Mengukir Takdir

Bajingan



Bajingan

0

"Bu, aku merindukan kalian. Aku ingin pulang." Ucap Shen Xi setelah mendengar suara yang dikenalnya, seketika ia meneteskan air mata.

Orang di seberang Shen Xi yang mendengarnya menangis pun, akhirnya tidak bisa juga menahan tangis dan berkata, "Jadilah Nona besar dengan baik, jangan mencari kami lagi."

"Bu, aku ada di pintu!" Setelah mendengar perkataan Shen Xi, terdengar suara tertekan dari ponsel. Diikuti suara yang terdengar di pintu.

Sosok yang terlihat akrab itu terlihat, ia sedang berdiri di depan pintu sambil menatapnya. "Siapa yang menyuruhmu pulang? Kami sekeluarga tidak menyambutmu!"

"Bu, mereka memukuli aku." Shen Xi mengeluh, menangis dengan air mata dan hidung yang meler, ia menggulung lengan bajunya untuk menunjukkan padanya.

Yun Jinping memandang putrinya yang penuh luka di sekujur tubuhnya, ia menatap putrinya dengan kesulitan. Ia tidak bisa lagi mengendalikan emosinya, kemudian ia bergegas dan memeluk Shen Xi erat-erat, "Buat apa kamu kembali? Kenapa kamu masih saja kembali?"

Bayi perempuannya, ia dan Tuan Shen bahkan enggan menyentuhkan jari mereka ke Shen Xi, tapi kenapa keluarga Su berani memukulinya?!

"Bu, aku tidak akan pergi. Aku tidak akan pergi lagi. Ini semua salahku. Ibu dan ayah tidak bisa menghentikanku." Shen Xi memeluk Yun Jinping erat sambil menangis sekencang-kencangnya.

Yun Jinping mengangguk sambil menarik Shen Xi masuk ke dalam rumah, "Jangan pergi, ayo pulang. Meskipun ayah dan ibu tidak ada makanan untuk dimakan, kami tidak akan lagi mengirimmu ke keluarga Su. Lebih baik keluarga kita berkumpul bersama."

Tidak ada yang tahu, putri mereka pergi selama setahun tanpa berita sama sekali. Bagaimana bisa Yun Jinping dan Tuan Shen bisa terus hidup? Setiap hari mereka menangis, bahkan melihat barang-barang milik Shen Xi langsung membuat mereka menangis.

Yun Jinping membawa Shen Xi ke rumah sakit umum untuk merawat lukanya. Sesampainya di rumah, ia merasa semakin tertekan. Semakin memikirkannya, ia semakin marah, "Tunggu sampai ayahmu pulang, kita pergi ke rumah keluarga Su. Kita bicara dengan mereka, aku tidak percaya bagaimana mereka tega melakukan hal yang tidak masuk akal kepadamu seperti ini."

Shen Xi duduk di sofa dan memakan mie rebus daging sapinya. Kemudian ia berkata dengan samar, "Bu, aku sudah memberi mereka pelajaran. Apakah putrimu ini tipe orang yang harus menderita?"

Nyonya Yun memiliki sifat yang sangat baik dan lembut. Namun jika itu berhubugan tentang sesuatu yang menyakiti Shen Xi, ia akan menjadi sangat marah seperti ini.

Yun Jinping menghela napas tanpa daya, kemudian menatap Shen Xi dan bertanya, "Apa kamu masih bisa?"

"Mengapa tidak?" Shen Xi menatap Yun Jinping sambil tersenyum dan berkata, "Bu, mereka hanyalah orang-orang yang tidak penting. Orang-orang yang tidak penting bagiku tidak sebanding dengan kemarahanku."

Bagi Shen Xi, mereka hanyalah musuh!

Yun Jinping pun menanggapi, "Apakah kamu sudah memikirkannya dengan baik? kamu benar-benar ingin kembali?"

Yun Jinping juga tidak ingin putrinya kembali. Tidak peduli seberapa sulitnya, mereka harus bisa melewati kesulitan ini bersama. Ketika Yun Jinping dan Tuan Shen masih memiliki tangan dan kaki, apakah mungkin akan membuat Shen Xi sampai kelaparan?

"Ya." Shen Xi menepuk dadanya dan tanpa sengaja menyentuh lukanya. Ia kesakitan sampai meringis memperlihatkan giginya. "Siapa yang akan kembali, maka orang itu lahir dari bajingan!"

Yun Jinping bergegas maju dan dengan gugup menepuk tangan Shen Xi, "Apa yang kamu lakukan? Bagaimana jika kamu menyentuh lukamu?"

Shen Xi tersenyum konyol, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk pinggan Yun Jinping. "Bu, kamu yang terbaik."

Yun Jinping dengan kesal memukul lembut dahi Shen Xi, "Mulutmu penuh minyak, jangan menggosokkannya di baju baruku."

Shen Xi pun menjawab, "Jelas-jelas baju ini dibeli dua tahun yang lalu, apanya yang baju baru? Jika terkena minyak, aku akan membelikanmu baju baru."

Yun Jinping tersenyum bahagia, "Putriku akhirnya mengerti keadaan, tahu akan membelikan pakaian baru untuk ibunya."

Shen Xi pun menimpali, "Putrimu ini cantik, bijaksana, dan baik hati. Putrimu ini akan menghasilkan banyak uang untuk berbakti kepadamu di masa depan. Apakah kamu rela memberikannya kepada orang lain?"

Yun Jinping pun menjawab, "Tentu saja tidak rela."


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.