Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Luka (1)



Luka (1)

0Xiao Jingyao memeriksa kondisi tubuh Zhao Youlin dari atas ke bawah. Setelah memastikan bahwa tidak terluka selain mengalami kesulitan pada Zhao Youlin, ia lega, lalu berbalik untuk melihat lelaki di samping Zhao Youlin. Ia menyapa dengan sopan, "Presdir Mu…."     

Walau demikian, ia diam-diam bergumam di dalam hati, 'Bagaimana mungkin Mu Tingfeng bisa muncul di tempat ini, apalagi bisa bersama dengan manajer umum?'     

Xia Zetao berjalan di belakang sambil menopang tubuh membantu Su Ruixin berjalan. Baru saja tiba di depan mereka berdua, ia memeriksa kondisi mereka berdua dengan cepat.      

Setelah memastikan bahwa mereka baik-baik saja, ia menangis, "Presdir! Anda benar-benar membuatku khawatir setengah mati. Bagaimana Anda bisa begitu egois hingga nekat bertindak sendiri setelah mendengar ada sesuatu terjadi pada Nona Zhao? Jika sesuatu terjadi pada Anda, apa yang bisa saya lakukan? Bagaimana dengan nasib seluruh karyawan perusahaan?"      

Sambil mengoceh, ia tidak bisa berhenti mengamati reaksi Zhao Youlin. Presdir Mu kali ini mengabaikan keselamatan nyawanya sendiri, demi menjadi pahlawan yang menyelamatkan seorang perempuan ini. Hal ini tidak hanya patut dipuji saja.     

'Saat ini, jika Anda masih melakukan trik pahit, apakah Anda tidak takut mantan istri Anda tidak lagi tertarik dengan Anda dengan sepenuh hati, dan masih keras hati pada Anda? Presdir Mu, ayolah, aku optimis pada Anda!'     

Sayangnya, angan-angan Xia Zetao jelas salah. Zhao Youlin bahkan tidak peduli apapun tentang Mu Tingfeng. Ia hanya memandang penuh perhatian pada Su Ruixin, yang sedang memegang tangan Xia Zetao. Ia pun bertanya, "Apakah Nyonya Mu baik-baik saja? Bagaimana keadaan Anda sekarang? Bagaimana kalau Anda dibawa ke rumah sakit?"     

Su Ruixin merasa lega ketika melihat bahwa tidak ada yang terjadi pada Zhao Youlin. Ia tersenyum, "Aku baik-baik saja, tetapi justru kamu yang mengkhawatirkan. Kamu terlalu gegabah. Aku tidak takut mati oleh orang-orang itu, tetapi aku malah takut mereka membunuhmu."     

Meski demikian, mereka telah sama-sama bertahan hidup di kejadian tadi, dan kini, perasaan kasih sayang di antara kedua perempuan ini telah meningkat tinggi walau masih berinteraksi selama kurang dari setengah jam. Ini menyebabkan semua orang di sekitar mereka tercengang.     

Si… Situasi macam apa ini? Sejak kapan hubungan mantan istri presdir dengan ibu presdir menjadi begitu harmonis?     

Sepertinya ada sesuatu yang salah dengan alur yang diatur Tuhan ini! Xia Zetao, yang benar-benar diabaikan, menatap keduanya dengan ekspresi heran.     

Salah seorang yang juga ikut terkejut adalah Mu Tingfeng. Pria yang kecerdasan emosionalnya selalu mengkhawatirkan, benar-benar tidak bisa berpikir penyebab ibunya bisa berubah sangat dekat dengan Zhao Youlin dalam waktu singkat.      

Padahal selama ini, hubungan ibunya dengan Zhao Youlin seperti tidak saling mengenal. Hal yang paling penting adalah, sikap Zhao Youlin pada ibunya tidak pilih kasih seperti pada dirinya!     

Namun, Zhao Youlin tidak peduli dengan tatapan aneh semua orang di sekitarnya. Ia selalu ramah dan tidak pernah pelit terhadap orang-orang yang baik padanya.     

Sebelum mobil menabrak pohon, Su Ruixin menghalangi tubuh Zhao Youlin agar tidak terluka. Tidak peduli alasannya melakukan ini, Zhao Youlin secara sadar berhutang budi padanya. Bahkan ini membuatnya lebih sulit menerima kesan buruk tentang Mu Tingfeng.     

Terlepas dari kenyataan bahwa dirinya adalah ibu Mu Tingfeng, harus diakui bahwa Zhao Youlin menyukai wanita yang bersikap lembut, cantik, dan bermartabat mirip seperti Duan Yarong ini.     

Setelah memastikan bahwa semua orang yang bersamanya baik-baik saja, Zhao Youlin akhirnya sedikit tenang. Kemudian, ia berbisik kepada Xiao Jingyao, "Jangan biarkan orang tuaku tahu tentang kecelakaan hari ini."     

Xiao Jingyao merasa agak keberatan ketika mendengar kata-kata itu, lalu menunjuk ke sekelompok orang lain yang bergegas datang tidak jauh, "Saya khawatir itu agak sulit."     

Zhao Youlin melihat ke arah yang ditunjuk Xiao Jingyao. Setelah melihat segerombolan petugas polisi, terutama orang yang memimpin tim itu, alisnya bergetar tanpa sadar.     

