Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Keguguran Bayi (1)



Keguguran Bayi (1)

0Duan Yarong dan Zhao Shunrong telah menikah selama lebih dari 20 tahun dan saat ini sudah hampir 30 tahun usia pernikahan mereka. Selama itu, bukankah mereka tidak pernah memiliki anak?     

Sebenarnya, Duan Yarong pernah hamil sekali tidak lama setelah pernikahan mereka.     

Sayangnya, ketika Duan Yarong hamil, dia dan suaminya tidak teliti, sehingga mereka tidak menyadari bahwa Duan Yarong sedang mengandung.      

Sampai akhirnya, suatu hari mereka pergi keluar, mereka mengalami kecelakaan. Duan Yarong hanya mengalami benturan ringan, dan tidak terbilang parah, tetapi dia tidak menyangka akan mengalami sakit perut yang luar biasa dan pendarahan terus menerus.     

Beberapa orang yang keluar bersama mereka menyadari bahwa ada sesuatu yang salah, sehingga mereka bergegas membawanya ke rumah sakit. Namun bagaimanapun juga, penanganan mereka terlambat, menyebabkan anak pertama Duan Yarong dan Zhao Shunrong tidak tertolong.      

Parahnya lagi, karena yang keguguran adalah anak pertama, Duan Yarong mulai kurang subur. Setelah beberapa tahun tidak ada kehamilan, keluarga pun mulai cemas.      

Tepat ketika semua orang cemas, Duan Yarong akhirnya memenuhi harapan mereka dengan hamil lagi.     

Kali ini, semua orang memperlakukannya sebagai target yang harus dijaga ketat. Bahkan Zhao Shunrong, yang selalu dikenal sebagai pecandu kerja, tidak ragu untuk mengambil cuti beberapa bulan untuk ini, hanya untuk menjaga Duan Yarong baik-baik sampai melahirkan.      

Namun, semuanya tidak berjalan semulus yang diharapkan. Ketika kehamilan Duan Yarong berusia sembilan bulan, kecelakaan lain terjadi.     

Pada saat itu, Grup Zhao sedang bersaing dengan perusahaan keluarga lain untuk sebidang tanah. Kekuatan Grup Zhao jauh lebih unggul dari perusahaan itu, dan peluang untuk memenangkan penawaran sangat tinggi.     

Sebagai lawan, perusahaan keluarga itu tidak mau kehilangan tanah favoritnya seperti ini. Bahkan mereka mencari cara untuk menyandera Duan Yarong sebagai ancaman agar Grup Zhao mau menyerahkan tanah itu. Mereka menyuruh seseorang untuk menculik Duan Yarong.      

Meskipun orang itu pada akhirnya gagal menculik, tetapi Duan Yarong mengalami sakit perut dan pendarahan selama perkelahian antara kedua belah pihak. Setelah dilarikan ke rumah sakit, ia mengalami pendarahan hebat, dan hampir meninggal di ruang gawat darurat.     

Setelah sang ibu susah payah diselamatkan, tetapi kondisi yang terjadi adalah bayinya sudah mati dalam kandungan, yang menyebabkan seluruh Keluarga Zhao menderita kesedihan mendalam.     

Setelah Duan Yarong bangun dan mengetahui tentang ini, ia pingsan lagi. Selama beberapa hari, wajahnya terus saja berlinang air mata. Ia merasa tidak bahagia, Kakek Zhao dan Zhao Shunrong juga sedih hingga wajahnya seperti terlihat beberapa tahun lebih tua.      

Sejak saat itu, Duan Yarong dan Zhao Shunrong tidak pernah memiliki anak lagi, bukan karena mereka tidak menginginkannya, tetapi setelah dua kehamilan ini, terutama pendarahan kedua, tubuh Duan Yarong tidak lagi cocok untuk memiliki anak.     

Jika hamil lagi, kemungkinan besar akan mengancam keselamatannya sendiri.     

Zhao Shunrong tidak bereaksi banyak setelah mendengar kabar buruk dari dokter. Ia hanya duduk di samping ranjang rumah sakit Duan Yarong, memegang tangannya dan berkata, "Kita tidak usah punya anak. Memilikimu saja, aku sudah merasa cukup."     

Tidak ada yang bisa mengubah keputusan Zhao Shunrong, tetapi masalah tidak menginginkan anak ini masih membuat banyak orang sangat khawatir.     

Orang-orang ini tidak bisa memecahkan masalah itu pada Zhao Shunrong, jadi mereka mulai membujuk Kakek Zhao untuk mencari menantu baru. Lagi pula, Zhao Shunrong masih muda, jadi bukan masalah besar jika anak pertamanya itu bercerai dan menikah lagi.      

Akan tetapi, Kakek Zhao mengabaikan bujukan orang-orang ini. Alasan pertama, karena dia tahu perasaan mendalam putranya pada menantunya, jadi wajar jika dia tidak mungkin menghancurkan hubungan mereka.      

Alasan kedua, karena dirinya merasa bersalah. Jika bukan karena perkara bisnis, mana mungkin anak Duan Yarong mengalami kecelakaan? Keluarga Zhao berhutang pada menantu perempuan ini, jadi mana mungkin Kakek Zhao tega melakukan hal yang menindas seperti itu?     

