Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Bergantung (1)



Bergantung (1)

0Joy menggigit permen kapas sambil berpikir sejenak, lalu mengangguk dan berkata, "Aku ingin mencobanya."     

Zhao Youlin terdiam sejenak. Ia benar-benar telah salah menilai. Kenapa dulu dirinya tidak menyadari bahwa bocah kecil ini sangat berani?     

Mu Tingfeng terus berdiri diam di samping mendengarkan percakapan antara ibu dan anak itu. Setelah melihat ekspresi Zhao Youlin yang agak berubah karena jawaban Joy, ada ekspresi yang jelas di mata Mu Tingfeng.     

"Jangan takut, ada aku."     

Ketika Zhao Youlin mendengar kata-kata Mu Tingfeng ini, ia segera menoleh dan menatapnya dengan tajam, 'Apa yang dibicarakan bajingan sialan ini? Siapa yang takut? Dirinya tentu tidak akan takut dengan hal semacam itu!'     

Mendengar kata-kata Mu Tingfeng, Joy dengan cepat mengikutinya dan berkata, "Ibu tidak akan takut, ada Joy, Joy akan melindunginya juga."     

Zhao Youlin kemudian tertegun, kenapa dirinya tiba-tiba merasa bahwa sikap Joy telah dirusak oleh seseorang?!     

Pada akhirnya, Zhao Youlin tidak bisa mengalahkan tatapan mata Joy. Ia menghela napas, lalu berjalan ke rumah hantu yang gelap bersama Mu Tingfeng dan anak itu.     

Di sebuah gua yang gelap, hanya ada beberapa lampu redup yang menyinari jalan sekitar agar memudahkan pengunjung untuk melewatinya. Setidaknya, orang-orang yang masuk ke wahana ini tidak akan jatuh karena tidak bisa melihat jalan dengan jelas.     

Dihiasi bayangan hitam dan kepulan asap, suasana gua ini membuat banyak pengunjung menjadi merinding dan ketakutan. Ya, suasananya memang sangat menyeramkan.      

Memanfaatkan cahaya yang redup, mata Joy melebar sambil berhati-hati melihat ke jalan di depan. Sementara Zhao Youlin memfokuskan seluruh perhatiannya pada Joy yang ada di depannya. Ibu dan anak ini tidak menyadari bahwa ada seseorang yang mendekat, sampai….     

Sentuhan lembut yang tiba-tiba terasa di sisi wajahnya itu mengejutkan Zhao Youlin, bahkan hampir menjerit di tempat. Ia menegangkan tubuhnya dan melihat ke samping, tetapi dirinya hanya menemukan wajah tampan yang dikenalnya.     

"Mu! Ting! Feng!" Suara Zhao Youlin yang sengaja direndahkan mengandung sedikit emosi yang akan datang.     

Mu Tingfeng menegakkan tubuhnya dengan enggan, lalu mengerucutkan bibirnya. Dengan mengabaikan kemarahan Zhao Youlin, dirinya menjawab, "Karena kamu baru saja menciumnya."     

Sejujurnya, arti sebenarnya dari kalimat itu adalah, 'Kamu baru saja menciumnya, tetapi tidak menciumku, jadi aku sendiri saja yang menciummu.'      

Dia? Maksudnya Joy? Zhao Youlin tadi sepertinya mencium Joy….     

Zhao Yulin merasa tidak berdaya pada lelaki ini. Lelaki ini bahkan cemburu dengan anaknya sendiri!     

Zhao Youlin menatap Mu Tingfeng dengan tegas, lalu berjalan menuju Joy.      

Untungnya, gua ini gelap. Jika tidak, Mu Tingfeng pasti bisa melihat rona merah di wajahnya karena marah dan malu.      

Mu Tingfeng, yang telah berhasil mencuri kesempatan, tidak peduli dengan tatapan marah Zhao Youlin. Ia menekuk sudut bibirnya dengan suasana hati yang baik, lalu juga berjalan menuju ibu dan anak itu.      

Angin puyuh bertiup entah asal tiupannya, langsung berhembus di tebing yang kokoh, menyebarkan suara jeritan seperti hantu. Itu menyebabkan bulu-bulu beberapa orang di dalam wahana rumah hantu ini berdiri.     

Tiba-tiba, bayangan hitam melompat keluar dari samping. Sosok itu berambut hitam panjang berantakan, kulit pucat, dan ada warna darah merah tua yang tersisa dari rongga matanya.     

Joy yang berjalan di depan, adalah yang pertama ketakutan. Wajahnya memucat. Tidak peduli siapa yang berdiri di belakangnya, ia berbalik dan terjun ke tubuh orang itu, memeluk paha orang itu dengan erat sambil berteriak dengan sedikit menangis, "A… ibu, aku takut!"     

"Joy…" Suara prihatin Zhao Youlin datang, tetapi bukan dari atas, melainkan dari samping.     