"Paman Xiao, kamu melaporkan kejadian ini ke polisi?"     

Xiao Jingyao tercengang, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Itu bukan aku."     

Zhao Youlin memicingkan matanya dan berbalik untuk melihat Xia Zetao, yang buru-buru melambaikan tangan, "Bukan aku… bukan aku."     

Lalu siapa? Sedikit keraguan muncul di mata Zhao Youlin, tetapi keraguannya dengan cepat terjawab.     

"Nona Zhao...." Orang yang bergegas ke Zhao Youlin lebih dulu adalah lelaki yang sangat tampan dan mempesona.      

Zhao Youlin tertegun sejenak sebelum memanggil dengan ragu, "Tuan Qin?"     

Melihat Zhao Youlin masih mengingat dirinya sendiri, Qin Huai tersenyum dan berkata, "Aku tidak percaya Nona Zhao masih mengingatku."     

Karena penyelidikan tentang orang-orang di kantor polisi tidak membuahkan hasil, Zhao Youlin tidak pernah lagi menghubungi Tuan Qin dari agen detektif. Tetapi ia tidak pernah menyangka bisa bertemu lagi dengannya dalam keadaan seperti ini, dan sepertinya orang yang menelepon polisi itu adalah Tuan Qin, yang pernah ditemuinya beberapa kali.      

Qin Huai tidak menyangka akan bertemu Zhao Youlin lagi dalam keadaan seperti ini. Hari ini dia pergi keluar untuk membeli sesuatu untuk orang lain, lalu siapa yang mengira bahwa saat perjalanan pulang, ia melihat mobil yang sengaja ditabrak oleh mobil lain.      

Namun hal yang terpenting, ia mengenali orang yang turun dari kursi belakang mobil lalu jatuh itu adalah Zhao Youlin, perempuan yang pernah memiliki hubungan kerja dengannya.     

Entah bagaimana Qing Huai berpikir, saat dirinya melihat Zhao Youlin dalam masalah, ia tanpa sadar langsung teringat oleh informasi yang didapatkannya baru-baru ini.      

Hatinya tergerak sedikit, pikirannya jadi panas. Ia pun memutuskan untuk ikut campur dengan menelepon polisi, dan mengikuti sepanjang jalan.     

Sebelum Zhao Youlin bicara soal masa lalu dengan Qin Huai, polisi yang mengikuti segera bergegas menghampiri. Kedua mata mereka memindai situasi hutan, lalu berkata dengan keras, "Apa yang terjadi?"     

Zhao Youlin melihat Li Yan berjalan memimpin tim, dan di sebelahnya ada Lu Shu. Mata Zhao Youlin sedikit berkedip, lalu dirinya mencibir dalam hatin. Ada hari istimewa apa ini? Kenapa di saat dirinya hampir putus asa, satu-persatu orang yang dikenalnya di masa lalu mulai datang?     

Tepat ketika Zhao Youlin terdiam, teriakan keras terdengar dari samping, "Hati-hati!"     

Segera setelah itu, langit terasa berputar untuk sementara waktu. Sebelum Zhao Youlin bisa bereaksi, seseorang menarik tubuhnya ke dalam pelukannya, dan melindunginya kuat-kuat.      

Suara tembakan menembus langit di atas hutan. Darah merah cerah menyembur keluar dari lengan seseorang, merusak setengah bagian dari lengan baju putihnya hanya dalam beberapa saat.     

"Presdir!"     

"Tingfeng!"     

"Presdir Mu!"     

Jeritan orang-orang di sampingnya bersaut-sautan, tetapi Zhao Youlin tampaknya telah kehilangan jiwa. Ia mengulurkan tangan dan menyentuh lengan baju Mu Tingfeng yang berlumuran darah.     

Mu Tingfeng melihat Zhao Youlin yang tercengang, sembari merasakan sakit di hatinya karena suatu alasan. Ia menenangkan Zhao Youlin sambil menahan rasa sakit, "Aku baik-baik saja."     

Sayangnya, pada saat ini, Zhao Youlin tidak bisa mendengar apa-apa. Pemandangan darah di depan matanya bergabung dengan ingatan tentang darah yang keluar dari tubuhnya ketika dirinya ditembak dan dibunuh di gudang waktu itu, yang membuatnya merasa mengalami ilusi ini seumur hidup.      

Pada saat ini, seketika hatinya merasakan rasa sakit yang tidak terkendali.      

Para polisi di samping juga tertegun sejenak oleh perubahan mendadak ini, tetapi respon tekanan psikologis yang mereka kembangkan selama bertahun-tahun membuat mereka cepat pulih dari keadaan darurat.      

Mereka langsung mengangkat tangan dan bersiap untuk menembak orang yang menembak di arah mereka. Tetapi tidak satupun dari mereka berpikir bahwa ada seseorang yang bertindak lebih cepat dari mereka.     

Ada suara tembakan lain, disusul kemudian suara erangan kesakitan disertai dengan erangan penembak menyelinap jatuh ke tanah akibat menderita rasa sakit. Erangan itu mencapai telinga semua orang tanpa peringatan, mengguncang hati semua orang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.