Menantu Pungut

Petinggi Kepolisian?



Petinggi Kepolisian?

0Sebelum Wen Ziyi berhasil menarik pelatuk senjata di tangannya, Miranda sudah berlari ke arah adiknya. Ia sudah berjanji akan melindungi suami dari Jiang Lily itu.    

Naas! Peluru itu bersarang di tubuh Miranda. Aaron Liu memang selamat, sedangkan perempuan yang hampir dinikahinya langsung terjatuh ke lantai.    

"Miranda!"    

Aaron Liu merasa terpukul dan juga tak berdaya kali ini. Setelah sekian lama, ia akhirnya begitu takut kehilangan Miranda. Bukan karena perasaan cinta yang tertinggal di dalam dada, melainkan karena hubungan darah di antara mereka.    

Di waktu yang bersamaan, beberapa orang bodyguard berhasil menerobos masuk ke dalam gudang. Terjadi baku hantam antara orang-orang keluarga Liu dan juga orang bayaran.    

"Kita harus membawa Miranda dan Nona Lee ke rumah sakit!" perintah Aaron Liu sangat panik.    

"Baik, Tuan!"    

Beberapa orang langsung bergerak cepat membawa dua perempuan itu keluar dari gudang. Mereka harus segera menyelamatkan Miranda yang sudah bersimbah darah karena sebuah tembakan yang diterimanya.    

Miranda masih berada di ambang kesadarannya. Meski pandangannya mulai buram, ia bisa melihat Aaron Liu tengah bertarung dengan beberapa orang di sana.    

"Aaron!"    

"Aaron!"    

Miranda berusaha untuk memanggil adik laki-lakinya. Ia sangat takut jika pria itu akan terluka karena mereka semua.    

Ada satu hal yang tak disadari oleh Aaron Liu. Kala dia harus memberikan pelajaran pada orang-orang itu, Wen Ziyi sudah menghilang dari sana. Wanita itu bahkan membiarkan kedua anaknya berjuang mati-matian untuk menghadapi lawan.    

"Ini balasan dariku karena sudah berani melukai Miranda dan Nona Lee!"    

"Brengsek! Bagaimana kemampuan bela dirimu bisa sehebat itu?"    

Tak peduli akan keselamatannya, Aaron Liu menghadiahkan beberapa pukulan pada dou Wen. Mereka berdua harus mendapatkan balasan setimpal atas segala tindakan berbahaya itu.    

Meski Wen Hui dan Wen Rou bekerja sama untuk menyerang Aaron Liu, mereka berdua sama sekali bukan tandingannya. Kedua pria terlalu dimanjakan oleh ibunya hingga tumbuh sebagai pria tak berguna.    

Satu persatu mereka mulai tumbang dan tak berdaya. Sudah sangat jelas jika Aaron Liu bukanlah lawan mereka. Dalam kondisi babak belur, pria-pria itu mencoba bangkit dan ingin melakukan serangan balasan.    

Sayang sekali, Aaron Liu kembali memberikan tendangan kuat untuk melumpuhkan mereka berdua. Dalam sekejap saja, orang-orang bayaran juga sudah berhasil dikalahkan.    

Aaron Liu baru menyadari kalau Wen Ziyi sudah tak ada di sana. Ia memperhatikan sekeliling untuk mencari keberadaan wanita yang seharusnya bertanggungjawab atas segala kejahatannya.    

"Sial! Apakah wanita itu kabur?"     

"Sepertinya kita kehilangan wanita itu, Tuan."    

"Cepat kejar wanita itu!"    

Beberapa orang langsung bergegas untuk mengejar Wen Ziyi, beberapa orang lagi sengaja tinggal di sana untuk membereskan kekacauan itu. Tak mungkin jika Aaron Liu sengaja ditinggalkan sendirian di gudang tersebut.    

Sebelum ikut mengejar Wen Ziyi, Aaron Liu sengaja ingin memprovokasi dou Wen. Ia sengaja ingin mengacaukan kepercayaan mereka pada ibunya sendiri.    

"Lihatlah! Di mana Nyonya Wen?"    

"Mama! Apakah mama kabur?" Wen Rou memperhatikan sekeliling untuk mencari keberadaan ibunya.    

"Bagaimana mama bisa meninggalkan kita dan menjadikan tumbal di sini?" celetuk Wen Hui sangat kecewa.    

"Setelah hari ini, Nyonya Wen akan menjadi seorang buronan. Apakah kalian berminat untuk menemaninya membusuk di penjara?" hasut Aaron Liu dengan senyuman sinis penuh kemenangan.    

