Menantu Pungut

Pengalih Perhatian



Pengalih Perhatian

0Aaron Liu tentu tak takut dengan gertakan itu. Dia memiliki bukti lebih banyak akan kejahatan Wen Ziyi. Ancaman seperti itu sama sekali tak berpengaruh baginya.     

"Mengapa harus menunggu? Panggil polisi sekarang juga!" tantang pria itu tak gentar.     

"Brengsek! Kamu benar-benar ingin melawan aku, Aaron! Bukankah seorang tamu harus bersikap lebih sopan dari sang empunya rumah," cibir Wen Ziyi mencoba untuk memprovokasi.     

"Itu berlaku di rumah orang lain. Sedangkan untuk penjahat seperti Anda, tak pantas diberlakukan sopan!" sahut Miranda sedikit kasar.     

Wanita itu merasa telah disudutkan dan juga diremehkan orang mereka berdua. Sebuah situasi yang benar-benar sangat membuatnya tak nyaman.     

Meski begitu, Wen Ziyi mencoba untuk menahan diri agar tak masuk ke dalam jebakan mereka. Dia sangat tahu bagaimana Aaron Liu sengaja ingin memancingnya.     

"Nona Choi! Sepertinya Anda telah melupakan segala kebaikan yang pernah kami berikan pada Anda," sindir wanita itu sembari melemparkan senyuman kecut tak menyenangkan.     

"Kebaikan macam apa yang Anda bicarakan, Nyonya Wen? Apakah pengkhianatan Anda dengan menggelapkan uang perusahaan?" balas Miranda telak.     

Mereka semua sama-sama tahu jika modal terbesar kala mendirikan WM Fashion berasal dari Miranda. Namun, karena keserakahan keluarga Wen mereka justru menggelapkan uang perusahaan.     

Beruntung Aaron Liu datang di waktu yang tepat untuk membongkar kebusukan itu. Keluarga Wen pada akhirnya harus angkat kaki dari WM Fashion.     

Aaron Liu masih mencoba untuk memperhatikan sekeliling rumah itu. Dia berharap jika Lee Hana berada di sana. Entah mengapa, dia sangat yakin jika keluarga Wen yang sudah mencukupi perempuan cantik itu.     

"Di mana Nona Lee sekarang? Apakah Anda ingin menambahkan penculikan ke dalam daftar kejahatan keluarga Wen?" seru Aaron Liu mengandung sebuah ancaman yang tak main-main.     

"Apa kalian punya bukti kalau kami menculik Lee Hana?" sahut Wen Ziyi tak gentar sedikit pun.     

"Aku akan menggeledah rumah ini!"     

Tanpa membuang waktu, Aaron Liu langsung bergerak cepat untuk memeriksa beberapa kamar di rumah itu. Dia berharap jika Lee Hana ada di salah satu kamar itu.     

Beberapa kamar sudah diperiksa, tak ada seorang pun yang ditemukan di sana. Aaron Liu mulai kesal dan juga sangat murka atas permainan keluarga Wen.     

"Di mana kalian menyembunyikannya?" teriak Aaron Liu kehilangan kesabaran.     

"Cari saja sesuka kalian! Tak ada siapapun di sini."     

Baru saja Wen Ziyi mengatakan hal itu, terdengar suara mesin mobil yang baru dinyalakan dan langsung meninggalkan rumah itu. Aaron Liu bergegas keluar dari sana, disusul oleh Lee Hana di belakangnya.     

Mereka berdua langsung masuk ke dalam mobil dan berusaha untuk mengejar mobil tadi. Sejak awal, Wen Ziyi sengaja mengalihkan perhatian mereka.     

"Sial! Wanita itu sengaja mengulur waktu agar kita tak segera menggeledah rumahnya," kesal Aaron Liu karena tak berhasil menemukan Lee Hana.     

"Yang penting kita kejar dulu mobilnya. Sepertinya Lee Hana dibawa pergi oleh mereka!" Miranda juga berpikir jika mereka sengaja membawa Lee Hana pergi dari rumah itu. Aman sangat berbahaya jika Aaron Liu menangkap basah mereka di sana.     

"Cepat hubungi Jiang Lily untuk mengirimkan beberapa orang lagi!" ucap Aaron Liu panik.     

"Aku akan segera menghubungi istrimu!"     

Miranda langsung menghubungi adik iparnya itu. Dia tak ingin menunda waktu lebih lama lagi. Semakin banyak orang yang membantu, pasti akan lebih baik.     

