Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Jadi Kacau (1)



Jadi Kacau (1)

0"Presdir, perempuan yang duduk di restoran di depan sepertinya mant… eh, Nona Zhao!" Di dalam mobil hitam di depan lampu lalu lintas, Xia Zetao melirik dengan bosan ke sisi jalan. Ia kebetulan melihat restoran tempat Zhao Youlin duduk.     

Begitu Xia Zetao selesai berbicara, ia hampir menggigit lidahnya. Sepertinya itu memang mantan istri presdir!     

Oh tidak, sepertinya ada lelaki lain yang duduk di seberang mantan istri presdir, dan sepertinya lelaki itu terlihat tidak asing.      

Uh... Tidak, bukankah itu tuan muda ketiga dari Keluarga Ye, pemuda yang tidak takut mati dengan mengajak mantan istri presdir berdansa di pesta ulang tahun Tuan Zhao waktu itu?      

Apakah mereka berdua makan siang bersama? Kapan mantan istri presdir mengenal lelaki itu dengan baik? Ini tidak terduga! Yang paling mengerikan adalah jika adegan ini dilihat oleh presdir....     

Xia Zetao membeku di tempat dan tidak berani melihat ke belakang untuk melihat wajah Mu Tingfeng. Meskipun demikian, ia sangat menyadari rasa dingin yang melonjak di belakangnya dalam sekejap, yang hampir membekukannya menjadi es loli di tempat.     

Huhu… aura boss yang ada di belakangnya sangat menakutkan, itu benar-benar menakutkan setengah mati, sampai ingin pergi ke mars. Ya, ia ingin melarikan diri dari bumi yang berbahaya ini!     

Mu Tingfeng awalnya duduk di kursi belakang sambil menutup mata dan tidak memperhatikan apapun yang terjadi di luar. Sampai ia mendengar seruan Xia Zetao, dirinya pun membuka matanya hampir secara refleks.     

Matanya tanpa sadar melihat sekeliling untuk mencari orang yang membuat hatinya bergetar. Setelah melihat sosok yang terpantul di kaca transparan mobil ini, hatinya sedikit bergetar.     

Keyakinan yang telah dibangun selama beberapa hari terakhir benar-benar runtuh pada saat ini. Tidak ada kesempatan baginya untuk menyelamatkan diri sama sekali. Detik itu juga, Mu Tingfeng tahu dengan jelas bahwa dirinya benar-benar gagal menahan diri kali ini.     

Sebelum bisa bersukacita karena hatinya bergembira bertemu Zhao Youlin, hatinya sekali lagi jatuh ke dasar lembah akibat lelaki yang duduk di seberang Zhao Youlin.     

Bagaimana Ye Yan bisa duduk di restoran yang sama dengannya? Keduanya juga berbincang sambil tertawa. Ye Yan bahkan mengambilkan makanan dan diletakkan ke mangkuk Zhao Youlin….     

Dalam benak Mu Tingfeng, tanpa sadar terbesit momen Ye Yan mengambil inisiatif untuk mengundang Zhao Youlin berdansa di pesta malam hari itu.     

Menonton Ye Yan memberikan makanan pada Zhao Youlin lagi dan lagi, melihat Zhao Youlin menundukkan kepalanya sedikit malu-malu dan dengan patuh memakan makanan yang Ye Yan berikan padanya, Mu Tingfeng tiba-tiba merasa sesak.      

Walau demikian, pria ini tidak bisa menghampirinya, juga tidak bisa diam saja. Dengan kata lain, hatinya sedang dalam keadaan sangat tersiksa.      

Jelas-jelas… jelas-jelas seharusnya dirinya lah orang yang duduk di seberangnya atau di sampingnya untuk mengambilkan makanan. Namun dalam beberapa tahun terakhir, jangankan mengambilkan makanan untuknya, memiliki kesempatan untuk duduk berhadap-hadapan wajah lalu makan bersama saja tidak pernah mereka lakukan.      

Saat itu, ia sangat membenci perempuan itu sehingga dirinya merasa tidak nyaman untuk tinggal satu udara dengannya, apalagi makan sambil memandang wajahnya.      

Berpikir seperti ini, bersamaan dengan kekesalan Mu Tingfeng, pria ini juga tiba-tiba merasakan sakit yang samar di hatinya.     

Mungkin ini karma untuknya. Mu Tingfeng pun berpikir untuk mencela diri sendiri.      

Xia Zetao merasa bahwa suasana mengerikan di belakangnya semakin parah. Ia benar-benar ingin memotong lidahnya. Jika tidak berteriak tanpa melihat dengan jelas, mungkin tidak akan ada suasana seperti ini. 'Sial kau, sial kau!' Gumamnya dalam hati     

"Presdir, kita…" Xia Zetao menelan ludah dan mencoba bertanya kepada Mu Tingfeng.      

Mu Tingfeng menarik pandangannya, seolah suasana harmonis dua orang di jendela kaca itu menusuk matanya.     

Setelah keheningan yang lama, Mu Tingfeng mengucapkan kalimat, "Lampu hijau sudah menyala."     