Dua saudara itu saling melemparkan tatapan satu sama lain. Mereka tentu saja tak mau ikut terseret dalam kejahatan ibunya sendiri. Terlebih, Wen Ziyi sengaja meninggalkan mereka berdua di sana.    

Mana ada seorang ibu yang begitu tega meninggalkan anaknya dalam bahaya? Hanya Wen Ziyi yang bisa melakukannya. Tak seharusnya wanita itu pergi untuk menyelamatkan dirinya sendiri.    

"Apa maksudmu, Aaron? Paling juga hukuman beberapa tahun saja di dalam penjara." Wen Rou mencoba untuk menghibur dirinya. "Penculikan paling hanya beberapa tahun saja."    

"Bodoh! Apakah kalian berdua sama sekali tak tahu kejahatan yang dilakukan Nyonya Wen?" lontar Aaron Liu mengandung gertakan.    

Dia pria itu tak benar-benar tahu segala kejahatan yang telah dilakukan oleh ibunya. Mereka berpikir kalau segala kejahatan yang dilakukan selama ini masih bisa ditolerir.    

Pemikiran itu tentu saja salah besar. Mereka hanya belum tahu segala kebenaran yang sengaja ditutupi oleh Wen Ziyi selama bertahun-tahun.    

"Nyonya Wen masuk ke sebuah rumah mewah yang tak jauh dari sini, Tuan," lapor seorang bodyguard setelah mendapatkan informasi dari beberapa orang lainnya.    

"Aku akan menyusul mereka." Aaron Liu langsung meninggalkan kedua pria itu begitu saja.    

Menangkap Wen Ziyi tentu saja jauh lebih penting dari mengurusi dua pria bodoh itu. Aaron Liu tak ingin membuang waktu dengan berbicara terlalu lama dengan mereka berdua.    

Semua orang-orang kepercayaan keluarga Liu bergegas meninggalkan gudang tersebut. Mereka harus segera menemukan Wen Ziyi yang tengah bersembunyi di suatu tempat.    

"Laporkan kasus penculikan dan juga percobaan pembunuhan yang sudah dilakukan Nyonya Wen! Sertakan beberapa bukti untuk bisa menyeret wanita itu ke dalam penjara!"     

"Baik, Tuan."    

"Segera hubungi papa agar mengeluarkan segala bukti yang selama ini disimpan. Sudah waktunya wanita itu menerima hukumannya."    

"Siap, Tuan."    

Aaron Liu sama sekali tak ingin menunda lagi. Sudah terlalu banyak kejahatan yang dilakukan oleh Wen Ziyi. Tak ada ampun bagi ibu dua anak itu.    

Terlebih, wanita itu juga yang sudah mendalangi sebuah insiden kecelakaan yang telah menewaskan kedua orang tua Jiang Lily. Aaron Liu tak mungkin akan membiarkan hal itu begitu saja.    

Dalam situasi seperti itu, Aaron Liu sebenarnya tak bisa tenang. Ia terus memikirkan kondisi Miranda setelah terkena luka tembak.     

"Apakah Miranda sudah sampai di rumah sakit?"     

"Sudah, Tuan. Dokter sedang menanganinya."    

"Bagaimana kondisinya? Apakah dia akan selamat?"     

"Seharusnya bisa diselamatkan, Tuan. Tembakan itu tak mengenai organ vitalnya."    

Aaron Liu hanya bisa berharap dan juga berdoa untuk kebaikan Miranda. Tak menyangka akan secemas itu memikirkan seorang perempuan yang pernah menghancurkan hatinya.    

Meski begitu, Miranda tetap saja anak dari ayahnya. Tak seharusnya Aaron Liu terus menyimpan dendam dan juga kebengisan pada kakaknya sendiri.    

"Ini rumahnya, Tuan." tunjuk seorang bodyguard yang kebetulan mengantar Aaron Liu untuk menyusul Wen Ziyi.    

"Siapa pemilik rumah ini?" tanya Aaron Liu sembari memperhatikan sekeliling rumah mewah dan cukup megah itu.    

Dilihat sekilas saja, rumah ini tampak dijaga sangat ketat. Seolah penjagaan di sana harus melewati pemeriksaan dua lapis.    

Bisa dipastikan kalau pemilik rumah itu bukanlah orang biasa. Hal itu membuat Aaron Liu semakin penasaran dengan sang empunya rumah.    

"Rumah ini dimiliki oleh seorang petinggi kepolisian, Tuan."    

"Aku mengerti!"    

Aaron Liu tiba-tiba mengingat satu hal penting mengenai Keluarga Wen. Sudah bisa dipastikan kalau Wen Ziyi tengah mencari perlindungan di sana.    


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.