Menantu Pungut

Tuan Muda Arogan



Tuan Muda Arogan

0Aaron Liu benar-benar meninggalkan rumah itu bersama Lee Hana. Rasanya tak nyaman berada ada di sana dengan mendengar segala ocehan dan juga nada protes dari Miranda.     

Setelah melaju di jalanan sepanjang pusat kota, Aaron Liu akhirnya membelokkan mobilnya ke sebuah restoran yang cukup mewah dan juga tak terlalu ramai. Bisa ditebak jika ia dan juga Lee Hana akan mencari sarapan di sana.     

Sepanjang perjalanan itu, Lee Hana memilih untuk tak mengatakan apapun. Ia sangat tahu jika atasannya itu sedang sangat kesal. Akan lebih baik jika perempuan itu menahan diri dan tak mengatakan apapun pada pria di sebelahnya.     

"Lebih baik kita sarapan di sini dulu sebelum menemui Tiffany!" ucap Aaron Liu sebelum ia menghentikan mobil lalu keluar dan masuk ke sebuah bangunan mewah di depannya.     

"Baik, Presdir," jawab Lee Hana singkat tanpa bantahan apapun.     

Mereka berdua akhirnya memilih sebuah tempat duduk yang jauh dari tamu lainnya. Aaron Liu menginginkan suasana tenang dan juga tak terganggu oleh siapapun. Kemudian mereka memesan beberapa hidangan setelah duduk beberapa saat.     

Dalam beberapa menit saja, semua makanan yang sudah dipesan akhirnya datang. Tanpa membuang waktu lagi, Aaron Liu langsung menikmati makanannya. Ia masih terlihat sangat kesal dan juga tak terlalu senang. Seolah terlalu banyak hal yang begitu membebani hatinya.     

Baru saja mereka menyelesaikan sarapannya, terlihat Tiffany berjalan ke arah mereka dengan seorang pria di sebelahnya. Ekspresi Aaron Liu semakin kesal kemunculan perempuan itu di sana. Segala ketenangan dan suasana nyaman yang baru saja dirasakan seolah lenyap seketika.     

"Apa yang kalian lakukan di sini?" celetuk Tiffany kala tengah berdiri tak jauh dari pasangan atasan dan juga bawahan itu.     

"Memangnya apalagi yang bisa kita lakukan di sebuah restoran?" balas Aaron Liu dalam wajah dingin disertai suara ketus tak ramah.     

"Mengapa kamu terlihat begitu kesal, Aaron? Apakah kamu sedang ada masalah?" Tiffany mulai mencemaskan seorang pria yang menjadi alasan keberadaannya di sana.     

Tak ada jawaban apapun yang dikatakan oleh Aaron Liu. Ia hanya memandang Tiffany dan juga pria di sebelahnya sekilas saja. Tak berapa lama, ia pun bangkit dari tempat duduknya dan berniat untuk meninggalkan restoran.     

Sikap dingin dan juga tak acuh itu tentu saja menarik perhatian pria di sebelah Tiffany, Dave Wong. Dia tak habis pikir jika anak konglomerat itu bisa begitu kasar dan juga tak berperasaan sedikit pun pada sahabat dekatnya itu.     

"Apakah kamu merasa sangat hebat karena Keluarga Liu menguasai seluruh bisnis di negeri ini? Tak pernah menyangka jika seorang anggota Keluarga Liu begitu sombong dan juga angkuh seperti kamu," maki Dave atas sikap tak menyenangkan yang ditunjukkan oleh Aaron Liu.     

"Itu bukan urusanmu! Apakah aku mengenalmu?" balas Aaron Liu dalam tatapan tajam dan juga sangat heran atas respon pria itu.     

"Mungkin kamu tak mengenal aku! Tapi aku sangat tahu jika kamu adalah tuan muda yang selama ini sangat dimanjakan oleh Keluarga Liu." Dave memang mengetahui kisah sebuah keluarga yang selalu saja sangat menarik diperbincangkan. Banyak perusahaan yang berada di bawah kendali Liu Corporation.     

Aaron Liu tersenyum kecut mendengar sebuah kalimat yang lebih terdengar sebagai cibiran untuknya. Ia sama sekali tak paham alasan pria itu begitu kesal padanya. Jelas-jelas mereka berdua tak saling mengenal dan juga tak memiliki hubungan apapun.     

