Mengukir Takdir

Kue Ulang Tahun



Kue Ulang Tahun

0

Kun Lun, salah satu anak buah Li Yuan terkejut ketika mendorong pintu dengan kotak makanan di tangannya. Ia hanya terpaku tanpa tahu apakah harus melanjutkan langkahnya atau kembali.

Kun Lun masih tak mempercayai apa yang sedang ia lihat, bos besar sedang mendengarkan omong kosong seorang gadis kecil di sudut tembok. Biasanya bos besar selalu membenci orang yang berbicara omong kosong padanya.

Seperti ketika Kun Lun melaporkan hasil pekerjaannya dengan teman-temannya, mereka selalu menghitung berapa kalimat yang harus mereka ucapkan sebelum berani menghadap sang bos.

Tapi gadis itu begitu menggemaskan. Bola-bola wol di topinya bergetar setiap kali ia berbicara, wajahnya yang menggemaskan melelehkan perasaan.

Tapi ucapan gadis itu benar-benar omong kosong yang tidak penting, yang lebih mengheranka, bos mendengarkan gadis itu dengan sangat hati-hati.

Ternyata bos besar yang selalu kejam, membunuh orang tanpa mengedipkan mata dan mengabaikan semua orang, bisa begitu sabar dengan seorang gadis.

"Kakak, seseorang mencarimu." Kata Shen Xi ketika melihat seorang pria berdiri di pintu.

Kun Lun mengenakan setelan jas rapi dengan dasi seperti lidah dari lehernya. Ia tinggi dan tampan, di tangannya juga terdapat kotak makanan yang sangat indah.

Shen Xi mengingat Kun Lun, ia pernah bertemu pria itu. Ya, orang yang selalu berada di samping Li Yuan.

Li Yuan pun menoleh ke arah Kun Lun.

Seketika pira yang ditatap itu langsung membungkuk hormat, kemudian berjalan lurus menuju vila.

Shen Xi tidak tahu apa yang dilihatnya, tetapi tiba-tiba matanya berbinar, "Kakak, sepertinya Tuan Shen sudah pulang, sebaiknya aku kembali, kamu juga pulanglah untuk makan malam!"

Li Yuan sama sekali tidak memiliki ekspresi di wajahnya. Ia memutar kursi rodanya dan siap untuk pergi dengan punggung membelakangi Shen Xi.

Shen Xi menghela napas dalam hati. Ia bicara begitu banyak hingga mulutnya terasa kering.

Sedangkan Li Yuan tidak mengatakan sepatah kata pun, seperti menganggap Shen Xi hanya hembusan udara, seolah Shen Xi tidak di sana sama sekali.

Kehidupan brengsek ini sangat membuat frustasi!

Melihat pria itu pergi, Shen Xi pun berteriak kepadanya, "Kakak, hari ini adalah hari ulang tahunku. Bisakah kamu memberiku ucapan selamat ulang tahun?"

Satu-satunya orang yang menjawab Shen Xi adalah angin utara yang bertiup ke arahnya, suara kursi roda berguling-guling di tanah dan punggung pria yang acuh tak acuh serta terasing dari dunia.

Shen Xi kembali menghela napas dalam-dalam. Baiklah, jangan patah semangat. Setidaknya dia mengambil bunga itu. Ini menunjukkan bahwa masih ada harapan.

Mobil Tuan Shen datang dengan kecepatan tinggi hingga ke depan pintu gerbang, kemudian ia masuk ke dalam rumah sambil membawa tas besar.

Posisi Shen Xi saat itu kebetulan berada di belakang pohon buah Biwa yang menghalanginya dengan pintu masuk sehingga Tuan Shen yang masuk ke dalam rumah pun tidak melihatnya.

Halaman rumah itu memang begitu rimbun, Shen Xi dan Nyonya Yun sendiri yang menanam begitu macam bunga di sana.

Nyonya Yun memang paling suka menanam bunga. Bahkan ada juga bunga yang diletakkan di loteng di rumah, jenisnya sangat banyak, ada juga jenis bunga yang mahal dan terkenal.

Di halaman juga terdapat pohon loquat yang diangkut sendiri oleh Tuan Shen dari kampung halamannya. Total ada delapan pohon yang ditanam.

Delapan adalah angka keberuntungan bagi Shen Xi, Nyonya Yun dan Tuan Shen, mereka selalu membuat angka delapan untuk apapun yang mereka lakukan.

Setiap pergantian musim, tenggorokan Shen Xi selalu terasa tidak nyaman dan membuatnya merasa gatal dan batuk.

Ketika itu Nyonya Yun akan memasak krim loquat Chuanbei untuk Shen Xi dan menyimpannya. Ia bilang membuat sendiri jauh lebih baik dari apa yang dijual di pasar. Jadi, Shen Xi bisa memakannya dengan santai.

Sebelum Tuan Shen masuk, ia berbicara dengan suara yang masih sangat keras, "Sayang, aku membeli kue. Masaklah yang banyak, jangan lupa membuat mie panjang umur."

Shen Xi mengerutkan kening. Ia menyuruh Nyonya Yun untuk tidak memberi tahu Tuan Shen bahwa ia sudah pulang, ia ingin memberi Tuan Shen sebuah kejutan.

Tetapi Nyonya Yun tidak mengindahkan ucapan Shen Xi, ia mengkhianatinya!

Shen Changqing memasuki rumah, mengganti sepatunya, kemudian mengeluarkan kue dan dengan hati-hati menghitung 17 lilin, "Xixi kita berulang tahun ke-17 hari ini. Kita tidak tahu bagaimana keadaan dia di keluarga Su. Keluarga kaya seperti keluarga Su pasti akan memberinya pesta ulang tahun yang besar."

Begitu tiba di pintu, Shen Xi langsung menangis dengan hidung yang terasa masam, rencananya memberi kejutan gagal total.

Ternyata Tuan Shen tidak tahu Shen Xi kembali, tapi ia masih membelikannya kue ulang tahun.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.