Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Joy Marah (2)



Joy Marah (2)

0Su Ruixin tidak tahu harus tertawa atau menangis. Ia menatap Su Qing tanpa daya, "Kamu ini, kamu dan Song Yi adalah sepasang suami-istri, bukankah yang dimakannya juga adalah makananmu?"      

"Pelayan di rumahmu juga setiap hari memasakkan makanan bergizi untuk dimakan setiap hari, kalau kamu tidak sanggup makan banyak, tetapi Song Yi malah tidak membantumu menghabiskan makananmu, bukankah itu akan terbuang sia-sia?" Tambahnya.     

Su Qing terdiam dan tidak berbicara lagi, tetapi ia bergumam diam-diam di dalam hati. Karena tahu bahwa dirinya tidak bisa makan sebanyak itu, maka akan lebih baik untuk tidak menyiapkan begitu banyak makanan bergizi sejak awal.     

Orang ini, Song Yi, jelas-jelas serakah akan makanan, dan biasanya peduli dengan citranya sebagai orang yang bijaksana, kuat, dan sulit ditangani. Sekarang, dia punya alasan untuk bisa makan banyak, jadi mana mungkin dirinya mau melewatkannya?!     

"Ngomong-ngomong, mana ayah dan ibumu? Kenapa mereka belum kelihatan? Apakah mereka belum datang?" Su Ruixin melihat sekeliling, tetapi tidak bisa menahan diri untuk bertanya karena tidak menemukan kakak perempuan dan kakak iparnya.      

Bukan Su Qing yang menjawabnya, melainkan Song Yi, "Ayah mertua dan ibu mertua masih menjemput paman, Wan Ting dan lainnya. Setelahnya, mereka baru berangkat bersama ke sini."     

"Wan Ting juga datang? Gadis kecil itu pasti menguntit orang tuanya supaya bisa melihat bayi." Berbicara soal anak kecil seperti iblis kecil di keluarga, wajah tegas Mu Xiaoyang tidak tahan untuk sedikit tidak berdaya. Namun jika dilihat dari dekat, akan terlihat ekspresi gembira di dasar matanya.      

Su Ruixin juga menggelengkan kepala tanpa daya, kemudian ia mengambil sebuah kotak dari Mu Xiaoyang dan menyerahkannya kepada Song Yi, "Ini adalah hadiah kecil dari kami untuk Dudu."     

Song Yi tidak munafik. Ia mengambil kotak di tangan Su Ruixin, lalu menyerahkannya kepada seorang pelayan di sampingnya. Kemudian berkata sambil tersenyum, "Aku berterima kasih kepada bibi dan paman atas hadiahnya untuk Dudu."     

Aksi Su Ruixin mengingatkan Zhao Youlin tentang kado yang dibawanya untuk diberikan kepada bayi itu. Tetapi kado itu tidak berada di tangannya sendiri, melainkan di tangan Joy.      

Zhao Youlin membungkuk dan mengeluarkan sebuah kotak kecil yang dikemas dengan hati-hati dari saku jas kecil Joy, lalu menyerahkannya kepada Su Qing, "Ini ada hadiah kecil dari kami. Kuharap bayinya akan tumbuh sehat di masa depan."     

Su Qing tidak menyangka bahwa Zhao Youlin juga menyiapkan hadiah untuk anaknya. Ia sangat gembira saat ini, lalu menyuruh Song Yi mengambil hadiah Zhao Youlin dan ingin membukanya.     

"Bolehkah kubuka sekarang?"     

Zhao Youlin tertegun sejenak, lalu tersenyum sedikit, "Karena itu diberikan pada si bayi, maka itu milik bayinya. Kamu adalah ibu bayi itu, jadi tentu saja kamu boleh membukanya."     

Setelah Su Qing mendapatkan jawaban, ia pun tidak sabar untuk menyuruh Song Yi membuka kotak kado itu untuk mengetahui isinya.      

Kado di dalam kotak itu dipilih oleh Duan Yarong, yaitu sebuah gantungan yang terbuat dari perak murni, bertuliskan harapan panjang umur dalam karakter hanzi. Gantungan itu biasa disebut "Gantungan Panjang Umur".      

Perak samar-samar memantulkan cahaya menyilaukan di bawah cahaya lampu, terlihat sangat indah. Bahkan Dudu, yang sedang asyik meminum susu sambil memegang botol bayi, perhatiannya langsung teralihkan.      

Dudu melepaskan tangan yang memegang botol dengan erat, lalu hendak meraih gantungan itu. Mulutnya sambil mengoceh beberapa suku kata yang tidak dapat dipahami.      

Su Qing tersenyum, menatap kotak di tangan Song Yi dengan lembut, lalu berkata dengan lembut, "Sepertinya Dudu sangat menyukai hadiah dari Youlin ini."     

Beberapa orang di samping juga sedikit tersenyum melihat adegan ini. Zhao Youlin merasa lega melihat anak itu sangat antusias, lalu dirinya menjawab dengan senyum ringan, "Bagus kalau bayi itu menyukainya."     

Setelah waktu yang lama, bayi itu tetap tidak bisa meraih benda yang diinginkannya. Bibirnya melengkung ke bawah, air mata di matanya mulai muncul, ia hampir menangis.     

