendengar situasi darurat itu.     

"Haruskah kita menyewa beberapa orang profesional untuk menjaga rumah ini, Pa? Beberapa bodyguard saja sepertinya tak efektif," cemas Aaron Liu dengan segala kekhawatiran di dalam hatinya. Ia tak mungkin membiarkan keluarganya sampai berada dalam situasi yang berbahaya.     

"Apakah kamu sedang mencemaskan kami, Aaron?" ledek Johnny Liu pada anak laki-lakinya.     

"Jangan bercanda, Pa! Situasinya benar-benar sangat genting. Bisa-bisanya Papa menggoda aku!" kesal Aaron Liu pada seorang pria tua yang tak lain adalah ayahnya sendiri.     

Aaron Liu benar-benar sangat serius kala itu. Ia sangat tak ingin sampai ada yang terluka atas ulah orang-orang yang tak bertanggung jawab. Segala hal pasti bisa terjadi di sana. Sudah selayaknya Keluarga Liu memperketat pengamanan sekitar rumahnya.     

Setelah memperhatikan kondisi sekeliling, Johnny Liu pun mendekati dua bodyguard yang kebetulan berjaga malam itu. Mereka berdua tengah mengganti kamera pengawas dengan yang baru.     

"Bukankah aku pernah meminta kalian untuk memasang satu kamera lagi di luar gerbang?" tanya Johnny Liu sembari memperhatikan sekeliling rumahnya.     

"Benar, Tuan. Kami sudah memeriksanya dan tak terlihat apapun. Bahkan nomor mobilnya saja sama sekali tak terlihat," jelas si bodyguard mengenai sebuah kamera pengawas yang dipasang belum lama.     

"Saya sempat mencatat nomor mobilnya, Tuan," sahut seorang bodyguard sembari menyerah sebuah catatan kecil dari kantongnya.     

Ketiga pria itu langsung memeriksa sebuah nomor mobil seseorang yang begitu mencurigakan. Mereka benar-benar harus berhati-hati dan juga sangat mewaspadai segala kejahatan yang bisa terjadi di sana.     

Terlihat ekspresi terkejut di wajah Aaron Liu. Seakan ia merasa tak asing dengan angka-angka dan juga huruf-huruf yang dicatat oleh bodyguard.     

"Ada apa, Pa?" tanya Su Minghao kala melihat Johnny Liu juga sangat terkejut seperti Aaron Liu.     

"Mungkinkah mereka adalah anak buah dari Feng Mo? Untuk Apa pria tua itu mencari masalah dengan kita?" celetuk ayah dari Aaron Liu itu sangat kesal. "Atau jangan-jangan .... "     

Seketika itu juga, mereka langsung menatap ke arah Aaron Liu. Segala hal yang dipikirkannya bisa saja sama. Tak ada yang tak mungkin bagi seorang pria tua kejam seperti Feng Mo.     

Johnny Liu justru semakin mencemaskan kerjasama bisnis yang akan dilakukan oleh anak bungsunya itu. Ia hanya tak ingin jika Aaron Liu justru terjebak dalam rumitnya hubungan Keluarga Mo.     

"Apakah hal ini karena Tiffany? Mungkinkah Tuan Mo tak menyetujui kerjasama bisnis di antara kami?" tebak Aaron Liu segala sedikit pertimbangan yang sempat terpikirkan.     

"Hal itu bisa saja terjadi, Aaron. Papa akan meminta seseorang untuk menyelidiki hal itu. Jika memang benar, Tuan Mo tak mungkin akan melepaskan kamu begitu saja." Johnny Liu harus melakukan sesuatu untuk mengetahui hal itu. Ia tak ingin membahayakan siapapun yang menjadi keluarganya.     

"Lebih baik kita beristirahat dulu. Hari sudah lewat tengah malam, tak baik jika kita masih berada di luar," bujuk Su Minghao pada pasangan ayah dan anak yang masih saja cemas dan sangat tak tenang.     

Mereka bertiga akhirnya kembali masuk ke dalam. Ketiga pria itu akhirnya masuk ke dalam kamar masing-masing. Begitu pula Aaron Liu, ia langsung menyusul istrinya yang sudah masuk ke kamar sejak tadi.     

