Buku Itu Membuatnya Favorit di Grup

Lemah dan Menyedihkan



Lemah dan Menyedihkan

0Jiang Chenglang akhirnya pergi ke rumah tempat tinggal Jiang Wan.     

Ketika ia tiba, pelayan yang membuka pintu sangat terkejut melihatnya. Jiang Chenglang bertanya beberapa kalimat dan pelayan itu dengan tergagap mengatakan bahwa Nona Jiang Wan sedang beristirahat di dalam kamarnya.     

Jiang Chenglang bertanya dengan santai, "Apa dia tidur?"     

Jika ia tidur, itu bukan waktu yang tepat baginya untuk datang, jadi ia hanya akan melihat Jiang Wan saja lalu pergi.     

Jiang Chenglang awalnya berpikir begitu, tetapi ketika berjalan ke kamar, ia mendengar suara-suara datang dari ruangan.     

Suara seorang wanita yang berkata, "Kenapa kakak tertuamu seperti ini? Tahu kamu sakit, kenapa tidak datang menjenguk, apa pekerjaannya akhir-akhir ini sangat sibuk?     

Karena aku juga mendengar kabar bahwa Perusahaan Jiang baru-baru memenangkan sebuah proyek besar, walau pekerjaan memang penting, tapi bisakah itu menjadi lebih penting dari keluarga sendiri? Kamu kan adiknya! Apa dia tidak berniat menjengukmu, apa dia tidak menelpon dan khawatir padamu sama sekali?     

Lalu, kau diusir dari rumah keluarga Jiang dan kau tinggal di sini sendirian, lalu dia dan Jiang Yu hidup bahagia. Aku pernah bertanya kenapa kamu mengambil cuti sekolah panjang baru-baru ini, ternyata kamu ditendang keluar... Kenapa kamu tidak memberitahuku? Jika tahu begini, kamu seharusnya mengatakan padaku lebih cepat, jadi tidak perlu bertahan dan merasakan kesakitan seperti ini. "     

Kemudian terdengar suara seseorang batuk, Jiang Wan terbatuk-batuk dan berkata, "Kamu tahu aku tidak ingin menyusahkan siapapun, aku masih kalud, jadi tidak mungkin aku akan merepotkanmu dan membuatmu melihat kondisiku yang seperti ini."     

"Sesama teman mengapa harus merasa malu?" kata Ni Manman, "Kamu tidak perlu merasa malu padaku, berikan ponselmu padaku, aku akan menelpon kakakmu agar dia menjengukmu."     

"Jangan jangan jangan!" Jiang Wan buru-buru menghentikannya dan berkata, "Aku hanya demam, ini bukan penyakit serius, aku akan segera sembuh, jadi tidak perlu menyusahkannya dengan hal-hal kecil seperti itu. "     

"Dia kakak tertuamu, bukan orang lain, Wan Wan, apa yang kamu takutkan?"     

Ni Manman berkata dengan semakin marah, "Kamu selalu seperti ini, selalu memikirkan orang lain dan tidak memikirkan dirimu sendiri, jika aku tidak datang ke sini, berapa banyak waktu yang bisa kamu habiskan sendirian disini? Betapa menyedihkannya kamu di sini, sendirian dan sekarang bahkan kamu sakit? Jika orang tua ku berani memperlakukan aku seperti ini, aku pasti tidak mau mengenal mereka lagi! Kamu adalah satu-satunya yang terus mengatakan hal-hal baik jika bersangkutan dengan kakak laki-lakimu!"     

"Aku hanya…" Jiang Wan terkejut dengan apa yang dia lihat, "Kakak! Kenapa bisa ada disini!"     

Pintu kamar tidak ditutup dan Jiang Chenglang masuk ke kamar.     

Ia melirik Ni Manman sekilas, lalu matanya tertuju pada Jiang Wan. Ia melihat wajahnya yang pucat dan seluruh tubuhnya seolah kehilangan berat badan, ternyata ia memang benar-benar sedang sakit.     

Jiang Chenglang mengerutkan kening dan berkata, "Wanwan, apa kamu sudah merasa baikan? Apa yang dikatakan oleh dokter?"     

Jiang Wan terbatuk lagi, lalu seolah-olah menahan batuknya, ia berkata, "Dokter bilang aku akan baik-baik saja, tidak ada penyakit yang serius, kak, kenapa kamu ada disini?"     

Ia melirik Ni Manman dan Ni Manman langsung melakukan klarifikasi, "Ini bukan karena aku menelponnya, kamu bahkan tidak memberi ponselmu padaku, aku juga tidak punya nomor telepon kakakmu, dan aku baru saja datang hari ini, aku bahkan tidak meninggalkan kamar mu sama sekali kan, jadi tidak mungkin aku mengadu padanya."     

Jiang Wan dengan tidak senang berkata, "Lalu siapa lagi, aku sudah bilang, jangan ceritakan apa-apa, tapi ternyata…"     

Jiang Wan lalu menghela nafas dan berkata, "Kakak, aku tidak bermaksud mengganggumu,semua karena aku tidak sempat melarang pelayan yang ada di rumah ini, setelah kamu kembali aku akan memberitahu mereka untuk tidak merepotkanmu lagi, kakak pulang saja, sungguh bukan aku yang meminta kakak kesini."     

Jiang Wan tersenyum, tetapi wajahnya yang kecil itu terlihat pucat sehingga ia tampak lebih lemah dan menyedihkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.