Meski begitu, kedatangan Tiffany bersama dengannya pastilah ada hubungannya. Mereka berdua tentu saling mengenal satu sama lain. Aaron Liu menduga jika pria itu memiliki hubungan tertentu dengan Tiffany Mo.     

"Hentikan, Dave! Jangan berbicara sembarangan! Ucapanmu benar-benar tak sopan," peringat Tiffany atas perkataan dari seorang pria yang tak lain adalah sahabat dekatnya.     

"Siapa yang lebih tak sopan, Tiffany? Seharusnya tuan muda itu berterima kasih padamu, bukan malah bersikap kasar dan juga sangat dingin," kesal Dave atas segala ucapan dan juga tindakan dari anak laki-laki di Keluarga Liu.     

"Apa maksudmu? Mengapa aku harus berterima kasih pada Tiffany? Bukankah seharusnya dia yang berterima kasih atas kesediaanku dan juga Nona Lee untuk bekerja sama?" Aaron Liu masih tak paham maksud dari perkataan itu.     

Terlalu banyak teka-teki yang tak mudah untuk dipecahkan. Aaron Liu mulai curiga jika ada sesuatu hal yang tak diketahuinya. Sayangnya, ia sendiri tak ingin banyak terlibat secara langsung dengan Tiffany Mo.     

Mereka berempat saling memandang satu sama lain. Ada banyak pertanyaan yang tiba-tiba mengusik dan juga sangat menggangu. Tiffany sendiri juga merasa tak nyaman berada dalam situasi tersebut.     

"Sudahlah, Aaron! Sampai bertemu di jam makan siang," ucap Tiffany untuk menghentikan perdebatan mereka.     

"Tidak bisakah kamu menjelaskan hal itu, Tiffany?" lontar Aaron Liu dengan segala kekesalan yang tak mampu ditutupinya.     

Tanpa memberikan penjelasan apapun, Tiffany justru menarik tangan Dave dan menyeretnya untuk meninggalkan restoran. Ia tak ingin menciptakan permasalahan baru antara dirinya dan juga Aaron Liu.     

Kepergian mereka berdua justru membuat Aaron Liu semakin penasaran. Ia pun langsung memandang Lee Hana yang sejak tadi hanya menjadi pendengar atas perbincangan mereka.     

"Apakah kamu paham atas pembicaraan mereka, Nona Lee?" tanya seorang pria yang terlihat bingung dan juga sangat penasaran.     

"Entahlah. Aku sendiri tak yakin, Presdir. Kita bisa menunggu sampai Nona Tiffany sendiri yang menjelaskan segalanya." Begitulah jawaban Lee Hana atas pertanyaan atasannya itu. Ia sendiri juga masih belum yakin atas sesuatu hal yang dimaksudkan oleh sosok pria yang bersama Tiffany tadi.     

"Mungkinkah Tiffany sedang menjebak kita? Bagaimana jika dia sengaja ingin memanfaatkan kita berdua?" cemas Aaron Liu atas segala hal yang akan dilakukannya bersama seorang anak perempuan dari Keluarga Mo.     

Lee Hana sama sekali tak memberikan tanggapan apapun. Ia takut jika sampai salah berucap dan justru menjadi bumerang bagi hubungan mereka. Perempuan itu harus sangat berhati-hati atas segala tindakannya.     

Tak mendapatkan penjelasan yang diinginkan, Aaron Liu akhirnya memutuskan untuk segera pergi dari sana. Ia pun bergegas keluar dari restoran lalu masuk ke dalam mobil.     

"Sembari menunggu jam makan siang, lebih baik kita ke WM Fashion untuk melihat operasional perusahaan," ucap Aaron Liu tanpa menghentikan laju mobilnya. Ia langsung menuju ke sebuah perusahaan yang awalnya milik Keluarga Wen dan juga Miranda.     

"Itu ide yang bagus, Presdir. Sudah beberapa lama kita tak mendatangi WM Fashion," balas Lee Hana cukup antusias. Ia tampak bersemangat untuk kebaikan bekerja seperti yang seharusnya dilakukannya.     

Beberapa saat melaju, Lee Hana menyadari ada sesuatu yang cukup mencurigakan. Ia pun menjadi cemas dan juga takut jika terjadi hal buruk pada mereka.     

"Apakah Presdir melihat mobil hitam di belakang kita? Bukankah sejak tadi mengikuti kita?" tanya Lee Hana khawatir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.