Menantu Pungut

Pendarahan!



Pendarahan!

0Jiang Lily masih mencoba menenangkan hati suaminya. Ia bisa melihat segala kecemasan dan juga rasa takut yang tak bisa tersamarkan.     

Perempuan itu akhirnya memberanikan diri untuk mendekati pintu ruang operasi. Kebetulan sekali ada seorang perawat yang juga baru keluar menyusul seorang perawat sebelumnya.     

"Apa yang sebenarnya sedang terjadi?" tanya Jiang Lily yang begitu cemas.     

"Pasien mengalami pendarahan, kami sedang melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkannya."     

"Terima kasih informasinya, Suster."     

Jiang Lily kembali ke sisi suaminya. Ia tak mungkin membiarkan Aaron Liu begitu khawatir akan kondisi Miranda. Tergambar begitu jelas segala kekhawatiran pada pria itu.     

Cukup melegakan menyaksikan hubungan mereka semakin membaik. Jiang Lily juga menginginkan sebuah keluarga yang harmonis dan juga saling menyayangi.     

Dengan segala kejadian yang terjadi belakangan, Miranda sudah membuktikan kesungguhan hatinya pada Keluarga Liu. Perempuan itu bahkan rela melepaskan segala miliknya untuk Aaron Liu.     

"Aku yakin kalau Miranda akan baik-baik saja, Aaron."     

"Apa yang mereka katakan?" tanya Aaron Liu cemas.     

"Miranda sempat mengalami pendarahan pasca operasi, tapi dokter telah mengusahakan segala hal terbaik."     

"Semua salahku! Mengapa Miranda harus mengorbankan dirinya untukku?" protes pria itu tak rela.     

"Seberapa banyak kamu mengingkari, Miranda tetaplah saudara perempuanmu, Aaron."     

Pria itu terdiam sejenak lalu menatap pintu ruang operasi. Ada sebuah perasaan yang tak mampu diingkari. Aaron Liu benar-benar tak ingin Miranda terluka karena dirinya.     

Sebuah hubungan darah di antara mereka, seolah telah terikat erat. Aaron Liu tak akan mungkin bisa mendustai kenyataan itu.     

"Sepertinya aku terlalu egois hingga tak bisa memaafkan, Miranda," ucap suami dari Jiang Lily itu.     

"Setidaknya mulai saat ini, kamu bisa melihat ketulusan Miranda." Jiang Lily mencoba untuk memberikan sedikit pengertian. Ia tak mau kalau suaminya akan menyesal atas perbuatannya sendiri.     

"Apakah sangat memalukan jika aku menerima Miranda sebagai keluargaku?" tanya pria itu pada sang istri.     

"Tak ada yang memalukan, Aaron. Aku justru sangat senang jika hubunganmu dan Miranda sudah lebih baik," bujuk Jiang Lily penuh pengertian.     

Aaron Liu bisa sedikit lebih tenang setelah mendengar ucapan istrinya. Sudah saatnya bagi pria itu untuk membuka hati dan menerima Miranda sebagai anggota keluarga Liu.     

Meski awalnya akan sangat aneh dan juga sangat sulit, waktu akan mengubah segalanya. Aaron Liu hanya perlu membuka hati dan juga melupakan segala kesalahan dari masa lalu.     

Miranda juga memiliki alasan sendiri sampai harus melakukan segala niat buruknya di masa lalu. Namun, segalanya sudah sangat berubah begitu perempuan itu mau menerima keluarga Liu sebagai anggota keluarganya.     

"Terima kasih, Lily."     

"Aku selalu menginginkan segala hal baik terjadi padamu, Aaron."     

Pasangan itu saling memandang penuh arti. Mereka tentu saja saling memahami satu sama lain. Sudah banyak hal yang telah mereka lalui bersama. Segalanya juga tak langsung mulus tanpa masalah sedikit pun.     

Tak hanya Aaron Liu yang begitu beruntung memiliki dukungan dari keluarganya, Jiang Lily juga merasakan hal yang sama. Dia begitu senang bisa diterima menjadi seorang menantu di keluarga Liu.     

"Setelah memastikan kondisi Miranda, aku akan segera menemui Nyonya Wen," ucap Aaron Liu dengan perasaan meledak-ledak.     

"Bukankah Papa sudah mengatakan akan mengurus semuanya?" Jiang Lily hanya tak ingin kalau suaminya kelelahan.     

