Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Pemeriksaan Kehamilan (3)



Pemeriksaan Kehamilan (3)

0Mata Su Qing terbesit ekspresi lelucon. Untuk mengetahui bahwa tidak banyak kesempatan untuk melihat adik sepupunya ini mengakui kekalahannya. Oleh sebab itu, kalau bisa menangkap satu momen, maka tangkap saja.      

Huhuhu, ingin sekali merekam momen ini. Akan tetapi, bagaimana cara membagikannya?     

Adapun konsekuensi setelah membagikannya, Su Qing mengatakan bahwa dirinya tidak takut. Ia punya suami yang patuh padanya. Dengan adanya suami, ia bisa bertindak sesuai temperamennya!     

Zhao Youlin memandangi Su Qing yang seperti burung kecil sedang bersandar pada tuannya. Ia memandangnya dengan kedua mata yang berbahaya, tetapi mengira bahwa Su Qing sedang memprovokasinya. Dalam hati ia tersenyum mencibir.      

Tidak bisa dibilang kalau sekarang sudah terlambat untuk melarikan diri dari Mu Tingfeng. Padahal Zhao Youlin dulu benar-benar memiliki kesan yang baik pada Mu Tingfeng, dan merasa tidak mungkin Mu Tingfeng selingkuh dengan perempuan lain hingga memiliki seorang anak dengan selingkuhannya.      

Penjelasan dari Su Qing tidak bisa tidak membangkitkan emosi Zhao Youlin.      

"Ucapan Nona Su benar, kenyataan ada di depan mata, tidak ada yang perlu dijelaskan." Zhao Yulin juga memandang perut Su Qing dan tertawa, "Nona Su, perut itu, pasti sudah tiga atau empat bulan? Karena sudah punya anak, maka segeralah mengurus akta nikah. Kalau tidak, dia akan lahir sia-sia karena tidak ada marga. Namun, melihat perut Nona Su ini, takutnya kalau pakai gaun pengantin…."     

Su Qing tersedak, diam-diam berpikir bahwa mantan adik iparnya ini telah mengejeknya sebagai 'selingkuhan' yang akan melahirkan anak haram. Walau memang, menjadi selingkuhan akan merusak nama keluarga. Lagi pula, memangnya anak haram bisa masuk ke Keluarga Mu?     

Ckckck, serangan mantan adik ipar benar-benar kejam. Untung saja dirinya bukan selingkuhan sungguhan, kalau tidak….     

Setelah Zhao Youlin berbicara seperti itu, ia mengalihkan pandangan dari Su Qing. Ia pun berbalik untuk melihat Mu Tingfeng, "Tapi, itu juga perlu melihat niat Mu Tingfeng. Selama Mu Tingfeng bersedia menikah, maka tidak ada yang tidak bisa."     

Hati Mu Tingfeng tercengang, ia tidak bisa berkata apa-apa.     

Ketika Su Qing mendekat padanya dan mencari kesempatan, Mu Tingfeng merasa tidak enak, dan secara refleks ingin mendorongnya menjauh. Namun karena kakak iparnya ini hamil, maka tidak mungkin untuk menyingkirkannya seperti perempuan-perempuan yang terus menerus menghampirinya.      

Jika menyingkirkannya, ia tidak ingin membiarkan hal-hal menjadi tidak terkendali hanya karena kesalahpahaman seperti itu.     

Melihat tatapan mata yang hampir menyindir dari orang di depannya, Mu Tingfeng menemukan fakta untuk pertama kalinya bahwa dirinya sangat miskin dalam berkata-kata. Hal ini membuatnya bahkan tidak bisa mengucapkan bantahan sedikit pun.     

Zhao Youlin menyentuh suhu di kepala Joy yang belum turun sama sekali, dan tidak berniat untuk terus terlibat dengan mereka berdua. Ia pun mengerutkan kening, "Oke, kalian berdua tampaknya memiliki urusan lain, aku juga perlu membawa Joy ke dokter dulu. Kita akan bicara lagi kalau ada waktu."     

Mendengar ini, Mu Tingfeng seperti terbangun dari mimpi. Melihat anak kecil yang tampak lesu di lengan Zhao Youlin, ia bertanya dengan ringan, "Ada apa dengan Joy?"     

"Tuan Mu, tidak bisakah kamu melihat sendiri?" Zhao Youlin menatap Mu Tingfeng dengan dingin, kemudian tersenyum, "Benar juga, orang seperti Presdir Mu yang sangat sibuk, bagaimana mungkin bisa tahu rupa anak ketika demam?"     

Kata-kata Zhao Youlin bukannya terdengar tanpa ironi. Justru ketika Joy tinggal di rumah Mu selama empat tahun, orang tuanya tidak ada yang peduli karena dirinya adalah bayi prematur. Selain itu dengan diabaikan oleh para pelayan, anak ini jadi mudah sakit.      

Presdir ini saja tidak pernah memperdulikan anaknya ini. Jika kepala pelayan itu tidak merawatnya, anak itu akan mati kedinginan dan tidak ada yang akan mengetahuinya. Sekarang, pria ini malah sok perhatian. Lalu, apa yang dia lakukan sebelumnya?     

Berpikir seperti ini, Zhao Youlin menjadi lebih kesal dan akhirnya memelototi Mu Tingfeng. Setelahnya, ia berlari ke depan kamar pemeriksaan sambil membawa Joy.      

Mu Tingfeng tertegun dengan ejekan Zhao Youlin yang tidak sopan. Ia juga tidak menyadari bahwa yang mengejeknya sudah pergi.      

