Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Pesta Satu Bulanan (2)



Pesta Satu Bulanan (2)

"Oke… oke... oke, ibu tidak bisa menasihatimu." Zhao Youlin memandang Joy dan Duan Yarong yang bersatu untuk melawan, lalu ia memutar matanya tanpa daya.      

Walau demikian, ia tidak lupa memberi tahu anaknya, "Joy, memang akan ada banyak makanan enak di pesta nanti, tetapi itu di rumah orang lain, bukan rumah kita sendiri. Jadi, Joy harus terlebih dahulu memberitahu ibu makanan yang ingin Joy makan, lalu Joy baru bisa memakannya setelah ibu memberikannya. Jika tidak, nanti orang-orang akan menganggap Joy tidak sopan."     

"Oh… oh, baiklah." Joy tidak begitu mengerti yang dikatakan Zhao Youlin, tetapi ia mengangguk patuh sebagai tanggapan.     

Zhao Youlin tersenyum sambil menyentuh kepalanya dan menyaksikan Joy menundukkan kepala untuk makan beberapa suap nasi. Tiba-tiba anak itu mengangkat kepalanya untuk menatapnya.     

"Ada apa lagi?"     

"Bu, ibu tadi bilang bahwa besok akan mengajakku ke toko. Nenek mendengar janji ibu di samping, jadi ibu tidak bisa menariknya kembali." Joy mengingatkan Zhao Youlin dengan hati-hati, karena takut Zhao Youlin mengingkarinya.     

Zhao Youlin memegang dahinya tidak berdaya, "Ibu tahu, ibu tidak akan mengingkarinya."     

"Hemmm."     

Anggota keluarga lain yang makan di meja makan, menyaksikan interaksi hangat antara ibu dan anak itu. Kemudian mereka diam-diam saling memandang, di mata mereka ada ekspresi bahagia.      

Godaan makanan sangatlah besar untuk seorang anak. Keesokan harinya, Joy bangun pagi-pagi. Setelah mandi dan sarapan, ia menyeret Zhao Youlin untuk segera berangkat.      

Toko biasanya buka di pagi hari, jadi ketika Zhao Youlin dan yang lainnya tiba, pintunya sudah terbuka. Stok kue pertama juga sudah keluar dari oven.      

 Sejak masuk taman kanak-kanak, Joy jarang datang ke toko. Begitu dirinya memasuki pintu, tentu saja ia menjadi objek sasaran kakak-kakak perempuan di sini.      

"Uh, Joy ikut ke sini. Kakak rasanya mau mati saking gemesnya. Sini kakak gendong, muah!"     

Melihat keramaian itu, seorang pemuda penasaran lalu ikut berkerumun untuk melihat pusat perhatian. Setelah melihat wajah bulat kecil Joy, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengulurkan tangan untuk mencubitnya, "Kulit anak ini bagus. Terasa halus dan lembut saat dicubit."     

Shuangshuang yang menggendong Joy langsung menyingkirkan tangan pemuda itu dari wajah Joy tanpa ampun, lalu memarahi dengan suara tinggi, "Dasar mesum dan kasar! Jangan menganiaya Joy kami yang lucu. Kamu menakutinya sampai ibunya bisa menghajarmu!"     

Begitu Shuangshuang mengatakan ini, ia langsung mendapat dukungan dari beberapa gadis di sampingnya yang juga menggoda Joy.      

Melihat warna merah bekas cubitan di wajah Joy, ekspresi menyedihkan di wajahnya, dan penampilan menyedihkan dengan air mata di matanya, sekelompok gadis ini menunjukkan kekuatan bertarung yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.      

"Itu benar, Joy anak yang lucu, benar-benar membuatku tergila-gila! Lihat wajah kecil Joy ini, jadi ada bekas merahnya."     

"Itu benar, Wei Yizhi, kau ini jahat sekali! Kamu ini lelaki besar tapi malah menyakiti anak kecil. Kenapa aku tidak menyadari bahwa kamu sebajingan ini?"     

"Memang benar kata pepatah, jangan melihat seseorang dari sampulnya saja! Anak sekecil ini saja kamu berani menyaktitinya, apalagi orang lain?! Wei Yizhi, aku benar-benar salah menilaimu!"     

Shuangshuang memaki, "Dasar serigala berbulu domba!"     

Wen Li juga, "Manusia berhati binatang."     

Xinyi tak mau ketinggalan "Tidak manusiawi."     

Wei Yizhi 'bajingan' yang dikepung hanya tertegun....     

Wei Yizhi yang biasa dipanggil Xiao Wei, adalah karyawan laki-laki yang sebelumnya cuti karena sedang sibuk dengan ujian akhir. Kini ia dipaksa mundur oleh omelan dari beberapa gadis.     

Ia melebarkan matanya dan menyaksikan dengan tatapan tidak percaya ketika beberapa gadis yang biasanya cantik ini berubah menjadi macan dalam sekejap. Ia berkata sambil menangis, "Aku, aku, aku… aku tidak mencubitnya keras-keras."     

