Buku Itu Membuatnya Favorit di Grup

Kakak, apa kamu masih marah padaku



Kakak, apa kamu masih marah padaku

0Jiang Yu memakai riasan yang tipis, membuat mata phoenix terlihat tegas dan dingin, bibirnya yang lembut diolesi dengan lip gloss, membuat wajahnya yang dingin dan acuh tak acuh terlihat lebih menawan.     

Feng Junhao tampak sedikit tercengang untuk sementara waktu.     

Feng Jinghan bisa merasakan ada yang tidak beres.     

Kenapa kak Junhao terlihat sangat terpesona pada gadis ini?     

Ia gadis dari keluarga mana?     

Meskipun ia harus mengakui bahwa gadis ini memang sangat cantik, tetapi dalam ingatannya, tidak ada gadis seperti itu di lingkaran keluarga kelas atas, dari mana ia berasal?     

Pria yang ada di sebelahnya, Feng Jinghan masih sedikit mengingatnya, ia adalah Jiang Chenglang, dari keluarga Jiang, bagaimana bisa ia datang dengan gadis ini? Apa ia kekasihnya?     

Dan, di mana Jiang Wan?     

Sementara Feng Wenshu juga memikirkan hal yang sama. Ia juga bertanya-tanya, kenapa Jiang Chenglang datang bersama Jiang Yu, dimana Jiang Wan?     

Ketika keraguan itu terus muncul dibenaknya, tiba-tiba ia mendengar suara lembut dari arah belakang, "Kakak, kenapa kamu tidak menungguku?"     

Jiang Wan muncul di pintu dengan menyeret rok nya.     

Dia mengenakan gaun putih panjang hari ini, rambutnya diikat seperti bola dan terlihat sederhana, bagian rambut yang terurai di keriting dan digulung dengan rapi, membuatnya terlihat lucu dan menggemaskan.     

Jiang Wan terbatuk dan berkata, "Kakak, hari ini aku memakai sepatu dengan hak tinggi, aku masih masa pemulihan dari sakit, jadi masih terasa lemas, bisakah aku berpegangan padamu?"     

Ia menatap Jiang Chenglang dengan penuh harap di matanya.     

Tatapan Jiang Chenglang hanya berhenti sejenak pada Jiang Wan sebelum berpindah ke arah lain, "Karena kamu tahu bahwa kamu tidak dalam kondisi yang sehat, mengapa kamu masih memakai sepatu hak tinggi seperti itu?"     

Jiang Wan cemberut dan berkata dengan genit, "Gadis kecil ini menyukai kecantikan ..."     

Jiang Chenglang mengangguk dan berkata, "Karena kamu tahu bahwa kamu menyukai kecantikan, ya sudah ditahan saja."     

Jiang Wan ingin berpegangan tangan Jiang Chenglang namun tangannya berhenti menggantung di udara.     

Ia tidak menyangka kekecewaan Jiang Chenglang padanya sampai pada tingkat yang seperti itu, sehingga bisa dikatakan bahwa mungkin sikap Jiang Chenglang padanya mungkin tidak akan pernah sama lagi.     

Mengapa, mengapa menjadi seperti ini?     

Jiang Chenglang mengatur sopir untuk menjemputnya, menyiapkan gaun untuknya sehari sebelum pesta, bahkan mengatur stylist untuk meriasnya.     

Semua itu membuat Jiang Wan berpikir bahwa amarah Jiang Chenglang sudah reda, apa yang dikatakan Ni Manman terakhir kali sepertinya bukan hal yang besar, bahkan jika Jiang Chenglang merasa kecewa pada saat itu, itu juga bukan salahnya, jadi tidak salahkan jika dia berpikir bahwa amarah Jiang Chenglang tidak akan berlangsung lama?     

Ia pikir Jiang Chenglang akan menunggunya di luar aula pesta. Ketika Jiang Wan turun dari mobil, ia melihat Jiang Chenglang dan Jiang Yu juga baru turun dari mobil, Jiang Wan ingin buru-buru bergabung dengan mereka, tapi Jiang Chenglang dan Jiang Yu tidak melihatnya sama sekali dan tanpa menunggunya, mereka langsung masuk begitu saja.     

Ketika ia sudah memasuki lobi, keduanya sudah masuk ke dalam lift.     

Jiang Wan berusaha mengejar mereka, namun sayang ia gagal mengejar mereka berdua.     

Jiang Wan hanya bisa menghibur dirinya sendiri, mungkin karena Jiang Chenglang sedang terburu-buru, jadi ia tidak melihatnya, jika tidak, walau ia sudah mengajak Jiang Yu ke pesta, tetapi membiarkannya masuk sendirian, tanpa ada yang menemaninya, itu akan terlalu memalukan.     

Akibatnya, sekarang ia berdiri di depan Jiang Chenglang, sementara Jiang Chenglang masih mengabaikannya dan sikapnya ini terlalu jelas.     

Jiang Wan mengatupkan bibirnya, matanya sedikit merah.     

Ia berkata dengan sedih, "Kakak, apakah kamu masih marah padaku?"     

Jiang Chenglang menjawab, "Tidak."     

Marah?     

Ia tidak layak untuk mendapatkan itu.     

Jiang Wan mendengus, "Tapi kamu selalu mendukungku sebelumnya..."     

Jiang Chenglang menjawab, "Kamu sudah besar sekarang, ada batasan antara pria dan wanita."     

Jiang Wan terdiam, "..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.