Buku Itu Membuatnya Favorit di Grup

Walau Sudah Meminta Maaf, Aku Tetap Belum Bisa Memaafkanmu



Walau Sudah Meminta Maaf, Aku Tetap Belum Bisa Memaafkanmu

0Jiang Wan berkata, "Aku bersumpah aku tidak pernah ingin merebut posisimu, kamu tidak perlu menyiksaku seperti ini, kamu tidak perlu dengan sengaja mempermainkanku seperti ini, tidak perlu menyiksaku dengan cara seperti ini."     

Jiang Yu sepertinya mendengar sesuatu yang lucu.     

"Kamu bersumpah?"     

Jiang Yu tersenyum dingin, "Kata sumpah itu tidak layak diucapkan di hadapanmu, apa gunanya?"     

Jiang Wan terisak-isak, "Kakak, apakah kamu harus mempermalukanku seperti ini?"     

Jiang Wan terisak lagi, mencondongkan tubuhnya ke arah Jiang Chenglang, menundukkan kepalanya, dan berkata, "Kakak, karena kak Jiang Yu tidak mau mengakuinya, aku tidak punya pilihan untuk melupakannya saja, walau dia tidak menyukaiku, walau kakak tertua tidak bisa mempercayaiku, tapi aku masih menganggap kalian sebagai keluarga.     

Sebagai sebuah keluarga, kita harus tetap harmonis, tapi apa yang bisa ku lakukan? Apa aku bisa menuntutnya? Jika aku memaksa melakukan itu, kakak tertua pasti akan mencoba untuk menghentikan ku.     

Kalau begitu, kita sudahi saja masalah ini, aku yang dirugikan, aku yang akan menanggungnya sendiri, nanti…. Aku akan menghindari masalah seperti ini sebisa mungkin, begitu kan?"     

Setelah ia selesai berbicara, ia berkata kepada Jiang Yu lagi, sembari menahan air matanya, "Kakak, aku memaafkanmu kali ini, maukah kamu melepaskan ku juga di masa depan?"     

Jiang Chenglang mengerutkan kening dan tidak mengatakan apa-apa setelah Jiang Yu muncul, seolah-olah ia terjebak dalam semacam ikatan.     

Sekarang Jiang Wan telah menunjukkan kelemahan pada titik ini. Jiang Chenglang membuka mulutnya dan hendak berbicara, ketika Jiang Yu sudah menghela nafas dan berkata, "Karena kamu sangat terobsesi, maka aku hanya bisa menjadi wanita licik dan kejam."     

Sembari memutar matanya, Jiang Yu berkata, "Minta maaf apanya, aku masih belum memaafkanmu."     

"Kakak…"     

"Kamu jangan mengatakan apa-apa lagi, suaramu terlalu berisik, membuat kepalaku sakit." Jiang Yu mengerutkan kening dan berkata, "Meskipun aku benci ada masalah, tapi aku tidak menolak memecahkan masalah.     

Karena kau ingin membahas masalah ini, aku hanya bisa berkata, semua masalah yang muncul adalah salahmu. Suasana hatiku yang bagus awalnya jadi berantakan, dan itu sangat menjengkelkan."     

Jiang Wan tiba-tiba memiliki firasat buruk di hatinya.     

Ia tiba-tiba teringat bahwa Jiang Yu telah berlari tiga putaran hari itu, berlari tiga putaran sembari mengakui kesalahan adalah mimpi buruk baginya, itu adalah rasa malu terbesar dalam hidupnya sejauh ini.     

Lalu bertemu dengan masalah ini lagi hari ini…     

Benar!     

Sudah pasti Jiang Yu yang melakukannya!     

Ia tidak akan pernah salah!     

Dia hanya tidak bisa melihatnya dengan baik, mempermalukannya sekali saja pasti tidak cukup baginya, jadi ia ingin mempermalukannya untuk kedua kalinya!     

Mengapa ia terus berpegangan pada Jiang Yu, semua adalah salah Jiang Yu, karena Jiang Yu yang cemburu padanya!     

Jiang Wan meraih kartu pelajar itu, kemudian Jiang Yu datang mendekat, memegang kartu pelajar itu diantara dua jarinya, seolah tidak menggunakan banyak usaha, kartu pelajar itu tiba-tiba sudah berpindah ke tangan Jiang Yu.      

Lalu dia berkata perlahan, "Kamu mungkin tidak tahu, aku memiliki kebiasaan yang sedikit aneh, aku memiliki kebiasaan memasang chip pada barang-barangku yang mudah hilang di posisi-posisi tertentu, jadi aku bisa membuktikan itu benar kartu pelajarku atau tidak dengan cara ini.     

Lagi pula, benda kan tidak bisa berbicara, jadi aku tidak bisa memanggil atau mengajaknya berbicara, jika hilang, mereka terpaksa jadi milik orang lain dan bisa jadi dipaksa untuk memfitnahku, jadi apa kamu pikir aku bisa menahan semua itu sendirian?"     

Jiang Yu perlahan mengeluarkan kartu pelajar dari kotak plastik tipis yang melapisinya, lalu dengan lembut menggosok jarinya untuk memperlihatkan serpihan perak di dalamnya.     

Ia mulai menyalakan ponselnya dan mulai memperlihatkan apa yang akan ia lakukan pada chip itu.     

Ia berkata dengan tenang, "Pada hari aku kehilangan kartu pelajar, kira-kira dua hari yang lalu, aku sudah tahu bahwa kartu pelajarku ada di kamarmu.     

Tapi aku selalu bermurah hati dengan hal-hal kecil seperti itu. Jika kamu menyukainya, tidak masalah jika memang harus memberikannya padamu,walau itu masih baru sekalipun.     

Lalu, bagaimana kamu bisa mengatakan jika barang yang ada di kamarmu itu, jatuh dari orang-orang yang menyerangmu… bukankah itu sedikit tidak masuk akal?     

Jiang Yu bertanya perlahan, "Bagaimana, menurut, mu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.