Mengukir Takdir

Kesombongan



Kesombongan

0

Tiba-tiba Shen Xi menjadi tertarik dengan kehidupan Yu An, "Kapan penulis skenario Yu pertama kali berpacaran?"

Yu an berkata, "Aku belum pernah berpacaran."

Shen Xi melihat tatapan matanya yang tiba-tiba redup, ia pun tidak bertanya lagi. Ia menoleh dan melihat ke luar jendela.

Yu An memiliki perasaan bahwa Shen Xi dapat melihat pikiran orang lain secara sekilas.

Setelah tiba di restoran, asisten sutradara yang menunggu di aula langsung membawa mereka. Sutradara An Lin sudah mempersiapkan ruangan untuk Shen Xi dan Yu An.

Asisten dari sutradara An Lin sedikit terkejut ketika melihat seorang gadis cantik yang datang menghampirinya. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa penulis skenario 'Masa Kejayaan Sang Menteri' masih sangat muda. Ketika membaca naskahnya ia mengira bahwa penulisnya adalah orang tua yang berpengalaman.

Tapi yang datang malah seorang gadis berwajah imut dengan dokumen di tangannya. Ia terlihat sangat lembut dan cantik, tapi di sisi lain juga terlihat dingin dan sombong. Mau tak mau, asisten sutradara itu bersikap sangat hormat kepadanya.

Asisten sutradara itu menduga, gadis dingin dan terlihat sombong yang ada di depan adalah penulis 'Smile Mount Jiang' yaitu Yun Qi, nama pena Shen Xi.

Asisten sutradara mengetuk sebuah pintu, kemudian mendorongnya dan masuk, "Sutradara An, orangnya sudah datang."

Shen Xi memandang orang-orang yang ada di dalam ruangan, total ada lima orang. Yang duduk di tengah adalah pria paruh baya berbadan tinggi, kurus, dan terlihat terpelajar. Dia adalah sutradara generasi baru bernama An Lin.

Tatapan mata An Lin dengan jelas memperlihatkan keterkejutannya. Ia juga sama sekali tak menduga, penulis skenario Yun Qi adalah seorang gadis kecil.

Shen Xi langsung menuju An Lin dan sedikit mengangguk. Suaranya dingin tapi sopan, "Sutradara, saya Yun Qi."

"Halo," jawab An Lin sambil tersenyum, "Guru Yun, duduklah."

Lin An menatap gadis kecil di depannya yang juga memandangnya dengan tatapan tajam. Tak bisa dipungkiri, Lin An merasa sedikit terintimidasi dengan tatapan itu.

Lin An meminta Shen Xi berkenalan juga dengan produser dan investor lain sebelum memulai wawancara.

"Guru Yun, aku sudah membaca naskah ini. Sangat bagus dan bijaksana, kamu bisa menulis naskah yang sangat bagus di usia muda. Ini menakutkan untuk generasi selanjutnya, tapi aku pikir ada beberapa bagian yang tidak pas dalam naskah ini. Mari kita bicarakan harus bagaimana mengubah naskahnya."

"Dari sudut pandang investasi kami, naskah milikmu tidak dapat diterima pasar, titik ledakannya tidak cukup kuat, ritmenya tidak cukup cepat, rangsangannya tidak cukup terasa dan perasaannya tidak cukup kuat mengaduk emosi."

"Guru Yun, aku bukan mengataimu, tapi kamu masih terlalu muda, siswa seperti kalian memiliki masalah yang sama, kalian memiliki mimpi yang tinggi namun kurang pengalaman. Sekarang di pasar drama TV, berapa banyak orang yang mau menonton drama konspirasi bertele-tele? Yang diinginkan penonton adalah cerita padat, bukan cerita yang berputar-putar tidak jelas, mengerti?"

"Kamu harus memiliki pemahaman yang baik tentang pasar dan penonton drama TV. Karakter polos dan tidak punya otak saat ini sedang populer, penonton menyukai cerita yang seperti ini. Tontonan yang akan menjadi populer memiliki garis emosional pemeran utama pria dan wanita yang menjadi prioritas utama."

"Kami berharap kemunculan pemeran pendukung perempuan dari drama akan menjadi sepertiga lebih banyak, tapi kamu mengurangi munculnya pemeran utama pria dan wanita."

Produser dan investor menganggap diri mereka sebagai master dan mulai mengkritik, mengubah naskah, mengubah desain dan menambahkan plot.

Yu An menggantungkan matanya sedikit ke satu sisi. Ocehan itu membuatnya merasa tertekan, lemas dan marah. Tangannya yang bertumpu di paha menjadi terkepal.

Karena inilah Yu An tidak mau memasuki lingkaran penulis skenario. Ia bahkan tidak punya hak untuk memahami naskahnya sendiri.

Lihatlah orang-orang itu, mereka arogan dan instruktif. Seenaknya menyuruh mengubah ini itu, penulis yang disahkan, memangnya mereka mengerti apa!

Yu An dengan hati-hati melihat Direktur Shen kecil yang sedang tersenyum dingin duduk di sebelahnya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.