Mengukir Takdir

Terlalu Rakus



Terlalu Rakus

0Terlalu banyak yang Li Yuan pikirkan.     

Gadis kecil itu memberinya pakaian, tentu tidak ada maksud lain. Hanya pakaian saja.     

Kun Lun berdiri di pintu melihat mereka berdua berhenti bicara. Satunya mulai mengerjakan soal dan yang lain mulai membaca. Dia langsung merasa cemas.     

Nona Shen biasanya sangat teliti. Dia bisa tahu pakaian apa yang dikenakan Bos setiap hari, gaya rambut apa, dan juga apa yang berubah dari itu, sampai rasa sakit yang dirasakan Bos pun dia mengetahuinya.     

Tapi barusan, Bos mengubah kursi rodanya ke sisi lain, juga merapikan pakaiannya sepanjang waktu. Apa dia tidak menyadari bahwa bosnya mengenakan pakaian yang dia berikan?     

Bos tampaknya sangat sedih. Dia sengaja pulang ke rumah hari ini dan mengenakan mantel wol yang diberikan oleh Nona Shen. Biasanya, dia merasa enggan memakai pakaian seperti itu. Hari ini adalah pertama kalinya dia memakainya dan secara khusus diperlihatkan pada Nona Shen.     

Matahari mulai terbenam dan langit sedikit gelap.     

Shen Xi menutup bukunya. Dia memandang pria di kursi roda itu dan berkata, "Kak, hari sudah mulai gelap. Berhentilah membaca, itu tidak baik untuk matamu."     

Li Yuan menutup buku itu, lalu mengangguk, "Sudah gelap. Pulanglah dan makan."     

Shen Xi menganggukkan kepalanya. Dengan tatapan serius, dia memperingatkan, "Kakak, jangan minum bir saat pergi untuk urusan bisnis. Jangan terlalu lelah."     

Tatapan mata Li Yuan meredup, "Oke."     

Dia memperhatikan gadis itu merapikan barang-barang di dinding satu per satu dan memeluknya. Mungkin gadis itu tidak memperhatikannya, atau mungkin sengaja menyembunyikan perasaannya dan tidak ingin membuatnya malu.     

Lalu, gadis kecil itu terlihat sedih.     

"Ada apa?" Li Yuan akhirnya tidak bisa menahan diri untuk bertanya padanya.     

"Ah!" Shen Xi menghela nafas dalam-dalam, ""Smile Mount Jiang" akan disiarkan minggu depan. Bagaimana jika tidak banyak yang menonton?"     

Li Yuan mengira Shen Xi sedang mengalami suatu masalah. Hatinya sempat merasa khawatir. Setelah mendengar kata-katanya, dia merasa lega, "Tidak akan."     

"Bagaimana mungkin, sekarang akhir Desember. Para pekerja di kantor sibuk untuk pekerjaan akhir tahun dan rapat tahunan. Siswa di sekolah sibuk dengan belajar dan ujian. Siapa yang akan sempat menonton acara TV." Shen Xi menghela nafas lagi.     

Li Yuan melihat gadis kecil itu cemberut dan menghiburnya, "Itu hanya karena kamu gugup. Kamu perlu sedikit bersantai. Para pekerja tidak akan bekerja sepanjang hari dan siswa pun tidak akan belajar 24 jam sehari."     

"Benarkah?" Mata Shen Xi tiba-tiba bersinar. Seluruh tubuhnya mendapatkan kembali kepercayaan dirinya dan menatapnya dengan penuh harap, "Kak, menurutmu berapa peringkat yang akan dicapai dramaku?"     

"Minimal 5." Li Yuan tersenyum.     

"Kalau begitu jika peringkatnya menembus 5, kamu harus mentraktirku makan." Shen Xi akhirnya tersenyum lega, "Jika peringkatnya hanya menembus 1, aku yang akan mentraktirmu makan."     

"Baik." Jawab Li Yuan.     

Shen Xi dengan perasaan senang mengulurkan jari kelingkingnya untuk membuat janji. Tatapannya terlihat penuh semangat, "Janji, jangan berkhianat!"     

Li Yuan melihat bayangan jari gadis kecil itu di dinding dan disinari oleh sinar terakhir matahari terbenam lalu berjanji.     

Li Yuan mencoba meraihnya berkali-kali sebelum akhirnya dapat menyentuh bayangan jari yang tercetak di dinding itu. Suaranya terdengar lebih hangat, "Janji."     

Dia menatap gadis kecil itu kemudian memutar kursi roda. Saat dia berbalik, sikapnya yang dingin kembali lagi.     

Seharusnya dia tidak menginginkan terlalu banyak dan berharap secara berlebihan, sehingga dia tidak akan kecewa dan sedih seperti sekarang.     

"Kakak!"     

Suara manis gadis kecil itu tiba-tiba terdengar di belakangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.