Mengukir Takdir

Kejam



Kejam

0Fu Qingye yang menyelidikinya, jadi dialah yang salah.     

Shen Xi pasti sakit hati karena ini.     

Shen Xi memandang pria itu dan paham dengan apa yang dipikirkannya, "Tuan Fu, statusmu sangat terhormat. Aku paham dan tidak marah. Tuan Fu tidak perlu meminta maaf kepadaku untuk ini."     

Shen Xi memahami apa yang Fu Qingye sesali dan tahu persis apa yang dia bicarakan.     

Sorot mata Fu Qingye sedikit redup ketika mendengar Shen Xi mengatakan itu.     

Dia baru berusia 17 tahun. Sudah berapa banyak kesulitan yang dia lalui sampai mampu mengucapkan kata-kata yang begitu dewasa dengan sangat tenang.     

Kebanyakan gadis seusianya tentu sedang dimanja dan dicintai oleh orang tua dan anggota keluarganya. Tapi, Shen Xi tampaknya mengalami berbagai kemalangan dalam hidupnya dan kini telah memahami segalanya.     

Fu Qingye tahu bahwa dia mengatakan apa yang sebenarnya ada di hatinya, tapi justru karena ketulusannya inilah yang membuatnya merasa cemas dan tertekan.     

"Aku yang salah dalam masalah ini dan aku meminta maaf kepadamu." Fu Qingye memandangnya dengan serius, "Aku menyelidikimu bukan karena aku tidak memercayaimu, tapi karena aku pikir kamu sangat mirip dengan adikku."     

"Tuan Fu tidak perlu terlalu menyalahkan diri sendiri. Aku tahu Tuan Fu pasti akan segera menemukannya." Shen Xi tersenyum padanya dengan sedikit kehangatan, "Aku yakin adikmu akan hidup bahagia selamanya."     

Sebenarnya, Shen Xi tidak seharusnya memiliki pikiran atau harapan yang berlebihan hanya karena Fu Qingye ramah dengannya, bahkan ingin mendekatinya. Akan lebih baik jika Shen Xi bisa menahan pria itu sejak awal.     

Shen Xi dan Fu Qingye sama sekali tidak berada pada dunia yang sama. Untuk saat ini mungkin karena mereka dihubungkan dengan kerja sama ini saja. Selanjutnya, tidak akan ada kesempatan lagi.     

Dengan identitas keluarga Fu yang begitu terhormat, mungkin orang-orang akan mengatakan bahwa dia hanya menginginkan hartanya.     

"Bagaimana denganmu?" Fu Qingye bertanya padanya.     

Shen Xi tersenyum, "Aku sudah hidup dengan bahagia. Aku punya orang tua dan mereka memperlakukanku dengan sangat baik. Aku percaya bahwa Nona Fu akan seberuntung aku dan bertemu orang-orang yang mencintainya."     

Fu Qingye merasa kasihan dan ingin menghiburnya, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Akhirnya dia berkata, "Kalau begitu aku akan percaya pada kata-kata keberuntunganmu itu."     

"Tuan Fu tidak perlu bersimpati denganku. Aku yakin Tuan Fu merasa bahwa latar belakangku menyedihkan lalu memperlakukanku seperti adik sendiri. Aku bukanlah pengganti adikmu. Aku akan sangat lancang jika menanggapi ini dengan serius." Kata Shen Xi kepadanya sambil bercanda.     

Fu Qingye ingin mengatakan bahwa Shen Xi dapat menanggapinya dengan serius, tapi segera mengurungkan niatnya, "Kamu sangat baik. Keluargamu yang dulu hanya tidak tahu bagaimana melihat kebaikanmu."     

Pengganti?     

Kata-kata itu sepertinya terlalu kejam. Shen Xi sangat ingin bertanya pada Fu Qingye, Ini semua pasti hanya karena kemiripan dengan adiknya, jadi dia baik padaku, 'kan?     

Tidak. Bagaimanapun, Fu Qingye bukan orang yang egois. Dia ingin bersikap baik padaku karena hubunganku dengan keluargaku.     

"Aku juga berpikir begitu, tapi aku benar-benar tidak membutuhkan pengakuan mereka atas diriku." Setelah Shen Xi mengatakan itu, dia mengangguk dengan hormat, "Kalau begitu aku akan pergi dulu."     

Fu Qingye melihat kepergiannya dengan tatapan rumit dan perasaan campur aduk di hatinya.     

Gadis ini benar-benar baik dan pikirannya sangat jernih. Sebaliknya, kata-katanya setajam pisau, seperti tidak pernah mengampuni dan menusuk dengan kejam.     

Shen Xi berusaha tidak memikirkannya lagi. Sebelumnya, dia berpikir bahwa Fu Qingye memperlakukannya dengan baik adalah karena kepribadiannya yang karismatik. Setelah mengetahui bahwa dia memperlakukannya seperti itu karena teringat adiknya, Shen Xi tidak bisa menerima perlakuan itu lagi.     

Kelembutan dan kebaikan itu adalah milik adiknya, bukan milik Shen Xi. Shen Xi memiliki sebuah prinsip. Sebagai manusia, dia tidak akan mengambil atau bahkan mengharapkan milik orang lain dengan serakah.     

Jika bersikap begitu, Shen Xi percaya dia akan menjadi orang yang paling dibenci. Lalu, apa bedanya antara dia dan Su Ruowan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.