"Kalau kamu tidak mencubitnya keras-keras, apakah akan meninggalkan bekas jarimu di pipi Joy? Tahukah kamu bahwa kulit anak-anak sangat lembut, mencubitnya keras-keras akan melukai wajahnya!"     

"Itu benar! Joy sangat imut. Dia pasti akan jadi lelaki yang tampan ketika dia dewasa nanti. Kamu mencubit wajahnya sampai merah, jika itu meninggalkan bekas luka sampai dewasa, kamu mau tanggung jawab?"     

"Betul! Wajahmu saja seperti melon yang bengkok dan kurma yang retak, mana mungkin bisa dibandingkan dengan wajah Joy yang imut. Itu pasti karena kamu cemburu pada Joy yang lebih imut dan lebih tampan darimu, jadi kamu berani melakukan tindakan yang tidak berbudi. Wei Yizhi, kamu bajingan!"     

"..." Wei Yizhi benar-benar ditembak mati. Tuhan tahu bahwa dirinya hanya penasaran dengan mencubit wajah kecil anak itu, juga tidak menggunakan kekuatan besar untuk mencubitnya. Namun, kenapa dirinya malah dianiaya dan jadi musuh masyarakat?      

Selain itu, meskipun ia tidak cukup tampan untuk membuat iri manusia dan dewa, tapi dirinya tidak jelek juga, dan ia sama sekali tidak ada hubungannya dengan melon yang bengkok dan kurma yang retak!     

Xiao Wei, yang sangat dirugikan, membuka mulutnya dan hendak membela diri dengan beberapa kata. Sayangnya tiba-tiba dirinya dan para gadis mendengar suara keroncongan, yang membuat mereka memandang ke perut kecil Joy, sumber suara itu.      

Joy tersipu, memeluk leher Shuangshuang erat-erat, lalu berkata dengan malu-malu, "Kakak, aku lapar."     

'Kakak' yang disebut Joy tidak menunjuk ke siapapun, tetapi beberapa gadis ini dengan narsis mengira Joy menyebut mereka. Mereka pun segera mengalihkan perhatian dari tubuh Xiao Wei dan berkata dengan penuh semangat, "Apakah Joy lapar? Kue kecil yang dipanggang oleh Kakak An Yue dan An Qi masih panas, apakah Joy ingin memakannya?"     

"Ng ng!"     

"Ada juga yogurt yang baru dibuat, dingin sekali!"     

"Ng, aku mau… aku mau!"     

"Oke oke, kami bawa Joy untuk makan sekarang juga."     

Sekelompok gadis itu langsung pergi dengan tergesa-gesa, meninggalkan Xiao Wei yang menderita dan tidak bisa berkata apa-apa. Orang itu menatap kosong ke arah punggung mereka semua, sangat suram.      

Seseorang yang di sebelahnya menepuk pundaknya untuk menghibur, "Tidak usah dipikirkan, tidak usah dipikirkan…. Perempuan memang makhluk seperti itu, ketika mereka punya cinta baru, mereka melupakan cinta lama, hahaha…"     

Xiao Wei hanya terdiam, Orang itu memprovokasi Xiao Wei seolah membuatnya tidak terlalu sedih!     

Zhao Youlin berdiri di samping dengan diam. Ia hanya menyaksikan sekelompok orang ribut sambil tersenyum tipis di sudut bibirnya. Sampai akhirnya, saat melihat para gadis itu membawa Joy untuk memberinya kue, ia berteriak, "Jangan beri dia makanan manis terlalu banyak, nanti giginya berlubang!"     

"Mengerti, bos!"     

Mendengar jawaban serempak dari beberapa gadis, Zhao Youlin menggelengkan kepala tanpa daya. Mengetahui bahwa gadis-gadis ini mematuhi perintahnya, ia kemudian melihat wajah Joy terlihat menyedihkan sambil memandang kue. Pasti anak itu tidak tahan untuk memasukkan kue-kue lezat itu ke mulutnya.      

Putra yang berharga dibawa pergi, jadi Zhao Youlin harus mengalihkan perhatiannya ke lelaki yang duduk di sudut terlebih dahulu.     

Lelaki itu sepertinya merasakan tatapan eksplorasi yang diproyeksikan padanya, sehingga ia mendongakkan kepala menatap Zhao Youlin. Kemudian, ia berdiri dan berjalan ke arah Zhao Youlin.      

"Nona Zhao, aku punya sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu. Apakah nyaman jika kita membicarakannya di tempat lain?" Han Yichen berdiri di depan Zhao Youlin. Meskipun dirinya meminta pendapat, tetapi itu membuat seseorang ini tidak merasa dirinya rendah hati maupun sombong.     

Zhao Youlin tertegun sejenak, kemudian tersenyum sedikit. Ia tidak menyangka bahwa belum juga dirinya menghampirinya, Han Yichen menghampirinya duluan.      

"Ng, oke, kita bicarakan di ruang istirahat."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.