Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Bergantung (2)



Bergantung (2)

1Alasan dirinya mengajak Joy kencan hari ini hanya untuk memverifikasi dugaan di dalam hatinya.     
1

Pada saat acara satu bulanan bayi Su Qing, Zhao Youlin menemukan bahwa ketika Joy berada di sisi Mu Tingfeng, sikapnya berbeda dari biasanya.     

Zhao Youlin tidak tahu persis, tapi saat Joy tiba-tiba menangis meledak-ledak sambil menjelaskan bahwa dirinya tidak menabrak anak di pesta hari itu, Zhao Youlin secara tidak sadar merasa bahwa perasaan Joy untuk Mu Tingfeng jelas berbeda dari orang lain.     

Atau… ini adalah sikap ayah dan anak yang dikatakan orang-orang pada umumnya.      

Untuk mengkonfirmasi dugaan yang dipikirkannya, Zhao Yulin mengambil kesempatan ini untuk mengajak Joy. Di satu sisi, tentu saja, itu juga untuk menghilangkan rasa malu dan kecanggungannya pada kencan pertama. Namun juga di sisi lain, hal itu juga sengaja membuat Joy dan Mu Tingfeng bisa saling berinteraksi, supaya bisa mengkonfirmasi tebakannya.      

Nyatanya, tebakannya ini benar.     

Joy merasa aman saat bersama pria ini, yang berbeda dari ketergantungannya pada Zhao Youlin. Hal itu semacam mampu membuat Joy dengan percaya diri mengungkapkan pikiran dalam dirinya dan memanjakan sifatnya, karena dirinya juga tahu bahwa ada seseorang di belakangnya yang akan selalu membuatnya merasa aman.      

Memikirkan hal ini, Zhao Youlin tidak bisa menahan sedikit perasaan cemburu. Asal kalian tahu, bahwa sebelum ini, dirinya sudah mencoba segala macam cara, tetapi belum bisa membuat Joy benar-benar membuka diri.      

Tetapi orang di depannya ini, yang hanya beberapa kali berinteraksi dengan Joy, malah sanggup memasuki hati Joy dengan sangat pelan, membuat Joy bergantung padanya. Sangat menjengkelkan jika dipikir lebih dalam.      

Pada akhirnya, ia melihat dua ayah dan anak yang saling berpelukan, Zhao Youlin mendengus dingin dan mengingatkan, "Ayo jalan."     

Seorang dewasa dan anak kecil ini pun saling memandang. Mereka bingung dengan dengungan dingin Zhao Youlin yang muncul tiba-tiba, lalu mereka bergegas mengikuti.     

Yang mereka berdua tidak tahu adalah saat Zhao Youlin berbalik badan, wajahnya melunak dalam sekejap. Mana ada ekspresi marah di wajahnya?     

Dengan pengawalan Mu Tingfeng, beberapa orang ini pada dasarnya tidak menemukan hantu yang sangat menakutkan dan mengagetkan lagi di perjalanan berikutnya. Bahkan jika bertemu satu dua hantu lagi, secepatnya Mu Tingfeng memberinya tatapan dingin yang menusuk, yang seketika membuat mereka mundur.      

Karena itu, ketika Joy keluar dari rumah hantu, bukannya ketakutan, tapi Joy malah sangat gembira. Ia memeluk leher Mu Tingfeng, matanya berbinar dengan ekspresi kagum yang sangat jelas.      

Mu Tingfeng yang ditatap seperti ini, juga karena beberapa alasan yang tidak diketahui, tiba-tiba merasakan perasaan bangga yang belum pernah terjadi sebelumnya di dalam hati. Ini juga membuatnya merasa lebih sukses daripada setelah berhasil menegosiasikan sejumlah besar kontrak.     

Setelah menemukan hal ini, Mu Tingfeng mulai merasa menyesal secara diam-diam di dalam hatinya. Mengapa dirinya tidak menyadari bahwa membesarkan seorang anak adalah pengalaman yang sangat menyenangkan?      

Mu Tingfeng telah melewatkan waktu selama bertahun-tahun dengan sia-sia, dan sekarang anak itu sudah sangat besar. Sungguh tidak bijaksana!     

Zhao Youlin menjadi semakin cemburu ketika melihat seorang dewasa dan anak kecil itu menjadi lebih dekat setelah baru saja memasuki rumah hantu satu kali.      

"Kalian berdua, ini sudah keluar dari rumah hantu, mau sampai kapan kalian berpelukan terus?" Zhao Youlin tidak menyadari bahwa yang dikatakannya benar-benar menunjukkan kecemburuan, hanya saja berbeda dari Mu Tingfeng sebelumnya.     

Mu Tingfeng tadi juga cemburu pada kebersamaan Zhao Youlin dengan Joy. Namun sekarang, Zhao Youlin ganti merasa cemburu pada kebersamaan Joy dan Mu Tingfeng.     

Begitu Joy mendengar kata-kata Zhao Youlin, akhirnya ia menyadari bahwa yang dipeluknya bukanlah ibunya, melainkan…. Ya, ia pun buru-buru berjuang untuk turun dari gendongan Mu Tingfeng.     

