Mengukir Takdir

Terukir Di Hati



Terukir Di Hati

0"Bukan, Bos. Nona Shen mengatakan bahwa ibunya tidak merayakan ulang tahun, jadi tidak menerima hadiah." Kun Lun buru-buru menjelaskan, "Nona Shen bukannya menolak hadiah karena marah padamu. Buktinya, dia tetap mengambil obatnya."     

"Dia tidak datang untuk mengucapkan terima kasih." Li Yuan melihat ke arah dinding. Saat memikirkan gadis kecil itu pergi dengan sedih, hatinya terasa sakit. Dia bertanya dengan tatapan mata yang sangat dingin, "Apa dia mencarimu hari ini?"     

Wajah Kun Lun menjadi pucat karena ketakutan dan menjawab, "Bos, bukankah ponselku disita?"     

Li Yuan menahan rasa marahnya dan mengerutkan kening, "Bawa ke sini!"     

Saat Kun Lun melihat beberapa panggilan tak terjawab rasanya dia ingin mati. Lalu, dia menyerahkan ponselnya, "Bos, Nona Shen beberapa kali meneleponku."     

'Ini… jangan salahkan aku!'     

'Ponselku disita oleh Bos sendiri!'     

Dia tidak menyangka Nona Shen akan meneleponnya. Dia sudah memberikan nomor teleponnya dua bulan yang lalu, sangat kebetulan dia menelepon ketika ponselnya disita.     

Li Yuan menatap layar ponsel itu. Seketika tatapan matanya menjadi gelap.     

Shen Xi meneleponnya beberapa kali, tapi tidak ada yang menjawab. Pasti dia sangat khawatir.     

Kun Lun tidak tahan melihat Bos menyalahkan dirinya sendiri. Dia kemudian memberanikan diri untuk berkata, "Bos, jika kamu melihatnya dari sisi lain, ini pertanda baik. Nona Shen meneleponku berkali-kali. Itu menunjukkan bahwa dia mengkhawatirkanmu, dia peduli padamu!"     

"Pergi!" Li Yuan kesal. Dia melihat panggilan tak terjawab di layar ponsel dengan perasaan rumit. Jari-jarinya perlahan membelai dan mengusap nama gadis kecil itu.     

Shen Xi.     

Dua kata ini sudah lama terpendam dan terukir di hatinya.     

Shen Xi mengkhawatirkannya, Shen Xi peduli padanya. Ada sedikit rasa manis yang menyebar di hatinya. Dia menjadi tenang.     

Sedangkan saat ini, Shen Xi menyesali perbuatannya dan menjadi kesal sendiri. Bagaimana dia bisa marah pada Li Yuan?     

'Kakak sangat hebat, pasti dia akan tahu dan melihat segalanya.'     

'Apa Kakak akan berpikir bahwa aku kekanak-kanakan dan jadi membenciku?'     

Dia meringkuk di sudut dinding. Ketika mendengar langkah kaki di halaman sebelah, dia diam-diam mengintip dan melihat Kun Lun. Dengan berbisik, Shen Xi memanggilnya, "Kun Lun!"     

Terakhir kali Kun Lun datang untuk memberinya obat tadi, dia sangat bingung hingga lupa menyuruhnya untuk tidak mengatakan bahwa dia menelepon, 'Dia tidak boleh mengatakannya!'     

Kun Lun merasa heran kenapa gadis ini datang ke sini lagi dan tidak tahu sudah berapa lama dia menunggu di situ. Dia melirik ke arah jendela dan merasa merinding, "Nona Shen, kenapa kamu masih di sini?"     

'Jika Bos tahu bahwa dia masih menunggu di sini, Bos pasti akan merasa sakit hati!'     

"Itu... aku ingin memintamu melakukan sesuatu. Jangan beri tahu Kakak kalau aku meneleponmu." Begitu Shen Xi selesai bicara, dia melihat raut wajah Kun Lun sangat buruk. Jantungnya jadi berdetak kencang, "Kamu sudah bilang?"     

Kun Lun menelan ludahnya setelah melihat mata Shen Xi menjadi sedih. Kun Lun merasakan banyak tekanan, "Maaf."     

'Ini semua salah Fang Zhu. Jika dia tidak bersikeras memainkan game yang baru dikembangkan, pasti dia tidak akan kecanduan hingga memainkannya saat rapat tadi. Jadi, ponselnya tidak akan disita oleh Bos.'     

'Jika ponselnya tidak disita, dia tidak akan melewatkan panggilan Nona Shen, lalu masalah tidak akan berkembang hingga saat ini.'     

"Akulah yang minta maaf karena meneleponmu terus." Raut wajah Shen Xi terlihat bingung dan sangat sedih.     

'Ah!'     

'Ini takdir!'     

'Semuanya adalah takdir!'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.