Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Kenapa Kau Datang Kesini? (1)



Kenapa Kau Datang Kesini? (1)

0Zhao Shunrong melirik ringan pada Kakek Zhao yang ingin sekali meminta pujian, "Yarong suka, itu sudah cukup."     

Kakek Zhao menatap Zhao Shunrong tanpa kata-kata. Jelas-jelas anaknya itu sangat menyukai sikap putrinya ini, tetapi ia malah melemparkannya pada Duan Yarong. Putra sulungnya ini benar-benar bermuka dua, apakah dia akan mati kalau mengakui bahwa dia merasa puas memiliki anak seperti Zhao Youlin?     

Setelah Kakek Zhao mengeluh dan kesal di dalam hati, ia mengalihkan pandangannya ke lantai dua. Ia mendengar gelak tawa dari lantai dua.     

Selain senang, ada juga rasa kecewa. Sudah berapa lama di rumah utama ini tidak terdengar suara tawa terbahak-bahak? Mungkin setelah kejadian itu.     

Kakek Zhao menatap tatapan mata putra sulung yang melunak oleh tawa di lantai dua. Rasa bersalah di hatinya akhirnya sedikit mereda.     

Namun, itu hanya sedikit, hanya karena ia tahu yang terjadi di masa lalu. Tidak hanya sejumlah kecil kompensasi yang bisa… dibayarkannya, dan beberapa rasa bersalah ditakdirkan terasa dalam hatinya selama seumur hidupnya.     

Kamar Zhao Youlin dan Joy semuanya didekorasi oleh Duan Yarong. Tidak mewah, tetapi sangat hangat, yang sangat cocok untuk selera Zhao Youlin.     

Hanya saja Joy masih muda sekarang, dan ia sangat terikat dengan Zhao Youlin. Setelah melihat kamar, ibu dan anak itu berunding sejenak, lalu membiarkan Joy terus mengikuti Zhao Youlin ke kamar.     

Setelah satu atau dua tahun, ketika Joy sudah besar, Joy akan tidur di kamarnya sendiri. Adapun kamar yang semula disiapkan untuk Joy, saat ini akan digunakan sebagai kamar kecil untuk mainan Joy.      

Duan Yarong tahu bahwa Joy dan Zhao Youlin akan datang, jadi ia mulai membeli semua jenis mainan, mobil-mobilan, balok bangunan mainan, Lego... semuanya untuk Joy dan tidak masalah bila memenuhi kamar.      

Sejauh ini, Zhao Youlin telah menetap di rumah utama dengan tenang. Entah karena semua orang disini memang penurut, atau dirinya terlalu mengintimidasi. Namun setelah tinggal selama beberapa hari, Zhao Youlin tidak melihat orang yang membuatnya tidak nyaman.     

Hal ini membuat Zhao Youlin dalam suasana hati yang sangat baik selama beberapa hari ini. Begitu baik sehingga ia mulai berpikir untuk membeli etalase toko kue yang disukainya.     

Setelah berbicara dengan Zhao Shunrong hari itu, Zhao Youlin sudah memutuskan untuk menyewa toko.     

Sejak awal Zhao Youlin bukanlah orang yang suka ceroboh. Apapun yang diputuskannya, akan dilakukan sesuai yang dikatakannya. Setelah itu, ia mulai menghubungi pemilik toko yang akan disewa.      

Segera setelah itu, ia menegosiasikan harga dengan orang itu dan akhirnya menyewa toko seharga 30.000 yuan perbulan.     

Harga ini menjadi harga yang banyak disepakati pada sebagian penyewa toko di Kota S, terutama di bagian barat pusat kota.     

Zhao Youlin setuju, lalu menandatangani kontrak dengan pihak penyewa sesegera mungkin.     

Setelah menandatangani kontrak, Zhao Youlin benar-benar sibuk. Toko yang disewa hanyalah ruang kosong, sehingga tentu saja tidak bisa segera dibuka.     

Setelah Zhao Youlin memikirkan beberapa ide, ia langsung meminta tim dekorasi yang lebih andal untuk merenovasi seluruh toko.     

Pada hari-hari itu, Zhao Youlin sibuk hampir setiap hari, mendiskusikan permintaan dekorasi dengan desainer interior yang disewanya. Dari waktu ke waktu, ia dan Joy yang sama-sama bersemangat, datang untuk memeriksa kemajuan dekorasi toko.      

Zhao Youlin, yang fokus pada renovasi toko baru, tidak menyadari bahwa hampir setiap hari, di jalanan yang tidak jauh dari pintu masuk tokonya, sebuah mobil hitam asing terparkir secara teratur. Di dalamnya ada dua orang yang tampak tidak asing.     

"Presdir..." Setelah diutus untuk kesekian kalinya sebagai sopir gratis setelah pulang kerja, Xia Zetao akhirnya tidak bisa tidak memprotes bosnya di kursi belakang, "Bagaimana kalau, kita jalan-jalan…" Ia memintanya supaya punya kesempatan untuk tidak sengaja bertemu dengan mantan Nyonya Mu itu lagi!     

Sudah berhari-hari mereka melakukan ini dan setiap hari dirinya menganggap dirinya sebagai sopir gratis. Ia ini sekretaris, bukan sopir! Dan dirinya melakukannya setiap kali setelah selesai jam kerja. Presdir, ini semacam kerja lembur yang tidak diberi upah lembur. Sungguh pekerjaan yang terlalu tidak tulus!     