Mu Tingfeng juga terkejut ketika mendengar kata-kata Zhao Youlin, tetapi dirinya dengan cepat bereaksi dan perlahan-lahan meletakkan "benda rapuh" ini di tangannya ke jalan.     

Begitu Joy mendarat, ia secepatnya bergegas ke Zhao Youlin. Ia mengangkat lehernya dan menyanjung Zhao Youlin dengan berkata, "Bu, gendong."     

Di wajah kecilnya yang bulat, lesung pipitnya cekung, dan matanya yang besar berbinar menatapnya dengan penuh harap. Hal itu membuat orang yang melihatnya akan merasa mendapat dosa yang tidak termaafkan jika menolak permintaannya dengan begitu kejam!     

Zhao Youlin hanya diam termenung, 'Nak, meskipun ibumu tahu bahwa kamu imut, tapi sangat memalukan menjadi imut di saat seperti ini!'     

Zhao Youlin yang terpana oleh mata listrik kecil putranya, mengulurkan tangan lalu menggosok kepala kecil Joy dengan enggan. Kemudian ia baru berkata, "Hmm, ada serigala bermata putih yang melupakan ibunya."     

Sepasang mata Joy yang tidak bersalah, memandang Zhao Youlin dengan kebingungan, lalu protes dengan sedikit menyedihkan, "Joy bukan serigala bermata putih."     

"Pfft…" Melihat anak itu benar-benar akan menangis karena ucapannya, barulah Zhao Youlin membuang kecemburuannya dengan penuh belas kasihan. Kemudian dirinya membungkuk dan mencium wajah Joy lagi. Setelahnya ia berkata dengan senyum ringan, "Ya… ya… ya, Joy bukan serigala bermata putih, tapi kelinci putih. Apakah ucapan ibu sudah benar?"     

Joy tertegun sejenak sebelum mengerti bahwa ternyata Zhao Youlin sengaja menggoda dirinya sendiri. Ia segera menghapus air mata di matanya, lalu mendengus, dan memeluk leher Zhao Youlin dengan canggung, seperti Mu Ting yang terkadang sebal dengan masalah sepele.      

Ternyata benar, ayah dan anak memang punya kemiripan, ya? Zhao Yulin tidak bisa menahan tawa memikirkan itu. Ia mengulurkan tangan dan memeluk Joy, yang mulai bersikap kesal.      

Menyaksikan interaksi antara ibu dan anak ini, mata Mu Tingfeng melembut lagi.     

Kemudian dirinya sepertinya memikirkan sesuatu, dan mencoba lagi sedikit mengangkat sudut bibirnya yang dingin dan keras supaya membentuk senyuman. Sayangnya, efek dari ekspresinya ini tidak terlalu bagus.     

Joy bersandar di bahu Zhao Youlin, bersenandung beberapa kali dengan pipi yang menggembung. Matanya yang besar mulai berbalik, dan setelah beberapa saat, dirinya menoleh ke Mu Tingfeng di belakangnya.     

Akibatnya, ia yang kebetulan melihat Mu Tingfeng menggerakkan sudut bibirnya dengan ekspresi teror yang ganas di wajah. Matanya tiba-tiba menyusut, kemudian dengan cepat dipenuhi oleh air mata.     

"AAAA... Bu, ada hantu, ada hantu, ada hantu yang keluar dari rumah hantu, menakutkan sekali! Huhuhu..." Joy masuk ke pelukan Zhao Youlin dan berteriak dengan gemetar.     

Teriakan Joy yang mendadak membuat kedua orang dewasa itu tertegun pada saat yang sama. Setelah saling memandang beberapa kali, Zhao Youlin sepertinya memahami sesuatu, lalu tertawa terbahak-bahak.     

"Hahaha, Joy, kamu lucu sekali." Sambil mengatakan itu, ia memeluk Joy dan menciumnya dengan ganas.     

Joy dengan air mata yang masih menggantung di sudut mata, kebingungan melihat ibunya yang malah tertawa. Matanya yang besar penuh keraguan.     

Mu Tingfeng tahu sosok hantu yang dibicarakan Joy sejak Zhao Youlin tertawa terbahak-bahak. Wajahnya tiba-tiba suram. Padahal… dirinya jelas-jelas terlihat ingin tersenyum tadi.      

Dulu Zhao Youlin tidak menyukainya karena wajahnya yang terlalu datar, juga mengatakan bahwa wajahnya yang dingin dan datar itu akan gampang menakuti anak-anak. Oleh sebab itu, ia mencoba berlatih cara tersenyum serta mencari cara agar wajahnya tidak menakuti anak kecil yang tampan dan imut ini.      

Namun sekarang, siapa yang bisa menjelaskannya? Mengapa semuanya baik-baik saja sebelum dirinya bisa tersenyum, tetapi ketika bisa tersenyum malah membuat anak itu menangis?!     

"Aku tadi ... tersenyum!" Mu Tingfeng menjelaskan dengan menggertakkan gigi.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.