Begitu membuka pintu kamarnya, Aaron dikejutkan dengan Jiang Lily yang masih terjaga. Perempuan itu duduk di sebuah kursi dengan wajah cemas.     

"Apakah telah terjadi sesuatu, Aaron? Aku mendengar suara tembakan bebas menit yang lalu." Jiang Lily langsung bangkit dari tempat duduknya dan berdiri di sebelah sang suami. Dia ingin mendengar sesuatu yang bisa menjelaskan kejadian itu.     

"Bukan apa-apa, Lily. Apakah kamu terbangun karena suara tembakan itu?" tanya Aaron Liu dalam tutur kata yang lembut dan penuh perasaan. Ia bisa melihat segala kecemasan dan juga rasa takut yang tak bisa ditutupi oleh Jiang Lily.     

"Benar, Aaron. Apakah semua baik-baik saja?" tanya Jiang Lily lagi mengenai kondisi di rumah Keluarga Liu.     

Aaron Liu merangkul pundak istrinya lalu mengajaknya untuk berbaring di atas ranjang. Tak baik jika seorang perempuan hamil sampai terlalu cemas hingga kurang istirahat.     

Pasangan itu mulai berbaring dalam posisi sang pria memeluk istrinya. Sebuah pemandangan yang sangat romantis dan juga penuh kemesraan antara suami istri.     

"Tak terjadi apa-apa, Lily. Hanya ulah orang-orang yang tak bertanggungjawab ingin mengusik keluarga kita." Aaron Liu menjelaskan hal itu sembari membelai lembut rambut istrinya. Ia sangat berharap jika Jiang Lily tak ketakutan selama tinggal di sana. "Tidurlah sekarang!"     

"Sampai jumpa esok pagi," pamit Jiang Lily sebelum mulai memejamkan mata lalu tertidur dalam dekapan sang suami.     

Jiang Lily terlihat begitu nyaman tidur dalam pelukan suaminya. Bisa saja jika Aaron Liu telah menjadi peristirahatan ternyata bagi dirinya. Segala kasih sayang dan juga perhatian pria itu semakin membuatnya jatuh hati.     

Meski kisah cinta mereka tak mudah, Aaron Liu benar-benar sangat mencintai ibu dari anaknya itu. Dia tak peduli meski untuk bersama Jiang Lily harus mengorbankan banyak hal.     

Begitu memastikan Jiang Lily benar-benar tidur, Aaron Liu melakukan gerakan sangat pelan untuk memindahkan kepala istrinya ke atas bantal. Ada sesuatu hal yang harus dilakukannya kala itu.     

Untuk memastikan keamanan seluruh keluarganya, Aaron Liu memutuskan untuk memeriksa beberapa kamera pengawas di sekitar rumahnya. Ia langsung menuju ke ruangan ayahnya untuk memeriksa sendiri.     

Belum juga masuk ke dalam sana, Aaron Liu melihat lampu ruang kerja ayahnya masih menyala. Jelas-jelas dia melihat sendiri kalau Johnny Liu telah masuk ke dalam kamarnya.     

"Siapa yang masuk ke ruang kerja? Apakah penjahat itu nekat menerobos?" gumam Aaron Liu dengan suara sangat lirih.     

Dengan mengendap-endap, Aaron Liu mencoba untuk mendekati ruangan. Kali ini, dia harus benar-benar berhati-hati jika dan tak menciptakan suara apapun.     

Beberapa saat kemudian, Aaron Liu sudah berdiri di depan pintu ruangan. Ia memperhatikan seorang ada seorang pria yang berdiri tak jauh dari lemari penyimpanan. Situasi berubah menegangkan dan juga sangat mendebarkan.     

Aaron Liu harus segera masuk dan menangkap basah orang yang ada di dalam sana. "Berhenti di sana! Kamu telah tertangkap basah masuk tanpa ijin!" serunya pada si pria mencurigakan.     

Begitu si pria membalikkan badan, Aaron Liu langsung syok dan juga tak percaya. Segalanya benar-benar terjadi di luar kendalinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.