Mengukir Takdir

Tidak Memalukan



Tidak Memalukan

0Tidak peduli sekeras apa Su Mushi menyangkalnya, sudah sangat jelas bahwa Shen Xi yang mirip dengannya.     

Terutama alis dan mata Shen Xi yang sangat mirip dengan Li Jingran ketika masih muda.     

Setelah beberapa saat, orang-orang yang bertengkar sudah kembali, kecuali Yu Yuanxi.     

Yu Qiubai juga kembali ke ruang kelas. Ketika berjalan ke arah Shen Xi, dia mengatakan, "Yu Yuanxi menangis, mungkin dia akan bunuh diri."     

Shen Xi meliriknya dengan tatapan dingin, kemudian bangkit dan pergi.     

Yu Qiubai menatap punggungnya dan senyumnya semakin dalam.     

Dia tahu sejak kejadian di kantin bahwa target Shen Xi adalah Yu Yuanxi.     

Tapi apa yang dia ingin Yu Yuanxi lakukan untuknya? Atau apa yang dia inginkan dari Yu Yuanxi?     

"Kak Qiubai, bagaimana kamu menyelesaikan soal ini?" Su Ruowan memanggilnya dengan manis dan lembut.     

Dia jelas merasa bahwa Yu Qiubai sangat memperhatikan Shen Xi. Tatapannya seperti binatang buas yang licik, ganas, dan berbahaya yang sedang mengintai mangsanya.     

Su Ruowan tidak rela. Dia tidak mengizinkan siapa pun yang dekat dengannya untuk memedulikan si jalang Shen Xi. Bahkan, walau dia harus menggodanya pun tidak apa-apa.     

"Aku tidak bisa. Aku di sini untuk mencari Kakakmu." Yu Qiubai menolak. Dia bersandar di kursi dan mengeluarkan ponselnya untuk bermain game.     

Mata Su Ruowan penuh dengan kebencian. Tapi dia tetap berkata dengan lembut, "Tapi Kakak tidak ada di sini."     

Yu Qiubai selalu dingin padanya. Tidak peduli apa yang Su Ruowan lakukan sama sekali tidak bisa menarik perhatiannya.     

Kakak selalu menyuruhnya untuk tidak memikirkannya. Yu Qiubai tidak suka wanita, oleh karena itu dia memperlakukan semua orang dengan sama.     

Tidak, dia memperlakukan Shen Xi secara berbeda!     

Yu Qiubai memakai earphone dan memberi kesan dengan jelas: Jangan ganggu aku!     

Su Ruowan bosan. Dia menarik nafas dan menggertakkan giginya dengan marah.     

Suatu hari, dia akan menaklukkan Yu Qiubai sampai pria ini berlutut di kakinya dan memohon padanya.     

Cuaca hari ini tidak bagus.     

Angin bertiup kencang. Pertanda akan datang salju.     

Shen Xi duduk di samping Yu Yuanxi dan memberinya sekaleng bir, "Ini untukmu."     

Yu Yuanxi melirik bir itu, lalu mengatakan, "Anak di bawah umur tidak boleh minum."     

Shen Xi tersenyum, "Kamu minum, aku tidak."     

Yu Yuanxi menolak, "Aku masih seorang siswa."     

"Konon bir bisa menghilangkan kekesalan, kalau kamu tidak minum biar aku yang minum." Shen Xi mengancamnya.     

Yu Yuanxi tertawa. Jika dia memang ingin mabuk untuk menghilangkan kekesalannya, sekaleng bir tidak cukup. Jadi dia mengambil bir itu dan berkata, "Aku akan meminumnya."     

Tidak tahu apa yang aneh dari cara mereka berdua menjadi dekat, tapi bukankah setelah bertengkar harusnya memberikan obat?     

Angin bertiup kencang, terdengar keras di telinga.     

Yu Yuanxi meminum sekaleng bir dalam satu tarikan nafas. Dia menatap ke langit dan memutuskan untuk bertanya padanya, "Kamu meremehkanku, kan?!"     

Dia tadi berlutut di lantai, mengambil pena untuk orang lain. Saat itu, pasti Shen Xi menertawakannya dan mengira dia tidak punya keberanian.     

"Tidak apa-apa, kamu berlutut demi nenekmu dan orang yang kamu cintai." Shen Xi menatap ke langit.     

Yu Yuanxi mendengar kata-katanya, matanya sedikit merah. Jakunnya bergerak ke atas dan ke bawah. Dia punya banyak hal untuk dikatakan, tapi tidak tahu harus berkata apa. Akhirnya ia mengatakan, "Terima kasih."     

Terima kasih karena tidak memandang rendah.     

Terima kasih telah membela.     

Benar saja. Sebelum tengah hari, ada kepingan salju jatuh dari langit.     

Ketika sekolah selesai di sore hari, salju turun dengan deras. Lapisan salju tebal menumpuk di tanah.     

"Ini untukmu." Yu Yuanxi memberikan payung kepada Shen Xi. Dia mengangkat kakinya dan berlari menuju hujan salju yang lebat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.