Buku Itu Membuatnya Favorit di Grup

Takut Ada Masalah



Takut Ada Masalah

0Jangan bilang, Jiang Yu sedang tidur nyenyak sekarang.     

Cheng Maoshi berjalan mendekat dan melihat gadis itu bahkan tidak bergerak sedikitpun.     

Pada saat ujian keesokan paginya, Cheng Maoshi telah menyerah pada dirinya sendiri, dan ketika Jiang Yu baru saja mengangkat tangannya, ia menjawab, "Jangan katakan itu lagi, aku sudah mengerti semuanya."     

Semua orang tertawa dan juga merasa penasaran, Jiang Yu mengerjakan dua soal ujian, sebenarnya peringkat seperti apa yang ingin ia capai.     

Apa ia ingin memuaskan seseorang dengan menunjukkan kerja kerasnya padahal sebenarnya ia tidak mampu, omong kosong macam apa ini?     

Jika begitu, bagaimana mungkin ia bisa mengerjakan dua soal ujian secepat itu?     

Sebenarnya, Cheng Maoshi masih memiliki beberapa harapan di hatinya hari ini, karena dua ujian yang kemarin tidak ada hubungannya dengannya, ujian pagi ini adalah ujian bahasa Mandarin, jadi ia bisa menilai tentang kemampuan akademis Jiang Yu.     

Setelah Jiang Yu mulai menjawab pertanyaan, Cheng Maoshi mengambil kesempatan untuk berpatroli di ruang ujian, ia berjalan ke Jiang Yu diam-diam, menoleh untuk melihat apa yang telah ditulisnya.     

Ketika melihat lembar ujian Jiang Yu, Cheng Maoshi langsung membeku.     

Ini ini ini… apa gadis ini seorang monster?     

Bagaimana orang seperti ini bisa berada di kelas tujuh?     

Kemudian, siswa lain dalam ujian mengangkat kepala mereka secara tidak sengaja karena ingin melihat jam, dan melihat Cheng Maoshi yang ada di depan sedang menatap Jiang Yu, yang sudah tertidur, sembari bertopang dagu.     

Mata kecil itu penuh dengan…     

Seperti cinta orang tua kepada anak muda?     

….apa-apaan ini?     

Ketika ujian berakhir, Cheng Maoshi memandang Jiang Yu, dengan ekspresi gembira di wajahnya, ia juga mengepalkan tinjunya dan berkata, "Murid Jiang, lanjutkan semangatmu! Aku memperhatikanmu!"     

Jiang Yu menjawab dengan sopan, "Terima kasih."     

Cheng Maoshi melihat Jiang Yu pergi.     

Ia tiba-tiba paham mengapa Jiang Yu meminta hal seperti itu padanya.     

Anak ini…     

Ternyata takut terkena masalah.     

  ...     

Selama ujian dua hari terakhir ini, Jiang Zeyu sama sekali tidak pernah bertanya tentang bagaimana ujian Jiang Yu.     

Setelah ujian, Jiang Zeyu bertanya ragu-ragu, "Adik bagaimana ujianmu kali ini?"     

Jiang Yu menjawab santai, "Lumayan."     

Jiang Zeyu sedikit khawatir.     

Karena adiknya percaya diri, apa ini artinya, ujian kali ini akan berjalan dengan lancar, lalu ia akan meninggalkan kelas reguler tujuh dengan mudah.     

Tidak bisakah ia berada di kelas yang sama dengan saudara perempuannya lagi?     

Meskipun berharap adiknya mendapatkan yang terbaik, tapi entah mengapa tetap ada sedikit perasaan tidak bahagia di dalam hati Jiang Zeyu.     

Jiang Zeyu mencoba yang terbaik untuk tidak menunjukkan emosinya, ia mengangguk dan berkata, "Adik, aku percaya padamu, semoga kamu bisa masuk 20 besar!"     

  ...     

Sejak Jiang Chenglang memberi perintah agar Jiang Yu dan Jiang Wan berada di satu mobil yang salam, sejak saat itu Jiang Wan dan Jiang Yu tidak pernah berangkat ke sekolah bersama-sama.     

Ketika Jiang Yu kembali ke rumah, Jiang Wan sudah ada di sana.     

Dari kejauhan, bisa didengar suara centil Jiang Wan ketika berbicara pada Jiang Chenglang,     

"Kak, jika hasil ujianku kali ini bagus, apa kamu akan memberiku hadiah?"     

Lalu terdengar suara tenang Jiang Chenglang, "Hadiah apa yang kamu inginkan?"     

"Jika aku yang memberikan ide untuk hadiahnya, tampaknya kakak akan terlihat sebagai seorang kakak yang tidak peduli pada adiknya."     

Jiang Wan berkata dengan aneh, "Kakak tidak boleh asal-asalan memilih hadiah, jadi kali ini aku tidak akan mengatakan apa-apa soal hadiah yang ku inginkan, aku ingin lihat apa yang akan diberikan kakak padaku."     

Jiang Chenglang meletakkan buku itu, "Sepertinya hasil ujianmu kali ini benar-benar bagus?"     

Sangat sulit untuk mendapatkan peringkat pertama. Jiang Wan menjulurkan lidahnya, "Aku percaya bahwa kakak ku tidak akan begitu dingin dan memaksa ku untuk mendapatkan peringkat pertama."     

Jiang Chenglang sedikit mengernyit.     

Ia memikirkan beberapa kenangan buruk dari masa lalu, menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak akan bertanya."     

"Aku tahu jika kakak tertua adalah yang terbaik." Jiang Wan bertepuk tangan dengan riang, lalu berdehem, "Kakak sudah pulang!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.