"Oke, lupakan saja ini. Kamu duduk di mobil berhari-hari mengawasi mantan istrimu, menatapnya selama satu sampai dua jam lebih, apa masalah yang sedang dipikirkannya ini?"      

"Parahnya lagi, Presdir, kamu mengubah mobilmu agar tidak dikenali oleh mantan istrimu, padahal jelas-jelas kamu ingin bertemu dengannya. Untuk apa kamu melakukan upaya sebanyak ini?"     

Mengapa Xia Zetao tidak menyadari bahwa presdirnya ini banyak akal walau terlihat pendiam? Melihat kecerdasan emosional ini, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggaruk-garuk kepalanya dan menggaruk-garuk dadanya. Sungguh, hal ini sangat mengkhawatirkannya.     

Sebelum Xia Zetao selesai bicara, tatapan Mu Tingfeng yang setajam pisau menebasnya, dan berhasil membuatnya terdiam.     

Setelah beberapa lama, tepat ketika Xia Zetao berpikir bahwa Mu Tingfeng tidak mau berbicara, kalimat berikutnya dari Mu Tingfeng berhasil menenangkan pikiran kecil Sekretaris Xia yang gelisah.     

"Gajimu aku naikan di akhir bulan ini."     

Hanya dengan empat kata itu, tetapi itu seolah-olah tenaga tambahan yang disuntikkan ke dalam tubuh Xia Zetao. Dalam sekejap, Xia Zetao merasa bahwa seluruh dunianya sangat semarak dan mempesona, seperti musim dingin yang beralih ke musim semi.      

Mu Tingfeng memindai tatapannya pada sekretaris yang bergengsi tetapi tidak berguna karena harus menggunakan uang untuk menyuruhnya. Kemudian ia melontarkan kata-kata, "Ayo pulang."     

Jiwa Xia Zetao terkejut, lalu ia membelokkan mobil dengan rapi dan bersiap untuk pergi.     

Ketika mobil berjalan, Mu Tingfeng tanpa sadar melirik Zhao Youlin dan Joy di toko yang sedang memunggungi mereka. Kedua matanya berbinar. Di mata yang sedalam semesta itu tersembunyi emosi yang tidak bisa dipahami oleh siapapun.      

Zhao Youlin merasakan tatapan yang sedikit berapi-api dilemparkan ke punggungnya, sehingga ia menoleh dengan tiba-tiba. Tetapi ia tidak menemukan siapapun di belakangnya.      

Sambil mengernyitkan alis, Zhao Youlin hanya menganggapnya sebagai halusinasi yang disebabkan oleh dirinya yang terlalu sensitif, tetapi ia tidak terlalu peduli.     

Setelah Mu Tingfeng pergi, ia meminta Xia Zetao untuk mengemudikan mobilnya langsung ke rumah. Saat berdiri di gerbang rumahnya, Mu Tingfeng tiba-tiba merasa sedikit linglung.     

Sebelum Zhao Youlin pergi, setiap kali dirinya kembali ke sini, setiap kali ia melihat cahaya kekuningan di atas rumah, dirinya selalu merasa gelisah dan bosan. Tetapi sekarang, ia merasa kesepian tanpa alasan.     

Mu Tingfeng tidak terlalu lama berada di pintu. Ia melangkah ke rumah, tetapi dirinya melihat orang yang seharusnya tidak ada di sini, sedang duduk di ruang tamu.      

Mu Tingfeng mengerutkan kening. Tanpa berpikir, ia berkata, "Kenapa kamu di sini?"     

Su Qing, yang sedang berbicara dengan kepala pelayan, tercengang ketika dirinya mendengar suara Mu Tingfeng. Setelah menyadarinya, ia pun memikirkan pertanyaan Mu Tingfeng tadi. Dengan wajah yang sedikit tenggelam, ia berkata dengan marah, "Adik sepupu, apa kamu tidak mau menyambutku dulu?"     

Mu Tingfeng tanpa ekspresi melirik perut Su Qing yang sedikit membuncit, lalu berkata dengan tenang, "Sedang mengandung anak, tetapi malah keluyuran. Kak Yi tidak memperdulikanmu?"     

Su Qing tertawa marah pada sikap Mu Tingfeng, "Maaf, tapi suamiku sendiri yang mengantarku ke sini. Namun setelah mengetahui bahwa aku punya anak, tampaknya kamu masih sangat marah padaku. Jadi, tidakkah kamu punya rasa sayang antara kakak dan adik sepupu di antara kita?"     

"Aku tidak berani, aku tidak mau diperhitungkan oleh Kakak Yi." Mu Tingfeng takut pada Kak Yi, yang 100% menjadi budak istri, yang bisa cemburu pada istrinya bila dekat dengan lelaki lain tanpa peduli mereka punya hubungan darah atau tidak.      

"Kamu!" Su Qing dibuat marah oleh ucapan Mu Tingfeng itu. Tidak peduli berapa tahun berlalu, Mu Tingfeng ini masih sangat tidak mengerti. Sepanjang hari wajahnya selalu datar tidak berekspresi dan tidak mengerti kelembutan cinta antara lelaki dan perempuan.      

Ya, pria ini memang layak melajang dan ditinggal istrinya yang membawa lari anaknya, huft!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.