Mengukir Takdir

Ibu Saja Yang Mati!



Ibu Saja Yang Mati!

0Beberapa orang yang tersisa terluka lebih parah daripada Yu Yuanxi. Mereka mengadu pada wali kelas dan bersikeras bahwa Yu Yuanxi yang memukul lebih dulu.     

Wali kelas sangat marah. Mereka semua akan berpartisipasi dalam Olimpiade Matematika. Siswa berprestasi di sekolah pun bahkan ikut dalam perkelahian. Dia memarahi orang-orang di kelas, "Siapa yang memukul terlebih dahulu?"     

Semua orang di kelas memandang Yu Yuanxi dengan serempak.     

"Guru." Shen Xi mengangkat tangannya dan berdiri, "Aku dapat bersaksi bahwa Yu Yuanxi yang memukul lebih dulu."     

Yu Yuanxi berada di ambang kehancuran.     

Kata-kata Shen Xi seperti palu penghancur baginya.     

Tubuh Yu Yuanxi tiba-tiba tertegun. Dia meliriknya dengan tidak percaya lalu merasa bahwa hatinya sudah mati rasa.     

Saat dia dipermalukan, dia tidak mengharapkan siapa pun untuk membantunya.     

Tapi dia tidak menyangka bahwa Shen Xi mau menjadi saksi atas kejadian ini.     

"Mereka." Shen Xi menunjuk orang-orang di kelas dan melanjutkan, "Pertama, mereka yang menghina, menganiaya Yu Yuanxi, menyuruhnya berlutut, dan mereka juga menertawakannya. Kemudian menghina neneknya yang sakit dan menyuruh neneknya mati saja jika tidak punya uang untuk ke dokter. Jika aku adalah Yu Yuanxi, aku akan merobek mulut mereka dan membuat mereka menyesal! "     

Saat mendengarkan kata-kata Shen Xi, mata Yu Yuanxi memerah. Dia merasa menyesal dan malu.     

Shen Xi sangat baik. Bagaimana bisa dia menganggapnya sama seperti mereka yang sangat hina?     

Raut wajah wali kelas sangat jelek. Tentu saja dia tahu tentang perundungan Yu Yuanxi oleh siswa lainnya. Dia kemudian menceramahinya, "Apa perlu memukul saat bercanda?"     

Para siswa dalam kelompok kelas roket ini semuanya adalah anak-anak yang istimewa. Mereka tidak dapat dihukum hanya karena hal semacam ini. Karena jika tidak, pasti akan mempengaruhi citra sekolah.     

Selain itu, siswa mana di kelas ini yang tidak memiliki kekuasaan di belakang mereka. Tidak ada yang mampu menyinggung mereka, jadi wali kelas memilih untuk melindungi mereka.     

"Kalau begitu lebih baik ibu saja yang cepat mati!" Suara Shen Xi terdengar dingin dan mengejek.     

Raut wajah wali kelas menjadi pucat. Dia menunjuk Shen Xi dan berkata dengan marah, "Apa yang kamu katakan?"     

"Aku hanya bercanda. Kenapa harus marah?" Shen Xi tersenyum acuh tak acuh.     

Wali kelas menjadi semakin marah, "Apa boleh bercanda seperti itu?"     

"Kenapa tidak boleh, itu candaan mereka tadi. Lalu, jika aku yang mengatakannya bukan termasuk candaan?" Shen Xi menyindir, "Guru, permainanmu benar-benar hebat!"     

Selama ini, wali kelas belum pernah melihat siswa yang memberontak. Dia adalah siswa pertama yang tidak bisa bisa dilawan. Kemudian wali kelas segera menunjuk semua siswa yang bertengkar, "Kalian semua ikut aku ke kantor."     

Shen Xi memperhatikan mereka pergi dan mengingatkan, "Guru, aku telah merekam semua yang terjadi barusan. Aku pikir jika sekolah tidak dapat menanganinya dengan baik, aku akan dengan senang hati mempostingnya di internet. Biarkan para netizen yang menilainya."     

Wali kelas berhenti sejenak dan merasa sangat marah.     

Saat melihat semua orang sudah pergi, Yu Qiubai berjalan melewati sisi Shen Xi. Tiba-tiba dia membungkuk dan mendekatinya, "Gadis kecil, jika berbohong, hidungmu akan panjang."     

Dia terus menatapnya. Dia tahu Shen Xi tidak merekamnya, itu hanya untuk menakut-nakuti wali kelas.     

Shen Xi bertanya, "Apa kamu akan mengadukannya?"     

"Bagaimana jika aku pergi mengadu?" Yu Qiubai balik bertanya.     

Shen Xi tidak peduli, "Terserah kamu."     

Yu Qiubai tersenyum, dan melewatinya seolah-olah tidak ada yang terjadi.     

Adik Su Mushi ini semakin menarik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.