Mengukir Takdir

Bangga Sampai Lupa Daratan



Bangga Sampai Lupa Daratan

0Su Mushi mengangguk setuju.     

"Adik Ketiga, sebelum hasilnya keluar, jangan beri tahu Ayah," Desak Su Muyan.     

Sebenarnya situs ini diberikan oleh ayahnya hanya untuk dia mainkan dan dia gunakan untuk melatih keterampilannya.     

"Aku tahu, Kakak Kedua. Jangan khawatir." Su Muyan tampak bangga, "Kita akan menghasilkan keuntungan. Sebentar lagi uang yang dipertaruhkan untuk peringkat 10% akan menjadi milik kita. Kamu baru mengambil alih website itu dalam sebulan, namun sudah menghasilkan begitu banyak uang. Ayah pasti sangat senang."     

Dia sekarang dapat membayangkan nasib tragis yang akan diderita serial ini. Stasiun TV dan investor mereka akan jadi sangat marah.     

"Ini juga berkat idemu, Kakak Ketiga" Su Muyan sangat gembira, seolah-olah uang itu sudah miliknya.     

Meskipun dia tidak tertarik untuk berbisnis, bagaimana dia bisa menolak saat orang bodoh mengirim uang padanya!     

Meskipun Ayah tidak akan memberinya hukuman jika kalah, tetapi jika bisa menghasilkan uang, Ayah pasti akan sangat bangga padanya.     

Keduanya menutup pintu dan berpikir seandainya uang itu sudah menjadi milik mereka. Hanya dengan memikirkannya mereka sudah tertawa dengan bangga. Untungnya, investor dalam serial ini kaya dan bodoh, jadi mereka menghasilkan banyak uang dengan mudah.     

**     

Menjelang akhir semester, Shen Xi semakin sibuk dengan ujian dan berbagai kompetisi.     

Menjelang akhir tahun, Li Yuan juga sibuk, tapi tidak peduli seberapa sibuknya, dia akan selalu menyempatkan pulang. Takut gadis itu akan menunggunya lama.     

Hari ini Li Yuan pulang pukul empat sore. Gadis kecil itu belum selesai sekolah. Dia lalu menunggunya di kursi roda dengan perasaan cemas sambil membolak-balik buku di tangannya.     

"Bos, Nona Shen sudah kembali." Kun Lun berlari dari luar dan melapor.     

Li Yuan meliriknya dengan dingin.     

Kun Lun gemetaran dan menundukkan kepalanya. Dia melihat bosnya sudah cemas dari tadi, jadi segera mengatakan hal itu!     

Shen Xi melihat mobil Bos terparkir di depan pintu. Bahkan belum sempat dia meletakkan tas sekolahnya, dia langsung memanjat tembok dengan penuh semangat dan berteriak, "Kakak!"     

Li Yuan sedikit batuk. Dengan tenang dia mengangkat kepalanya dari buku dan menatap gadis kecil itu dengan tersenyum, "Sudah pulang sekolah?"     

Shen Xi melihat pakaian yang dikenakan Bos. Bukankah itu mantel wol yang dia berikan padanya? Jantungnya berdetak kencang, dia sangat senang. Namun dia hanya tersenyum dan pura-pura tidak mengenalinya, "Kakak, kenapa pulang lebih awal hari ini?"     

Ah ah!     

Kakak memakai pakaian pemberiannya!     

Dia pikir Li Yuan tidak akan memakainya! Dia sedih jika memikirkan itu.     

Tidak, tidak, tidak, tetap harus tenang. Jangan biarkan Li Yuan melihat bahwa dia terbawa suasana.     

"Pulanglah jika tidak ada urusan lagi. Aku akan ada rapat setelah ini." Li Yuan memutar kursi roda dan menghadap ke arahnya dengan sengaja.     

Ketika kursi roda diputar, pakaiannya jadi berantakan. Dia menundukkan kepalanya dan merapikannya dengan hati-hati.     

"Oh, itu!" Shen Xi berseru.     

Li Yuan mendorong kursi rodanya dan mengubah arahnya lagi. Dia mengangkat bukunya untuk ditunjukkan, "Apa kamu bicara tentang buku ini?"     

"Ya." Shen Xi mengangguk dengan tenang, namun hatinya berdebar tanpa henti.     

Kakak sangat tampan saat memakai pakaian yang sudah dia rancang sendiri. Itu membuatnya sangat terpesona.     

Rasanya dia hanya ingin berbaring di dinding untuk menatapnya dan tidak melakukan apa-apa lagi.     

Li Yuan memperhatikan gadis kecil itu berhenti mengganggunya. Dia menundukkan kepalanya untuk mulai mengerjakan soal ujian dengan serius. Saat melihatnya, ada sedikit kesedihan di sorot matanya. Dia ingin melanjutkan membaca buku, namun sama sekali tidak bisa berkonsentrasi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.