Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Hangat (2)



Hangat (2)

0Meskipun sangat disayangkan tidak bisa bergabung dengan adegan yang mengharukan ini, hanya menonton dari kejauhan, Mu Tingfeng merasa seperti ada sebuah api yang telah menyala di hatinya. Hangat, namun tidak takut terbakar olehnya.     

Mu Tingfeng sebelumnya tidak pernah seyakin saat ini, bahwa kedua orang itu ditakdirkan untuk menjadi orang yang ingin dilindunginya seumur hidup!     

Setelah bermain komidi putar, kedua orang dewasa itu mengajak Joy mengunjungi wahana hiburan lainnya lagi. Ada kecenderungan untuk memainkan semua wahana di taman hiburan ini hari ini.     

Mu Tingfeng yang aslinya sudah tampan, bahkan di tengah kerumunan orang, dia masih merupakan sosok yang mempesona dan menonjol dibandingkan dengan lainnya.     

Zhao Youlin yang berdiri di sebelahnya juga merupakan kecantikan yang langka. Ditambah dengan Joy yang sangat imut, kombinasi seperti itu sulit untuk tidak diperhatikan.     

"Lihatlah, betapa tinggi, tampan, dan luar biasanya lelaki itu! Dilihat sekilas saja, bisa ditebak kalau dia itu anak orang kaya! Dia seperti lelaki keren sekuat gunung. Ketampanannya sungguh membunuh!"     

"Hei, singkirkan wajah penuh nafsumu itu. Kamu tidak melihat seorang perempuan cantik berdiri di samping lelaki itu? Selain itu, salah satu tangan mereka berdua juga satu-persatu telah menggandeng tangan seorang anak yang imut. Sekilas terlihat seperti keluarga, untuk apa kamu terlalu bersemangat pada lelaki itu?! Tidak peduli seberapa bersemangatnya kamu, kenyataannya dia lelaki yang sudah menikah!"     

Bisikan kedua gadis muda itu menarik perhatian seorang lelaki di sebelah mereka. Lelaki itu mengikuti arah pandang yang dilihat kedua perempuan ini, sehingga dirinya juga melihat gambaran sebuah keluarga yang saling berpegangan tangan tidak jauh di sana. Ia pun langsung terpanah di tempat.      

"Jangan mengejekku seperti itu, aku hanya melihatnya. Tetapi, ngomong-ngomong, anak itu sangat imut! Benar saja, gen dari generasi sebelumnya memang bisa mempengaruhi generasi berikutnya." Pembicaraan para gadis itu masih berlanjut.      

"Itu benar. Lihat orang tua anak itu, satunya cantik dan satunya lagi juga tampan. Selama anak itu tidak berubah secara genetik, anak itu juga akan menjadi lelaki yang tampan di masa depan."     

"Ayolah, sama sepertimu, tidak peduli seberapa tampan suamimu, kamu tetap tidak akan bisa melahirkan anak yang imut."     

"Huh, sialan! Apa maksudmu berbicara seperti itu? Kamu tega berbicara sadis dengan temanmu? Dasar kurang ajar!"     

Kedua gadis itu pergi sambil meributkan candaan satu sama lain, tetapi lelaki yang tertarik dengan percakapan antara kedua gadis itu masih tetap di tempat. Ia menyaksikan punggung keluarga tiga orang itu yang berangsur-angsur menjauh, lalu perlahan-lahan mengepalkan tangan.     

"Kak, apa yang kamu lakukan? Bukankah kamu setuju untuk menemani Nona Chen bermain kincir ria?" Sebuah suara yang akrab tiba-tiba datang dari depan dan membuat lelaki yang melamun itu langsung terbangun.     

Qin Sheng berjalan ke sisi Qin Huai, menikamnya dengan sembarangan, dan berkata dengan suara rendah.      

"Kak, menurutku, bukankah kamu biasanya sangat perhatian? Kenapa sekarang tampak sangat keras kepala hari ini, sampai mengesampingkan seorang gadis dan bersikap tidak sopan sama sekali? Itu tidak baik. Kamu tahu, saat ibunya datang, dia secara khusus memberi perintah padaku…."     

Senyum di wajah Qin Huai menghilang sepenuhnya setelah melihat tiga orang yang baru saja berjalan bersama. Wajahnya juga pucat. Setelah mendengarkan kata-kata omelan adiknya, ia melihat ke arah gadis yang menundukkan kepala malu-malu dan berdiri tidak jauh darinya. Hatinya tiba-tiba merasa sedikit bosan.      

Alisnya sedikit mengernyit, lalu berbisik kepada beberapa orang ini, "Maaf, aku tiba-tiba merasa sedikit tidak enak badan. Aku ingin pulang dulu, kalian silakan lanjut bermain."     

Mendengar itu, gadis yang tersipu dan menundukkan kepala itu tidak tahan untuk mengangkat kepala, menatap wajah Qin Huai yang jelas tidak terlalu baik. Kemudian, ia baru bertanya dengan prihatin, "Kak Qin tidak enak badan? Bagaimana kalau kami mengantarmu pulang? Lagi pula, tidak ada yang bisa dilakukan lagi di sini."     

