Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Ajakan Makan Siang (2)



Ajakan Makan Siang (2)

0Di sisi lain, Zhao Youlin merasa tidak enak ketika melihat bahwa Ye Yan dengan mudah berpisah dengan kepala sekretaris dan asisten yang dibawanya. Hal ini membuat mereka hanya makan siang berdua saja dengan Zhao Youlin. Bahkan secara pribadi, pria itu menjadi sopir yang mengantar ke tempat makan yang menjadi tujuan mereka.      

Ketika diam-diam memikirkan cara untuk melepaskan diri, Zhao Youlin menemukan bahwa mobil ini sudah tiba di depan pintu restoran. Situasi seperti ini sulit membuatnya mundur.      

Dengan tidak berdaya, Zhao Youlin mengikuti Ye Yan masuk ke restoran. Mata Zhao Youlin pun memindai suasana di sekitar secara cepat. Baginya, tempat ini terbilang nyaman.      

Harus diakui bahwa tempat duduk yang dipilih Ye Yan cocok dengan selera Zhao Youlin. Kebetulan tempat itu dekat dengan jendela kaca, sehingga bisa melihat pemandangan di luar.     

Ye Yan telah memperhatikan ekspresi Zhao Youlin sejak memasuki pintu. Melihat Zhao Youlin awalnya menolak, lalu perlahan-lahan mulai menerima, tatapan mata Ye Yan mengungkapkan ekspresi lembut.      

Zhao Youlin yang duduk di dekat jendela sambil menopang pipinya dengan satu tangan, diam-diam memperhatikan jalanan yang ramai di luar. Sekujur tubuhnya memancarkan ketenangan yang berbeda jauh dari keramaian di luar jendela.      

Selama ia menatapnya dengan tenang, hatinya yang gelisah secara bertahap akan tenang dan kembali mendapatkan kedamaian.     

Cahaya matahari masuk dari kaca jendela menyinari tubuh Zhao Youlin, seolah-olah lapisan kecemerlangan yang mempesona telah melapisi tubuhnya.     

Tuan Muda Ketiga Ye yang terbiasa melihat pemandangan indah tidak terhitung jumlahnya, juga bingung dengan pemandangan langka ini. Ia menatap kosong pada semua yang ada di depannya, sehingga lupa dengan kata-kata yang akan diucapkannya.      

Tidak ada suara di mana-mana, sehingga detak jantungnya yang beberapa kali lebih cepat dari biasanya, tiba-tiba terdengar.     

Ye Yan yang merasakan denyutan yang datang dari jantungnya itu… lalu mengerucutkan bibirnya. Ekspresi di antara alisnya menunjukkan bahwa dirinya menahan sesuatu yang bergejolak dalam batinnya.      

Satu orang menatap ke luar jendela, sedangkan yang satunya menatap orang yang terdiam sedang melihat ke luar jendela. Mereka berdua menghening. Kedatangan pelayan memecah keheningan yang membeku di antara mereka berdua.      

"Tuan, Nona, apakah Anda ingin memesan makanan?"     

Ye Yan seperti terbangun dari mimpi. Dan sebelum Zhao Youlin menoleh, ia dengan cepat menahan ekspresi di wajahnya. Kemudian, ia melanjutkan senyum lembutnya yang biasa dan berkata dengan lembut, "Kamu pesan dulu, kamu bisa memesan apapun yang kamu suka, tidak perlu merasa enggan padaku."     

Mata Zhao Youlin sedikit berkedip, lalu dirinya mengambil menu dari pelayan dan mulai mencari hidangan paling mahal di sana.      

Lagi pula, ada seseorang yang menjadi penyangga untuk memberikan tanah yang bisa memberi untung besar, jadi bagaimana dirinya merasa enggan untuk menolak? Memenuhi harapan orang lain juga merupakan kebajikan yang baik, bukan?     

Melihat Zhao Youlin memesan hampir semua hidangan istimewa di restoran di depan tatapan terkejut pelayan dengan wajahnya yang tidak berubah, bagaimana mungkin Ye Yan tidak mengerti pikiran Zhao Youlin?     

Ia tidak mengatakan apa-apa sambil menangis dan tertawa. Ia hanya tersenyum dan menerima perilaku Zhao Youlin.     

Setelah Zhao Youlin memesan, Ye Yan pada dasarnya tidak memesan apapun. Setelah menambahkan beberapa minuman lagi, ia dengan sopan membiarkan pelayan pergi.     

Ketika pergi, pelayan itu masih merasa seperti mengalami hal yang tidak nyata, dan jelas belum pulih dari kumpulan nama hidangan yang dicatatnya.     

Orang yang memecah suasana sudah pergi, suasana di antara dua orang pun kembali sunyi. Hanya saja, suasananya tidak senyaman tadi, tetapi malah menunjukkan rasa depresi.     

Pada akhirnya, Ye Yan adalah orang pertama yang berbicara, "Kau biasanya suka melakukan apa?"     

Ketika Zhao Youlin mendengar pertanyaan Ye Yan, ujung mata Zhao Youlin naik sedikit, dan merespon dengan acuh tak acuh, "Aku telah menghabiskan sebagian besar energiku dengan Joy dan tidak ada lagi kegiatan yang kusukai."     