"Tetap saja. Aku ingin melihat sendiri wanita itu diseret dari persembunyiannya." Rasanya sudah tak sabar untuk membawa Wen Ziyi untuk menerima hukumannya.     

Jiang Lily mencoba untuk selalu memahami suaminya. Ia sama sekali tak ingin berdebat dengan Aaron Liu. Sebisa mungkin, perempuan itu mencoba untuk menjadi sosok istri yang pengertian.     

Tak sedikit segala perjuangan dan juga pengorbanan Aaron Liu selama ini. Jiang Lily hanya tak ingin kalau suaminya harus mengorbankan lebih banyak hal.     

"Untuk malam ini, biarkan papa mengurus semuanya. Kita harus memastikan kalau Miranda dan juga Nona Lee dalam kondisi yang baik," bujuk Jiang Lily pada suaminya.     

"Maaf jika aku membuat kamu cemas, Lily," sesal Aaron Liu begitu menyadari segala kecemasan dan juga ketakutan sang istri.     

"Tak masalah, Aaron. Memang sudah seharusnya kita melewati segalanya bersama-sama," balas seorang perempuan yang tengah mengandung anak dari Aaron Liu.     

"Terima kasih atas pengertianmu." Aaron Liu merasa sangat bahagia bisa memiliki Jiang Lily di sisinya.     

Mereka berdua merasa sama-sama beruntung memiliki satu sama lain. Meski awalnya, kisah mereka memang tak mudah.     

Pasangan itu akhirnya menuju ke sebuah ruang perawatan di mana Lee Hana berada. Mereka ingin memastikan kalau perempuan itu berada dalam kondisi yang cukup baik.     

Sampai di ruangan yang dituju, terlihat seorang dokter dan juga perawat tengah memeriksa kondisi Lee Hana. Kebetulan sekali perempuan itu juga sudah terbangun setelah tak sadarkan diri beberapa lama.     

"Bagaimana kondisinya, Dokter?" tanya Aaron Liu begitu cemas dan juga takut terjadi hal buruk.     

"Kondisi pasien cukup baik, Tuan. Untung saja obat tidur yang diberikan tak terlalu banyak. Akan lebih baik jika pasien menjalani rawat inap untuk dua hari ke depan," ujar sang dokter menjelaskan.     

"Baik, Dokter. Terima kasih," jawab Aaron Liu sebelum dokter dan juga perawat pergi dari sana.     

Lee Hana langsung mencoba untuk bangkit dari posisinya. Ia memandang Aaron Liu dan juga Jiang Lily dengan perasaan bersalah.     

Perempuan itu sangat yakin jika sesuatu yang buruk telah terjadi. Tak mungkin jika Keluarga Wen akan melepaskan dirinya begitu saja.     

"Maafkan aku, Presdir. Nona Jiang. Aku telah ceroboh dan justru merepotkan Keluarga Liu dan Keluarga Jiang," sesal Lee Hana dengan suara serak dan juga cukup pelan.     

"Tak perlu berpikir macam-macam, Nona Lee. Fokus pada kondisimu saja," sahut Jiang Lily sembari tersenyum tipis pada perempuan cantik itu.     

"Apa yang sudah kalian berikan hingga Keluarga Wen mau melepaskan aku?" Lee Hana menjadi sangat penasaran akan sebuah pertukaran yang telah dilakukan oleh mereka.     

"Tak ada pertukaran apapun." Aaron Liu memberikan jawaban tanpa menjelaskan situasi yang telah terjadi.     

Lee Hana tak akan semudah itu percaya atas jawaban Aaron Liu. Ia sangat yakin kalau telah terjadi sesuatu yang tak diketahuinya.     

Dengan melihat ekspresi cemas di wajah Aaron Liu, perempuan itu bisa menebak sesuatu yang terjadi. Lee Hana tak ingin membiarkan orang lain berkorban untuk dirinya.     

"Apa yang sebenarnya terjadi, Presdir? Tak mungkin jika mereka melepaskan aku begitu sana," desak Lee Hana soal segala upaya penyelamatan yang sudah mereka lakukan.     

"Apa yang sebenarnya ingin kamu dengar, Nona Lee?" Aaron Liu tak langsung menjelaskan segala kejadian yang telah terjadi.     

Baik Aaron Liu maupun Jiang Lily juga tak ingin mengatakan apapun dalam situasi seperti itu. Mereka sama-sama takut kalau Lee Hana merasa bersalah dan justru memperburuk kondisinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.