Pada saat mau bereaksi, Zhao Youlin dan anaknya sudah lama tidak di tempat.      

Su Qing diam-diam menyaksikan sikap Zhao Youlin yang mendominasi, wajahnya semakin malu. Mendengarkan percakapan antara keduanya, ia pun mengetahui bahwa adik sepupunya ini telah ditolak. Ya, ditolak oleh mantan istrinya?!     

Melihat bahwa Mu Tingfeng tidak merespons untuk waktu yang lama, Su Qing tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan suara rendah, "Adik Feng…"     

Tanpa diduga, panggilan ini seperti timah yang memicu kantong peledak. Suhu dingin di tubuh Mu Tingfeng langsung disalurkan ke tubuh Su Qing.      

"Apa yang kamu lakukan barusan?" Mu Tingfeng punya wajah yang suram, bahkan lebih menakutkan daripada hantu-hantu di tengah malam itu.      

Su Qing menggigil hebat. Meskipun orang ini adalah Mu Tingfeng yang biasanya berwajah datar, tetapi itu tidak buruk bagi kerabat mereka dan jarang melihatnya begitu marah.     

Terlalu menakutkan, ketika wajah ini menjadi marah. Itu seperti pembunuh legendaris yang kesadisannya bisa menghentikan anak-anak menangis di tengah malam!     

Meskipun Su Qing cukup ketakutan, tetapi ia masih menegakkan lehernya dan memandang Mu Tingfeng dengan sangat ramah. Ia pun berkata dengan tegas, "Apa yang baru saja kulakukan? Hari ini, bukankah kamu memang melakukan perjalanan khusus untuk mengantarku pemeriksaan kehamilan di sini? Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?"     

Ketika Mu Tingfeng mendengar kata-kata Su Qing, rasa dingin di tubuhnya malah meningkat tanpa ada tanda-tanda akan berkurang, "Kau seharusnya tidak…"     

"Bukankah seharusnya aku berpura-pura menjadi objek perselingkuhanmu ketika bertemu mantan istrimu dan dia sedang mendekatimu? Bukankah aku harus bicara ambigu seperti tadi untuk membuat mantan istrimu salah paham bahwa anak dalam perutku ini milikmu?"     

Su Qing menyela kata-kata Mu Tingfeng yang belum selesai dengan ucapan demikian. Matanya menyala dan ia masih tidak bergeming untuk lanjut menjelaskan, "Adik Feng jangan lupa, apa tujuanmu mencariku? Kita sekarang seperti ini sudah membuatnya salah paham, bukankah itu tujuan awalmu?"     

"Aku…" Ekspresi wajah Mu Tingfeng akhirnya sedikit berubah. Ya, ia bersikeras seperti itu, bukankah hanya ingin menyingkirkan Zhao Youlin, si mimpi buruknya itu, agar tidak ada hubungannya dengan dia lagi? Namun, apa yang dia lakukan sekarang...? Ragu-ragu untuk apa?     

Ragu-ragu? Mu Tingfeng mengerutkan kening. Bila dahulu, pria ini tidak akan pernah mengubah niat aslinya atau meragukan apapun langkahnya. Namun sekarang, ia malah terlihat meragu, terguncang, dan semua itu ditujukan untuk perempuan yang ditinggalkannya beberapa bulan yang lalu.     

Su Qing melihat kerumitan di mata Mu Tingfeng, lalu ia menghela napas ringan. Meskipun selalu tahu bahwa kecerdasan emosional Mu Tingfeng berbanding terbalik dengan IQ-nya, tetapi ia tidak berharap lelaki itu begitu lamban sampai seperti ini!     

"Siapa yang memberitahuku dengan tegas tadi malam bahwa kamu sudah bercerai, dan tidak mungkin untuk jatuh cinta padanya? Tapi, apakah kamu tahu seperti apa reaksimu barusan?"      

Su Qing menatap mata Mu Tingfeng yang bereaksi atas kata-katanya. Kemudian ia bicara tanpa daya, "Hah…. Reaksimu tadi seperti seorang suami yang khawatir disalahpahami oleh istrinya! Dan sebelum bercerai, kamu tidak pernah menganggapnya sebagai istrimu! Tahukah kamu apa artinya itu?"     

Retakan yang jelas akhirnya muncul di wajah tanpa ekspresi Mu Tingfeng. Apa artinya? Berarti...     

Jawabannya jelas, tetapi Mu Tingfeng secara naluriah tidak ingin membahasnya. Tepatnya, ia tidak mau mengakui bahwa dirinya sedikit demi sedikit tertarik pada perempuan itu.     

Su Qing melanjutkan usahanya, "Semuanya sudah begini, tetapi kamu masih saja memberitahuku bahwa kamu tidak punya perasaan pada perempuan itu, tidak peduli padanya, bahkan membencinya, kan? Dengan tingkahmu ini, apa kamu menganggap semua orang bodoh?"     

Mu Tingfeng terkejut. Tatapan matanya yang rumit bercampur dengan ketidakpercayaan, dan membuat orang lain secara tidak sadar merasakan simpati yang tidak terkatakan untuknya.     

Su Qing menatapnya dengan tenang, menghela napas lagi di dalam hati dan diam-diam bergumam, 'Adik sepupu, kakakmu ini hanya bisa membantumu sampai di sini.'     

'Padahal kata-kataku mudah dimengerti, tapi jika masih tidak bisa menyelamatkan akalmu yang hilang, aku benar-benar tidak punya pilihan. Selebihnya hanya bisa berharap ibumu akan datang dan segera menyadarkanmu, huh...'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.