Buku Itu Membuatnya Favorit di Grup

Silahkan Memulai Pertunjukanmu Sekarang



Silahkan Memulai Pertunjukanmu Sekarang

0"Apa yang kamu katakan sekarang, apa kamu sudah mau mengakuinya…adikku, yang baik?"     

Jiang Yu mengatakan kata demi kata, kata-katanya penuh ejekan.     

Jiang Wan tercengang.     

Ia tidak menyangka bahwa Jiang Yu akan melakukan perlawanan seperti itu!     

Sejak awal ia sudah tahu, tapi tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya menyaksikan pertunjukannya dengan tenang, sementara Jiang Wan terlihat seperti badut yang melompat-lompat.     

Jiang Wan menggertakkan giginya.     

Jangan panik, jangan panik sekarang, jika kamu panik, semuanya akan jadi percuma.     

Jiang Wan memiliki ekspresi terkejut di wajahnya, "Kakak, aku benar-benar baru menemukannya hari ini, jika kamu tidak memberi tahu, aku bahkan tidak tahu, bagaimana kartu pelajarmu bisa berada di kamarku?     

Mungkinkah ada salah satu orang di rumah yang mencurinya? Lalu meletakkan kartu pelajarmu di kamarku?"     

Jiang Yu menjawab, "Benar, setelah kartu pelajar itu sampai di kamarmu, dia juga pergi ke sekolah bersamamu."     

Jiang Wan dengan bersemangat berkata, "Kakak, orang ini benar-benar penuh kebencian, tidak cukup hanya mencuri kartu pelajarmu, dia juga masuk ke kamarku untuk menuduhku, lalu memasukkannya ke dalam tas agar terlihat kartu itu ku bawa ke sekolah.     

Dia pasti sengaja melakukan semua itu karena senang melihat kita bertengkar! Kak, kita harus menemukan tersangka yang sebenarnya, tanyakan kenapa dia tega melakukan semua itu!     

Kakak tertua, panggil semua pelayan di rumah ini sekarang, kami akan memeriksa mereka satu per satu untuk melihat siapa yang mengadu domba kami, keluarga Jiang tidak bisa mentolerir pelayan yang tercela seperti itu! "     

Jiang Yu mengangguk dan berkata, "Apa yang kamu katakan masuk akal."     

Karena Jiang Wan berani mengatakannya, berarti ia yakin jika siapa yang membawa kartu pelajar ke kamarnya itu tidak akan bisa ditemukan.     

Pemikiran yang sangat mengagumkan.     

"Tapi kak," Jiang Yu melirik Jiang Chenglang dengan dingin, "Jangan buru-buru memanggil semua pelayan, kamu belum mengatakan apa-apa sejak tadi, seolah kamu menunjukkan jika kamu hanyalah pemeran pendukung yang tidak penting disini, tapi biarkan aku selesaikan dulu kata-kataku, jarang-jarang aku mau banyak membuka mulut disini. "     

Jiang Chenglang tidak mengatakan apapun, "..."     

Ia sebenarnya tidak memiliki ide sama sekali soal masalah ini, setiap kali ingin membuka mulutnya, ia selalu ragu jika akan mengganggu pendapat orang lain.     

Jiang Chenglang masih penuh keraguan ketika ia memikirkan apa yang ia temukan.     

Jiang Yu melanjutkan, "Sungguh menakjubkan, menurut apa yang kamu katakan, beberapa pelayan mungkin dengan licik mengambil kartu pelajarku dan memasukkannya ke dalam tas sekolah yang di kamarmu.     

Kemudian, pelayan ini, entah bagaimana, pada akhirnya mengikutimu ke sekolah, apa dia memiliki orang dalam hingga dia bisa masuk ke sekolah dan mengambil kartu pelajarku lalu memberikannya pada 'orang' yang kamu katakan itu.     

Aku tidak peduli siapa orang-orang itu, sekarang aku ingin mengajukan dua pertanyaan lagi padamu."     

"Yang pertama," Jiang Yu mengangkat satu jarinya dan berkata, "Mengapa dia harus begitu berliku-liku dan tidak langsung memberikan kartu pelajarku kepada orang-orang itu?"     

Jiang Yu mengangkat satu jari lagi, "Kedua, apa keuntungan yang dia dapat ketika dua perempuan bersaudara dari keluarga Jiang bertengkar, dapatkah dia akan mewarisi properti keluarga Jiang? Atau apakah seseorang yang dapat mewarisi properti telah menjanjikan keuntungan kepadanya?"     

"Oh, aku baru saja memiliki ide untuk pertanyaan ketigaku."     

Jiang Yu menatap Jiang Wan.     

"Jangan sampai kamu menjawab bahkan kamu tidak tahu, tapi pasti ada konspirasi di baliknya, atau mungkin ada seseorang yang tidak menyukaimu dan ingin mengerjaimu, lalu menggunakan kartu pelajarku?"     

Jiang Yu mendecakkan lidahnya, "Aku memberimu kesempatan jika kamu masih ingin menyesal atas semuanya, tapi sepertinya sudah terlambat, jangan ditahan lagi. Jika kamu pikir kamu merasa bersalah padaku dan meminta maaf sekarang karena telah membodohi ku, itu akan sangat membosankan, terus saja berdalih, aku sangat ingin tahu apa lagi yang bisa kamu katakan sekarang."     

Kemudian dia mengulurkan tangannya sebagai isyarat untuk mempersilahkan.     

"Oke, aku sudah selesai berbicara, silahkan mulai menjawab."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.