"Lampu hijau?" Xia Zetao tercengang, tetapi tidak merespon untuk beberapa saat. Sampai akhirnya, ia mendengar suara klakson dan suara makian dari mobil-mobil di belakangnya.      

Presdir memberitahunya bahwa lampu hijau sudah menyala, mungkinkah bosnya ini mendesak untuk secepatnya pergi dan jangan terus berhenti di tempat? Apakah presdir tidak buru-buru melabrak orang yang sedang berduaan itu?     

Ah sudahlah, tidak, presdir dan mantan istrinya sudah lama bercerai. Jadi tidak mungkin presdir akan menangkap mantan istrinya yang sedang berduaan dengan lelaki lain. Namun sepertinya, tetap ada yang tidak beres.     

Dengan beberapa titik terang tiba-tiba muncul di kepalanya. Sekretaris Xia tentu merasa bingung. Ia pun buru-buru menekan gas mobil dan melarikan diri dari tempat yang kontroversial ini.      

Tidak peduli apapun itu, hal terpenting adalah lari dulu. Jika tetap berada di tempat ini, akan sangat mudah baginya untuk mati!     

Di sisi lain, Ye Yan yang dalam suasana hati bahagia karena Zhao Youlin menerima sikapnya, lalu ia mengangkat kepala untuk melirik ke luar. Kemudian, ia mengerutkan kening ketika melihat mobil hitam yang agak familiar di kejauhan.     

Ia ingin melihat lebih jelas, tetapi mobil itu sudah berbelok di tikungan dan menghilang di depan matanya. Sejak mobilnya hilang, Ye Yan tidak terlalu peduli, lalu mengalihkan pandangannya dan fokus pada perempuan di depannya ini.     

Zhao Youlin, yang tidak tahu bahwa rangkaian reaksinya tadi telah disalahartikan secara tidak sengaja oleh seseorang, akhirnya berhasil menyingkirkan semua ini dan menjadi sedikit tenang.      

Kemudian, ia perlahan mengangkat kepala, memandang orang di depannya dan kembali berkata, "Tuan Ye, kita bicarakan tentang kerja sama yang kita bicarakan sebelumnya."     

Ye Yan tertegun sejenak, kemudian tidak bisa menahan tawa dan menangis, "Yuolin, lebih baik tidak membicarakan bisnis saat makan."     

Zhao Youlin tidak menjawab. Ia hanya menyipitkan mata dan menatap Ye Yan tanpa bergerak.     

Di mata tajam yang berseri dan sempit itu sedang memancarkan pesan yang paling mudah. Jika bukan untuk urusan bisnis, apakah seseorang berpikir bahwa dirinya bersedia menemaninya makan makanan ini?     

Ye Yan mengerti arti tatapan itu, tetapi justru karena dirinya mengerti, ia pun menjadi semakin tidak berdaya. Setelah menatap Zhao Youlin sebentar, ia pun dikalahkan.     

Setelah meletakkan sumpit di tangannya, ia menyilangkan tangan di depan dada, lalu telapak tangannya menyentuh dagu. Ye Yan tersenyum dan mengambil inisiatif untuk berkompromi.      

"Bukan tidak mungkin bagiku untuk menerima persyaratan yang kamu ajukan dan juga bisa melonggarkan persyaratan dengan tepat sesuai dengan persyaratan yang diberikan oleh perusahaan di awal…"      

"Perusahaanmu bisa hanya perlu membayar harga dasar tanah kami, lalu aku tidak memaksakan persyaratanku yang lain."      

Mendengar semua ucapan Ye Yan ini, mata Zhao Youlin sedikit berkedip. Walau demikian, ia tidak lengah akan janji manis Ye Yan. Jika Ye Yan benar-benar mudah diajak berkompromi seperti ini, maka dirinya tidak akan begitu sulit untuk tawar-menawar sebelumnya.      

Zhao Youlin terdiam beberapa saat, lalu tiba-tiba mengangkat kepala untuk menatap Ye Yan dan bertanya, "Syaratnya?"      

Ye Yan sama sekali tidak terkejut dengan pertanyaan retoris Zhao Youlin, seolah-olah ia sudah lama tahu bahwa Zhao Youlin akan bereaksi seperti ini ketika mendengar kata-katanya tadi.     

"Sangat mudah untuk berbicara dengan orang pintar. Karena aku telah memenuhi persyaratan kalian, kuharap kamu bisa menyetujui satu persyaratan ini."     

"Apa syaratnya?" ​​Ada jejak rasa ingin tahu di mata Zhao Youlin. Ia tahu bahwa lelaki ini bukanlah tipe orang yang akan mengorbankan diri tanpa alasan.     

"Beri aku satu kesempatan."     

"Kesempatan?"     

Melihat keraguan di mata Zhao Youlin, Ye Yan tersenyum manis, lalu menatap mata Zhao Youlin. Ia pun menekankan setiap ucapannya, "Beri aku kesempatan untuk mengejarmu dengan tulus."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.