Kakek Zhao yang terganggu dengan bujukan-bujukan itu akhirnya tidak tahan untuk menegaskan sikapnya. Siapapun yang berani bicara di depannya tentang menyuruh anaknya menikah lagi supaya punya ahli waris, Keluarga Zhao akan sepenuhnya memutuskan hubungan bisnis dengan keluarga orang itu.     

Dengan cara ini, mereka yang sebelumnya masih berteriak-teriak, akhirnya tutup mulut. Lagi pula, tidak ada yang mau kehilangan kerjasama bisnis dengan Keluarga Zhao hanya karena mulutnya terlalu banyak bicara.      

Setelah masalah ini selesai, semua orang yang mengingat ancaman Kakek Zhao itu berhenti membahas masalah ini. Sedangkan di dalam Keluarga Zhao, hanya Sun Fengzi yang secara sengaja maupun tidak sengaja berani menyakiti Duan Yarong menggunakan masalah ini.      

Ya, sebabnya jelas, karena dia memang tidak cocok dengan Duan Yarong, dan cukup beruntung bisa melahirkan anak laki-laki. Sedangkan anggota keluarga yang lain, pada dasarnya tidak banyak membahas masalah itu karena khawatir menyakiti hati Duan Yarong.      

Seiring berjalannya waktu, masalah ini telah menjadi hal tabu milik Keluarga Zhao yang tidak untuk diketahui oleh orang lain. Generasi tua Keluarga Zhao tidak akan mengambil inisiatif untuk membahasnya, sehingga generasi muda Keluarga Zhao tidak akan mengetahuinya sama sekali.     

Kakek Zhao juga tidak pernah menyangka bahwa setelah lebih dari 20 tahun, masalah ini akan diungkit lagi. Dan orang yang mengungkitnya adalah….     

"Youlin, dari mana kamu mendengar masalah ini?" Ekspresi Kakek Zhao sedikit berubah, dan bertanya dengan suara yang dalam.     

Zhao Youlin menggelengkan kepala, "Kakek, sebenarnya aku selalu tahu tentang masalah ini."     

"Kau selalu mengetahuinya?" Kakek Zhao bahkan lebih terkejut ketika mendengar ini. Ketika masalah ini terjadi, Zhao Youlin masih belum lahir, jadi bagaimana dia bisa terus mengetahuinya?     

Seolah-olah bisa melihat yang sedang dipikirkan Kakek Zhao, Zhao Youlin mengerutkan bibirnya dan berkata, "Ketika aku masih kecil, ibu pernah memberitahuku bahwa seandainya anak ibu itu selamat, dia berusia beberapa tahun lebih tua dariku, tapi sayangnya…."     

Kakek Zhao terdiam sesaat setelah mendengar kata-kata Zhao Youlin, tetapi dia tidak bisa menahan napas. Wajahnya menunjukkan kesedihan yang jarang ditunjukkan, "Ya, jika anak itu bisa bertahan, dia akan empat atau lima tahun lebih tua darimu."     

Alis Zhao Youlin bergerak sedikit ketika mendengar kata-kata itu. Sebelum bisa berbicara, Kakek Zhao sudah pulih dari lamunan, dan bertanya, "Kenapa kamu tiba-tiba ingat dan bertanya tentang ini?"     

"Tidak apa-apa, hanya saja aku tiba-tiba memikirkannya. Bukankah paman Xiao menyelidiki dan menangani penyebab sebenarnya dari kematian ibu kandungku? Beberapa hari ini, setiap saat, aku mengingat-ingat masa kecilku dengan ibu, termasuk masalah ini. Aku sedikit penasaran, jadi aku ingin datang dan bertanya kepada kakek, karena kupikir kakek pasti tahu hal semacam ini."     

"Jadi begitu." Kakek Zhao mengangguk setuju tanpa meragukannya.     

Zhao Youlin buru-buru berkata, "Lalu kakek, tentang anak itu... apa yang terjadi? Kenapa dia meninggal padahal sebelumnya baik-baik saja?"     

Ketika hal-hal lama diungkit kembali, Kakek Zhao tetap secara singkat menjelaskan keseluruhan cerita kepada Zhao Youlin walau wajahnya tidak tahan untuk menunjukkan rasa kehilangan. Pada akhirnya, ia menghela napas pelan dan menjawab pertanyaan Zhao Yulin sebelumnya.     

"Saat itu, semua orang sedang menunggu di luar. Seorang perawat tiba-tiba berlari keluar dari ruang gawat darurat melaporkan bahwa ibumu mengalami pendarahan hebat dan meminta keluarga untuk menandatangani surat pemberitahuan sakit parah. Tangan ayahmu gemetar saat menandatanganinya."     

Kakek Zhao mengingat kembali kejadian saat itu, seolah-olah masih terngiang-ngiang di benaknya. Itu pertama kali dirinya melihat ekspresi ketakutan dan sedih di wajah putra sulungnya.      

Wajahnya kala itu seperti, jika orang di ruang gawat darurat itu pergi, dia akan segera ikut meninggalkan dunia ini bersamanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.