Su Qing melirik putranya yang sama sekali tidak tenang, kemudian melirik Joy yang dengan patuh berdiri di samping. Su Qing tiba-tiba mengulurkan tangan untuk mengambil gantungan panjang umur di dalam kotak, lalu menyerahkannya ke tangan Joy, dan berkata sambil tersenyum.      

"Bibi Su sedang menggendong bayi, jadi tidak bisa bergerak nyaman. Bisakah Joy bantu adik bayi memasangkan ini di lehernya?"     

Joy ragu-ragu sebentar, lalu berbalik untuk melihat Zhao Youlin dengan tatapan penuh tanya. Setelah melihat Zhao Youlin mengangguk padanya, ia dengan hati-hati mengambil gantungan panjang umur yang memiliki tali dan bisa dijadikan kalung itu. Kemudian perlahan-lahan meletakkannya di leher si bayi.     

Bayi kecil itu sepertinya belum terbiasa dengan adanya benda kecil yang tiba-tiba dipasang di lehernya. Setelah dipasang, Joy buru-buru menata sedikit kalung itu sehingga hanya menggantung di kerah leher bayi dan tidak menyentuh kulit lehernya.     

Bayi itu sekarang sedikit lebih tenang, lalu tertawa cekikikan pada Joy.      

Melihat ini, Su Ruixin mengalihkan pandangannya sedikit, bertujuan mencari kesempatan untuk melangkah maju dan tersenyum, "Dudu sangat menyukai Joy. Sebelumnya nenek pernah menggodanya sangat lama, tetapi nenek belum pernah melihatnya tersenyum pada nenek. Joy hanya memberi kalung padanya saja, bisa membuatnya tertawa gembira."     

Ketika Joy mendengar Su Ruixin mengatakan ini, ia menjadi sedikit malu, wajahnya sedikit tersipu, tetapi matanya menatap adik laki-laki yang mengangkat botol dan terus minum susu tersebut. Setelah ragu-ragu, ia tiba-tiba membungkuk dan mencium salah satu pipi bayi kecil itu.      

Nenek pernah bilang kepadanya bahwa ciuman adalah menunjukkan rasa suka pada seseorang. Adik bayi menyukai Joy, maka Joy juga menyukai adik bayi!     

Su Ruixin memiliki pemandangan luas dari setiap gerakan Joy. Ia diam-diam memikirkan skenario di hatinya, barulah bicara manis, "Dudu sangat menyukai Joy, apakah Joy juga menyukai Dudu?"     

Joy merenung sejenak, kemudian menyadari bahwa Dudu yang disebut Su Ruixin mengacu pada bayi kecil itu. Ia mengangguk tanpa ragu, lalu berkata dengan malu-malu, "Ya, Joy menyukai adik laki-laki ini."     

Mendengar jawaban lembut Joy, orang dewasa di sekitarnya tidak bisa menahan senyum kecilnya.     

"Apakah Joy menginginkan adik laki-laki seimut Dudu?"     

"Adik laki-laki seimut Dudu?" Joy mengulanginya dengan ragu, tidak begitu mengerti maksud ucapan Su Ruixin.     

Zhao Youlin yang berdiri di samping, memahami arti kata-kata Su Ruixin. Ekspresinya pun sedikit berubah. Bahkan Su Qing dan suaminya yang ada di samping tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut ketika mendengar kata-kata Su Ruixin. Kemudian, ia saling memandang dengan aneh.      

Namun, Su Ruixin tidak terlalu memperhatikan reaksi orang-orang di sekitarnya, dan hanya mencari terobosan masalah ini dari sisi Joy.     

Melihat Zhao Youlin sangat menyayangi Joy, selama Joy bisa setuju dan bahkan berharap memiliki adik laki-laki dan perempuan, Zhao Youlin pasti tidak akan menolak jika diminta hamil lagi.      

"Sebenarnya tidak harus adik laki-laki, bisa jadi adik perempuan, kan? Apakah Joy ingin punya adik laki-laki atau adik perempuannya sendiri?"     

"Punya adik sendiri?" Mata Joy sedikit menyipit, dan sudah ada tebakan samar di hatinya.     

"Ya, coba Joy lihat, ibu dan ayahmu masih muda dan bisa melahirkan anak lagi. Bukankah Joy kesepian jika hanya seorang diri? Jika ibu memberimu adik laki-laki atau perempuan, keluarga akan menjadi sangat ramai. Akan ada saudara yang menemani Joy bermain setiap hari, menyenangkan bukan?" Su Ruixin memandang Joy sambil tersenyum, menyebutkan manfaat memiliki adik laki-laki dan perempuan.     

Ia berpikir Joy akan sangat senang lalu berdiri di pihaknya untuk membantunya membujuk Zhao Youlin memiliki anak lagi. Tetapi sebelum bisa menyelesaikan kata-katanya, wajah Joy menjadi pucat, lalu ia melambaikan tangannya dan berteriak, "Tidak mau… tidak mau! Joy tidak mau punya adik laki-laki atau perempuan! Tidak mau!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.