Mengukir Takdir

Terasa Manis Sampai Ke Hati



Terasa Manis Sampai Ke Hati

0Apa Su Mushi mengira Shen Xi tidak pernah pergi ke hotel bintang lima sebelumnya? Hotel ini hanya menyediakan kupon sarapan. Jika pelanggan tidak meminta secara khusus, mereka tidak akan menyediakan makan malam.     

Seumur hidupnya, Yu Yuanxi baru pertama kali ini tinggal di hotel bintang lima. Dia baru saja mencuci tangannya. Saat akan membuka makan malamnya, ada seseorang yang mengetuk pintu.     

Shen Xi berdiri di pintu dan bertanya padanya, "Bolehkah aku masuk?"     

Yu Yuanxi memandang gadis yang tiba-tiba muncul di depannya. Detak jantungnya menjadi sangat cepat, lalu mengangguk dengan canggung, "Kenapa kamu mencariku?"     

"Apa aku hanya boleh mencarimu saat ada suatu hal yang penting saja?" Shen Xi dengan santai meletakkan barang-barang yang dibawanya di atas meja. Dia melihat ada kereta dorong berisi makanan.     

Makanan di kereta dorong itu sama persis dengan yang di kamarnya.     

"Apa kamu sudah makan?" Yu Yuanxi menatapnya dengan gugup dan tidak tahu harus berkata apa.     

"Belum." Shen Xi berjalan menuju kereta makan itu. Ketika hampir mencapainya, tiba-tiba kakinya tidak stabil dan terjatuh.     

"Hati-hati." Yu Yuanxi berteriak dengan cemas dan berlari ke arahnya tanpa berpikir.     

Ketika Shen Xi hampir jatuh, dia ditahan oleh Yu Yuanxi. Tapi, kereta dorong berisi makanan itu terguling.     

"Maaf." Shen Xi melihat makanan yang tumpah di lantai dengan sedih, "Makan malammu jatuh."     

"Tidak apa-apa." Yu Yuanxi dengan buru-buru melepaskan tubuh Shen Xi. Wajahnya memerah dengan cepat. Dia takut Shen Xi menyadari wajahnya yang berubah seperti tomat, jadi dia berpura-pura mencari alat pembersih.     

Shen Xi sudah menyelesaikan misinya. Dia menunjuk ke arah belakang Yu Yuanxi dan berkata, "Di atas meja ada kue kecil yang dibuat oleh ibuku. Itu untuk mengganti makan malammu."     

Jantung Yu Yuanxi terasa seperti akan melompat keluar dari dadanya. Wajahnya sangat merah dan telapak tangannya sangat dingin dan gemetar.     

Saat dia keluar, Shen Xi sudah pergi menjauh.     

Dia melihat kekacauan di kamarnya, lalu sudut bibirnya tersenyum. Tatapan matanya langsung berubah menjadi lembut     

Di atas meja, ada sebuah bingkisan cantik yang dibawa Shen Xi dan di dalamnya ada empat kue kecil. Sepertinya dibuat dengan sangat tulus.     

Dia dengan hati-hati mengambil kue kecil itu dan mencicipinya. Rasa manis menyebar di dalam mulut dan giginya, dan langsung turun ke hatinya.     

Ini adalah pertama kalinya dia makan makanan yang begitu lezat. Setelah makan satu buah, dia enggan memakannya lagi. Dia hanya menatapnya dan tertawa.     

Shen Xi baru saja kembali ke kamarnya saat ada seseorang mengetuk pintu lagi. Shen Xi sedikit membuka pintunya dan dia melihat Song Wenye berdiri di depan pintu bersama beberapa siswi dari kelas internasional. Dia segera menutup pintunya lagi seolah-olah tidak terjadi apa-apa.     

Dia tidak melihat apa-apa!     

Dia tidak mengenal mereka!     

Song Wenye tertegun sejenak dan mulai merengek sekeras-kerasnya, "Shen Xi, buka pintunya! Kami di sini untuk memberimu semangat!"     

Shen Xi benar-benar ingin mengusir mereka. Sehari sebelum ujian, mereka malah datang untuk membuat kekacauan. Setelah menghela nafas, dia lalu membukakan pintu untuk mereka.     

Setelah memberikan begitu banyak barang dan membuat keributan selama satu jam, mereka akhirnya pergi dengan terpaksa.     

Song Wenye enggan pergi. Dia menempel di sofa dan berpura-pura mati. Beberapa detik kemudian, dia menangis sambil mendekat kepada Shen Xi. Tampak begitu sedih dan putus asa.     

Shen Xi memandang Song Wenye dengan tatapan kasihan. Namun dia merasa tenang, karena dengan mereka di sini, semakin banyak saksi yang bisa dia jadikan alibi.     

Setelah meminum segelas air, tidak lama kemudian Song Wenye tertidur di sofa. Mungkin karena lelah atau karena terlalu nyaman di sisi Shen Xi.     

"Wenye?" Shen Xi berjalan mendekat dan menepuk-nepuk wajahnya. Setelah memastikan dia tertidur, Shen Xi segera membuka jendela dan turun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.