Buku Itu Membuatnya Favorit di Grup

Jian Hanshen



Jian Hanshen

0An Yimin dan Xun Shaorong buru-buru membawa Yuyu ke rumah sakit kala itu. Setelah dilakukan pengobatan, akhirnya Yuyu bisa bersuara kembali. Walau masih serak, sejak saat itu, ia tidak lagi memiliki suara aslinya yang ringan.     

Mereka bertanya pada Yuyu bagaimana bisa ia bisa membuat dirinya seperti itu, tapi Yuyu hanya berkata jika ia salah makan saja.     

Ia sudah terlanjur seperti ini, bagaimana mungkin mereka menyalahkannya?     

An Yimin dan Xun Shaorong membawa Yuyu berobat berkali-kali, mulai dari obat-obatan tradisional, hingga modern, semuanya telah dicoba tapi semuanya tidak ada gunanya.     

Kemudian mereka mulai menerima takdir dan Yuyu sering tidak disukai karena suaranya yang serak, akibatnya ia jadi jarang berbicara.     

Untungnya, setelah kembali ke keluarga Jiang, tenggorokannya akhirnya sembuh.     

Setelah dipikir-pikir, sepertinya kalung itu tidak lagi pernah terlihat sejak saat itu, tapi Xun Shaorong dan An Yimin hanya peduli pada suara Yuyu saja pada saat itu, jadi bagaimana bisa mereka menyadari jika kalung itu tidak ada?     

Xun Shaorong tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata, "Xing Yi, kamu ..."     

"Ada apa, Bibi?"     

Xun Shaorong berhenti di tengah kata-katanya.     

Ia menggelengkan kepalanya dengan menggemaskan, berpikir bahwa pemikirannya tidak masuk akal.     

Kalung berlian imitasi itu sama sekali tidak berharga, bagaimana mungkin Jiang Xingyi bisa membuat berlian imitasi itu menjadi anting-anting?     

Ia adalah bintang besar dan tidak kekurangan uang, bagaimana mungkin ia memakai barang-barang murah seperti itu?     

Dan ini membuat Xun Shaorong bingung.     

"Bukan apa-apa." Xun Shaorong berpikir bahwa ia cukup beruntung karena cepat tersadar, jika tidak ia akan merasa sangat malu, "Maksudku, tidak ada yang perlu banyak dilakukan di sini, ada aku yang mengawasi paman An, jika kamu punya pekerjaan, cepat dan lakukan saja, jangan tunda urusanmu hanya demi kami."     

"Tidak apa-apa, aku bisa ada disini karena telah menyelesaikan pekerjaanku, jadi tidak masalah."     

Jiang Xingyi tersenyum, ketika ada panggilan lain masuk, ia dengan cepat menolak telepon masuk itu.     

Lalu dengan santai mengganti ponselnya ke mode pesawat dan dengan senang berkata, "Ini hanya panggilan spam, aku sering sekali menerima telemarketing real estate."     

Jiang Yu melirik Jiang Xingyi dan tidak mengatakan apa-apa.     

Jika ia membacanya dengan benar, penelepon barusan sepertinya bernama ... Wu Ting?     

Apa ia agen real estate?     

  ...     

Di sebuah halaman yang tenang, seorang pria dan seorang wanita duduk.     

Halaman itu bergaya Jepang, dengan seorang gadis berlutut di atas bantalan dan membuat teh.     

Di seberangnya, seorang pria terlihat sedang bersandar di sebuah bantal dengan mata tertutup, dan aura yang malas.     

Aroma teh yang kuat mulai keluar, gadis itu menuangkan secangkir teh dan mendorongnya ke depan pria itu, "Tuan Jian, silakan diminum tehnya."     

Pria itu membuka matanya.     

Mata berwarna biru tua itu terlihat sangat dalam. Saat menatapmu, jika tidak hati-hati, akan membuatmu terasa seperti tertarik ke dalam sebuah pusaran.     

Tangan pria itu terulur ke depan dan meletakkannya di atas meja, tetapi ia tidak mengambil cangkir tehnya.     

"Aku rasa aku tidak butuh teh yang nona Jiang buat."     

Jian Hanshen kemudian menolak lagi, "Sekarang, perusahaan Jane sudah didorong kedepan, nona Jiang tidak berpikir bahwa secangkir teh ini bisa merubah segalanya kan?"     

Jiang Wan menggigit bibirnya, "Tuan Jian, saya sudah katakan sebelumnya bahwa kakak perempuan saya sangat tidak mudah untuk dihadapi."     

"Bisa berhasil atau tidak, itu tergantung pada bagaimana idemu, aku sudah menyediakan tenaga kerja dan materi sesuatu rencanamu,      

Jiang Wan menjawab, "Tuan Jian, maaf..."     

Wajah Jian Hanshen tiba-tiba berubah menjadi dingin, "Aku tidak datang ke sini hari ini untuk mendengarmu meminta maaf. Pergilah, jangan datang lagi, aku telah melunasi kebaikan ayahku kepada ibumu, jika aku mendengar pembicaraan ini lagi di masa depan..."     

Ia tertawa dingin dan berkata, "Aku khawatir akan mematahkan lengan dan kakimu sebelum kamu sempat melarikan diri."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.