Terjadi aksi kejar-kejaran antara mobil tadi dan juga Aaron Liu. Mereka semua sama-sama melajukan mobilnya dengan kecepatan sangat tinggi. Tak peduli dengan segala resiko berbahaya di depan mata.     

"Berhati-hatilah, Aaron! Perhatikan mobilnya!" peringat Miranda karena adiknya sudah kehilangan kesabaran untuk mengejar mobil tadi.     

"Pastikan Jiang Lily mengirimkan bantuan secepatnya!"     

"Aku sudah mengirimkan lokasi kita." Miranda bukan takut mati bersama adiknya. Dia hanya tak ingin jika adik iparnya menjadi janda sebelum anaknya lahir.     

"Kita harus bisa menghentikan mobil itu!" Aaron Liu menambahkan kecepatan untuk mengejar sebuah mobil yang tadi keluar dari kediaman Keluarga Wen. Dia berpikir jika Lee Hana ada di dalam mobil itu.     

Setelah melaju kencang dan cukup jauh melintas jalanan kota, bantuan baru saja datang. Aaron Liu berkoordinasi dengan beberapa pengemudi lainnya untuk memblokir jalan mobil tadi.     

Dengan kecepatan tinggi dan juga gerakan yang begitu gesit. Mobil itu berhasil dihentikan. Beberapa orang langsung mengepung sebuah mobil yang sejak tadi sudah sangat mencurigakan bagi mereka semua.     

"Keluar dari mobil!" teriak Aaron Liu pada dua orang pria yang kebetulan terlihat duduk di kursi depan.     

"Mengapa kami harus keluar? Siapa Anda?" Pria itu masih berpura-pura tak mengetahui maksud ucapan Aaron Liu.     

"Keluar saja, Brengsek! Kalian hanya membuang waktu kami!" Miranda terlalu murka hingga menendang pintu mobil itu.     

Kedua pria itu tampak tak senang. Namun, mereka berdua cukup berani untuk keluar dari mobil dan berhadapan dengan beberapa orang yang sudah mengepung.     

Muncul perasaan aneh dan juga sangat mencurigakan kala melihat kedua pria itu bisa begitu tenang. Sudah bisa dipastikan jika ada yang tak beres di sana.     

"Sepertinya ada masalah dengan kepala Anda," ucap pria itu sarkas.     

"Brengsek! Berani-beraninya kamu!" teriak Aaron Liu hampir saja memberikan pukulan pada pria itu.     

Untung saja, Miranda langsung menarik adiknya itu dan mencegah Aaron Liu bertindak anarkis. Bukan apa-apa, perempuan itu tak ingin membuat adiknya berada dalam masalah.     

Tak ingin tinggal diam, Aaron Liu langsung mencoba untuk membuka paksa pintu mobil belakang. Dia harus memastikan jika seseorang yang di sana adalah Lee Hana.     

Namun, pintu mobil itu terkunci rapat. Aaron Liu tak berhasil membukanya. Salah satu jalan adalah meminta dua pria itu untuk membukakan pintu.     

"Buka pintu mobilnya sekarang juga!" seru Aaron Liu murka.     

"Bagaimana jika kami menolak?" jawab salah seorang pria cukup berani.     

"Bukan hal sulit bagi kami untuk menghabisi kalian berdua!" ancam suami dari Jiang Lily itu.     

Kedua pria itu memperhatikan sekeliling. Mereka bukan orang bodoh yang tak bisa berpikir dan memilih untuk mati di tangan mereka semua.     

Setelah saling memandang satu sama lain, mereka memutuskan untuk membuka pintu mobil yang belakangan. Mencari masalah dengan mereka semua bukanlah pilihan terbaik bagi keduanya.     

"Cepat buka!" desak Aaron Liu tak sabar.     

"Lihat saja apa yang ingin Anda lihat!"     

Seorang pria akhirnya membuka kunci pintu mobil itu. Terlihat ada seorang perempuan meringkuk dengan setengah berbaring di kursi belakang.     

Aaron Liu sangat lega merasa telah menemukan Lee Hana. Dia langsung bergerak menuju ke mobil itu dan berusaha untuk menolongnya.     

"Nona Lee!" panggilnya bersemangat.     

Begitu perempuan dengan tangan terikat itu dibawa keluar dari sana, Aaron Liu baru menyadari jika mereka sengaja mempermainkan dirinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.