"Hah?" Joy tertegun sejenak, baru kemudian ia menyadari paha yang dipeluknya terasa… tidak sama seperti biasanya. Ini keras dan tidak selembut paha ibunya.     

Joy memiringkan kepalanya dengan curiga, lalu mendongakkan kepala mengikuti paha yang dipegangnya. Ia memandang ke atas, ke atas, dan akhirnya melihat sosok sebenarnya dari pemilik paha yang dipeluknya.      

"A!...." Joy merasakan aura yang mengerikan, tetapi tangannya masih memeluk erat di paha Mu Tingfeng. Ia tidak melepaskannya, juga tidak terlalu memeluknya. Anak ini hanya bisa berdiri di tempat tanpa tahu hal yang harus diperbuat olehnya. Kedua matanya terbelalak lebar, menatap Mu Tingfeng sambil tidak bergerak.      

Faktanya, Mu Tingfeng tidak kalah terkejutnya dengan Joy.      

Ia awalnya hanya mengikuti secara diam-diam di belakang mereka berdua sambil mengawasi mereka, tetapi dirinya tidak tahu alasan bocah kecil ini tiba-tiba melemparkan diri ke arahnya dan memeluk kakinya dengan erat.     

Melihat ekspresi terkejut anak itu ketika menatapnya, Mu Tingfeng segera mengerti bahwa bocah kecil ini pasti telah memeluk orang yang salah.     

Setelah ragu-ragu, Mu Tingfeng perlahan membungkuk.     

Joy sedang memikirkan cara untuk pergi, tetapi tiba-tiba merasakan bayangan sosok di atasnya bergoyang. Ketika dirinya melihat ke atas, ia melihat wajah Mu Tingfeng semakin dekat. Ia pun ketakutan hingga menutup mata, takut Mu Tingfeng akan memukulnya.      

Namun, rasa sakit yang diharapkan tidak muncul. Sebaliknya, sepasang tangan besar dan hangat dengan lembut melewati ketiaknya dan perlahan mengangkat tubuhnya dari tanah.     

Tiba-tiba tubuhnya terangkat, membuat Joy buru-buru membuka mata. Dia hanya menemukan bahwa wajah Mu Tingfeng saat ini sangat dekat dengannya.      

Wajah lelaki itu sangat dingin dan tidak tersenyum seperti yang dibayangkannya. Hanya saja tangannya dan pelukannya, terasa sangat menghangatkan, sangat... menenangkan.     

Joy sempat tidak yakin menghadapinya. Lalu dengan ragu, ia menyentuh bahu Mu Tingfeng. Setelah memastikan bahwa ayahnya itu tidak akan marah, ia menjadi sedikit lebih berani memeluk leher Mu Tingfeng erat-erat dengan kedua tangan.     

Setelah melakukan semua ini, dirinya menemukan bahwa wajah Mu Tingfeng tidak menunjukkan ekspresi tidak senang. Joy benar-benar lega. Selain memeluk leher Mu Tingfeng dengan erat, ia memanjakan diri dengan memajukan tubuhnya untuk memasukkan Mu Tingfeng ke dalam pelukan.      

Lelaki ini lebih tinggi dan lebih kuat dari ibunya, jadi pelukannya jauh lebih erat dari ibunya, juga tangannya yang jauh lebih besar dari ibunya.     

Joy yang sangat ringan untuk digendong, kini berada dalam pelukan Mu Tingfeng. Pelukannya ini juga cukup erat. Meskipun tidak tahu alasannya, tetapi digendong seperti ini membuat Joy senang… sangat menyenangkan….     

Mu Tingfeng membeku karena gerakan Joy. Aroma susu khas anak kecil yang samar pun menembus lubang hidungnya sedikit demi sedikit mengikuti angin sepoi-sepoi, kemudian menyebar ke anggota tubuhnya.     

Anak dalam pelukannya terlalu lembut, begitu rapuh sehingga dirinya khawatir sedikit saja dirinya menambah kekuatannya, anak ini akan hancur.      

Ini bukan pertama kalinya Mu Tingfeng menggendong seorang anak, tetapi tidak pernah ada anak yang membuatnya begitu peduli seperti saat ini. Hal ini membuatnya bingung.      

Detak jantung semakin cepat seiring dengan nafas anak ini mengenai lehernya yang tegak, menyebabkan darah di seluruh tubuh mendidih tak terkendali pada saat ini.     

Anak ini adalah putranya, orang yang punya hubungan darah dengannya di dunia ini!     

Zhao Youlin menyaksikan adegan ini dengan tenang dari samping. Ekspresi wajahnya telah berubah dari awalnya terkejut menjadi tidak berdaya dan… puas.      

Duan Yarong tidak di rumah, khawatir Joy bosan di rumah, sebenarnya itu hanya alasan untuk berbohong.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.