Ye Yan yang mendengar sikap acuh tak acuh dalam kata-kata Zhao Youlin, tetapi tidak terlalu memperdulikan sikapnya ini. Pria ini tetap menanggapi ucapan Zhao Youlin dengan ramah.     

"Joy tampaknya anak yang berperilaku sangat baik, seharusnya dia tidak terlalu mengganggumu. Kudengar baru-baru ini kamu pindah ke rumah utama Keluarga Zhao, dan Joy diasuh oleh Nyonya Zhao, jadi waktu luangmu pasti sudah lebih longgar."     

Begitu Ye Yan mengatakan ini, Zhao Youlin tiba-tiba mengangkat kepala, meliriknya dengan setengah tersenyum dan ekspresi mengejek, "Kamu tahu bahwa aku pindah ke rumah utama Zhao begitu cepat, akses berita Tuan Ye cukup baik, ya!"     

Ye Yan tertegun sejenak. Tepat saat dirinya hendak menjelaskan, ada suara langkah kaki di belakangnya. Beberapa hidangan yang baru saja dipesannya sudah siap dan diantar.      

Para pelayan yang masuk menyela pembicaraan di antara keduanya. Setelah makanan dihidangkan ke atas meja, satu-persatu pelayan ini pun pergi dengan tertib. Karena piring di atas meja dipenuhi dengan aroma yang menggoda, topik obrolan mereka jadi terasa tidak relevan.      

"Makanlah, bukankah kamu suka makan? Makanan yang dipesan sudah banyak, jangan sampai terbuang sia-sia." Ye Yan tersenyum lalu menyumpit sepotong sashimi dan memasukkannya ke dalam mangkuk Zhao Youlin.     

Zhao Youlin tercengang. Melihat makanan di mangkuk, ia ragu-ragu sejenak, lalu berterima kasih kepada Ye Yan dengan sopan. Kemudian, ia mengangkat sumpitnya untuk makan.     

Setelah melakukan urusan yang dilakukan sepanjang pagi, Zhao Youlin jadi lapar, ia pun tidak perlu mempengaruhi suasana hatinya dan memperlakukan perutnya dengan buruk untuk beberapa hal yang tidak diharapkannya ini.     

Melihat bahwa Zhao Youlin tidak menolak makanan pemberiannya, Ye Yan sedikit mengernyit, dan menjadi semakin tertarik untuk menyajikan makanan kepada Zhao Youlin.      

"Ini adalah salah satu hidangan spesial di restoran ini. Cobalah, mungkin saja rasanya cocok dengan seleramu atau tidak."     

"Saat aku memakan ini terakhir kali, rasanya enak, cobalah."     

"Dan mengenai ini, kudengar kamu suka berbagai makanan olahan bahan laut. Salmon dan salmon roe sushi sangat enak. Kamu harus mencobanya juga."     

"Udang di sini, sepertinya tidak nyaman untuk dimakan, atau aku akan mengupaskan kulit udangnya untukmu dulu..."     

Suara lembut dan mempesona Ye Yan terdengar menyenangkan di telinga, tetapi jika didengarkan terlalu sering, itu hanya akan membuat orang yang mendengarnya akan merasa bosan. Terutama dengan kata-kata yang bertele-tele itu, juga menambah variasi makanan di dalam mangkok.      

Pada akhirnya, ketika isi dalam mangkok menumpuk menjadi gunung kecil, isinya goyah, dan bisa jatuh kapan saja. Zhao Youlin akhirnya tidak tahan lagi dan membentak dengan suara rendah, "Cukup!"     

"Youlin ..." Sumpit Ye Yan yang diulurkannya berhenti di udara. Ia melihat wajah Zhou Youlin yang menjadi gelap dan merasa sedikit dirugikan sepanjang hidupnya.     

Alis Zhao Youlin juga bergetar, lalu mengambil napas dalam-dalam untuk menahan urat biru di kepalanya. Ia berkata tanpa tersenyum, "Ini, sudah cukup, mangkokku sudah tidak bisa diisi lagi. Kumakan ini dulu, nanti sisanya akan kumakan dan aku bisa menggunakan sumpitku sendiri."      

Setelah mengatakan itu, ia seperti mengingat sesuatu, lalu menambahkan dengan canggung, "Kamu juga ikutlah makan. Makanan ini sangat banyak, aku tidak bisa menghabiskannya sendirian."     

Baru saat itulah Ye Yan menarik sumpit dengan puas. Senyum di sudut bibirnya sedikit lebih dalam, lalu menjawab dengan lembut, "Oke."     

Senyum di wajah Zhao Youlin sedikit membeku. Ia merinding oleh senyum dingin Ye Yan dan tidak bisa menahan diri untuk tidak menundukkan kepala. Ia sungguh bekerja keras untuk menutupi sikapnya yang kurang pantas ini.      

Makanan ini jelas sangat banyak, tetapi Zhao Youlin memakannya sedikit. Saat memakannya pun, ia khawatir dirinya akan mengalami gangguan pencernaan setelah kembali nanti.     

Di mata Zhao Youlin, adegan yang sangat memalukan ini tidak bisa lagi terus berlanjut. Namun di mata orang lain, adegan memalukan ini malah terlihat seperti adegan yang romantis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.