"Tidak, aku hanya kurang enak badan saja, lanjutkan saja permainannya. Kamu jarang sekali keluar dan bersenang-senang, jangan merusak kebahagiaanmu karena aku."     

"...Oh." Qin Huai berkata begitu, dan gadis itu secara alami tidak ingin mengatakan apa-apa lagi. Jadi, ia menjawab dengan lembut.     

Setelah melihat Qin Huai menghilang dari pandangan, seorang gadis lain berambut pendek di samping gadis itu bergegas menghampiri Qin Sheng. Ia memutar telinganya dan menyeretnya ke samping.      

Kemudian, gadis itu berbisik, "Hei, katakan, ada apa dengan kakakmu? Aku sudah susah payah mengajaknya, tetapi dia malah membatalkan janjinya dengan seorang gadis di tengah jalan. Bisakah kamu mengurangi sikap bajinganmu ini?"     

"Aduh, nenek-nenek cerewet, lepaskan tanganmu." Qin Sheng berteriak kesakitan. "Aku tidak tahu, kakakku biasanya tidak seperti ini. Mungkin dia benar-benar tidak enak badan." Tambahnya.     

"Bukankah tadi dia baik-baik saja? Kenapa dia tiba-tiba bilang tidak enak badan? Apakah dia menganggapku bodoh?"     

Wajah Qin Sheng pahit. Sungguh, hatinya terasa seperti disambar petir di siang hari.     

Jika bukan karena ibunya yang khawatir sepanjang hari karena takut kakak laki-laki tertuanya tidak akan bisa menikahi seorang perempuan, juga karena suasana hati kakak laki-lakinya yang sangat buruk akhir-akhir ini hingga membuatnya khawatir, dirinya juga tidak akan melakukan hal-hal tanpa pamrih semacam ini.     

Sekarang, bagus sekali. Kakak tertuanya itu malah melarikan diri dengan sikap yang tidak sepantasnya, meninggalkannya begitu kejam di tempat sampai dimarahi begini. Sungguh keterlaluan!     

Zhao Youlin dan yang lainnya di tempat lain tidak tahu bahwa keintiman mereka telah memicu sebuah kejadian. Pada saat ini mereka secara aktif mencari wahana berikutnya untuk dimainkan.     

Joy digandeng oleh dua orang dewasa. Dirinya pun terus-menerus merasakan tatapan mata orang-orang di sekitarnya sedang menatapnya, membicarakan dirinya dan kedua orangtuanya yang begini dan begitu....     

Joy mendengarkan ucapan orang-orang itu. Wajah kecilnya yang bulat terangkat tinggi, matanya yang besar ditekuk menjadi dua bulan sabit. Lesung pipit di pipinya samar-samar terlihat, ia seperti kucing yang mencuri ikan.     

Waktu di kelas, ia sering mendengarkan teman-teman sekelasnya bercerita tentang orang tua mereka yang akan mengajak mereka bermain, berbelanja, dan membelikan sesuatu untuk mereka.     

Pada saat itu, ia hanya bisa ikut mendengarkan di samping teman-temannya. Tidak usah ditanya betapa irinya dia saat itu. Namun kini, ia tidak perlu lagi iri kepada mereka, karena sekarang ada yang mengajaknya bermain, berbelanja, dan membeli sesuatu untuk dimakan.     

Zhao Youlin melihat perubahan ekspresi Joy di matanya. Sudut bibirnya sedikit melengkung. Ia menggenggam tangan kecilnya yang lembut, dan sedikit kepuasan muncul di wajahnya.     

Joy menggigit permen kapas yang dibelikan Mu Tingfeng untuknya. Kemudian, ia meraih tangan Zhao Youlin dan bertanya, "Bu, Ke mana lagi kita akan pergi bermain sekarang?"     

"Apakah Joy masih ingin bermain di wahana lainnya?" Zhao Youlin melihat sekeliling dan bertanya dengan suara rendah.     

Joy mengedipkan matanya yang besar. Matanya diam-diam melihat ke wahana hiburan yang sudah pernah dimainkannya, dan akhirnya tatapannya berhenti di papan reklame rumah hantu tidak jauh di depan.     

"Bu, apa itu di sana?" Joy bertanya dengan rasa ingin tahu, sambil menunjuk ke papan iklan yang pemandangannya menunjukkan situasi gelap gulita.     

Setelah Zhao Youlin melihat tempat yang dimaksud Joy, alisnya mengerut, "Itu ... rumah hantu."     

"Rumah hantu?"     

"Eh... rumah hantu itu gelap gulita, dan beberapa orang di dalamnya akan menyamar sebagai hantu jahat seperti di TV untuk menakut-nakuti orang."     

"Menyamar sebagai hantu untuk menakut-nakuti? Kenapa mereka berpura-pura menjadi hantu untuk menakut-nakuti?"     

"Ehm... mengenai ini, ibu juga tidak tahu. Mungkin mereka lebih suka menakut-nakuti orang? Joy… mau masuk ke sana?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.