Mengukir Takdir

Tidak Terlalu Segan



Tidak Terlalu Segan

0

Semua siswa di kelas internasional hanya menonton seperti orang bodoh.

Shen Xi di masa lalu, hanyalah seorang siswa yang pendiam dan bahkan tidak ada orang yang memperhatikannya, kehadirannya seperti tak dianggap di sekolah itu.

Sepertinya sekarang situasi sudah berubah, Shen Xi menjadi sosok yang dingin dan angkuh, ia tidak merendahkan diri lagi, sekarang ia berkilauan.

Gerakan Shen Xi sangat cepat. Ia menusukkan pisau tepat di selah dua jari Su Mushi secara akurat dan kuat hingga menancap ke dalam meja. Ia membuka bibirnya dengan lembut, "Pergi!"

Bilah pisau untuk prakarya seni itu benar-benar menancap ke dalam meja, hanya menyisakan gagangnya yang berdiri tegak di permukaan.

Tatapan mata para penghuni kelas internasional semakin berbinar, ada juga yang terlihat kaget dan sedikit takut. Mereka berpikir tindakan Shen Xi sangat keren!

Su Mushi memandang Shen Xi yang yang terlihat semakin dingin, kemudian ia melontarkan kalimat dengan kejam, "Shen Xi, tunggu pembalasanku!"

Semua siswa di kelas internasional memiliki latar belakang keluarga kaya, dan hanya sedikit dari mereka yang benar-benar takut pada Su Mushi. Mereka tertawa ketika melihat Su Mushi yang berpura-pura tenang, bahkan di mata mereka Su Mushi terlihat sangat lucu.

Ini benar-benar pertamakalinya mereka melihat Su Mushi sangat marah. Itu sama menjijikkannya seperti yang dikatakan Shen Xi.

"Apa yang kalian tertawakan?" Su Mushi berteriak dengan marah sambil mengancam. Ditertawakan oleh seluruh kelas internasional membuat paru-parunya ingin meledak, ia pun memutuskan langsung pergi dari kelas ini.

Shen Xi si gadis kejam dan menjijikkan itu berani membuat Su Mushi sangat malu. Su Mushi akan membalaskan dendamnya berkali-kali lipat, ia akan membuat Shen Xi keluar dari SMA 4.

Ketika Shen Xi memandang Su Mushi yang melarikan diri, bibirnya menyunggingkan senyuman mencibir, kemudian perlahan menarik pisau seni dari meja.

Sebenarnya, Su Mushi hanyalah seekor anjing yang menggertak lembut dan takut pada gertakan orang lain yang lebih keras!

"Ini sebuah ledakan!"

"Shen Xi mendominasi!"

"Hebat!"

"Hahaha, aku tidak suka gaya Su Mushi. Dia kira dirinya sangat keren, sok sekali!"

Seluruh siswa di kelas internasional berteriak dengan penuh semangat, mengacungkan jempol ke arah Shen Xi, mata mereka penuh dengan apresiasi dan kekaguman.

Bagus, hilangkan kebencianmu!

Kelas internasional dan kelas roket selalu berseberangan. Semua siswa di kelas roket memandang rendah mereka seperti sampah, menghina mereka karena otak mereka yang buruk dan menertawakan prestasi mereka.

Orang-orang di kelas internasional tidak takut, bahkan mengatai mereka sebagai robot belajar dan kutu buku.

Gadis-gadis yang awalnya membenci Shen Xi karena hubungannya dengan Pei Xu pun akhirnya mulai sedikit bersimpati kepadanya.

Bagus, aksi Shen Xi tadi hebat.

Gadis-gadis di kelas internasional pandai merokok, minum, berdandan, pergi ke bar, menari, dan bermain game. Mereka memang tidak belajar dengan baik. Tapi yang paling mereka benci biasanya adalah orang yang suka berpura-pura dan dipaksa.

Terutama, bunga sekolah Su Ruowan yang baik hati dan cantik, yang dicintai oleh semua orang, ia adalah tipe yang paling menyebalkan bagi mereka.

Sebaliknya, karakter Shen Xi sangat lugas dan sama sekali tidak dipaksakan. Mereka sangat menyukainya. Orang-orang di kelas internasional harus seperti ini.

"Halo, namaku Song Wenye. Semua gadis di kelas kita, biar aku yang urus." Song Wenye mengulurkan tangannya, "Shen Xi, selamat datang di kelas internasional."

Shen Xi berdiri dan menjabat tangan dengan Song Wenye untuk melihatkan kesopanannya, "Terima kasih."

Shen Xi akan lulus kurang lebih satu semester lagi. Ia harus memanfaatkan waktu beberapa bulan ini dengan baik untuk memiliki hubungan yang baik dengan teman-teman sekelasnya.

Bagaimanapun, murid-murid di kelas ini memiliki sifat interpersonal yang memperhatikan hubungan dan kontak. Kontak murid-murid di kelas internasional sangat layak untuk ia atur dengan baik.

"Jika kamu ada kesulitan, tanyakan saja kepadaku," ucap Song Wenye sambil menepuk dada dan menatap peri di depannya.

Wajah Shen Xi sangat cantik, namun dingin. Ia seperti peri dari gunung es!

"Baiklah." Shen Xi sama sekali tidak segan, "Xiao Ye, aku ingin berpartisipasi dalam kompetisi dansa di akhir bulan."

"Masalah kecil, aku akan mengurusnya!" Song Wenye terkejut. Ia pikir Shen Xi akan segan padanya, namun nyatanya tidak sama sekali.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.