Mengukir Takdir

Minta Uang



Minta Uang

0"Terima kasih." Shen Xi sudah kenyang. Dia lalu mengambil tisu dan menyeka mulutnya sambil tersenyum puas, "Aku sudah kenyang."     

"Yang penting kamu menyukainya." Suara Li Yuan terdengar sangat indah.     

Li Yuan sudah puas selama melihat senyum gadis kecil itu.     

Sejak kapan dia menjadi semakin serakah. Bahkan sekarang dia tidak cukup puas hanya dengan melihat senyumnya.     

"Kak, apa kamu mengalami masalah dalam bisnismu?" Shen Xi bertanya.     

Li Yuan menggelengkan kepalanya, "Tidak."     

Shen Xi bergumam, "Lalu kenapa kamu terlihat seperti ada masalah."     

Li Yuan menatapnya sambil tersenyum, "Sungguh tidak ada."     

"Benarkah?" Shen Xi terlihat tidak yakin.     

Li Yuan ingin menjawab, tapi dia sudah tidak bisa menahan rasa mengganjal di hatinya, "Apa yang membuatmu tidak puas dengan makanan hari ini?"     

Shen Xi merasa tidak enak hati tapi terus menggodanya, "Tidak, ini enak sekali. Tolong sampaikan terima kasihku pada kokinya. Aku sangat puas."     

Li Yuan merasa kecewa, namun dia takut Shen Xi menyadarinya, jadi dia mengalihkan pandangannya dan menjawab singkat, "Oke."     

Apa caraku bertanya salah? Kenapa gadis kecil ini tidak bertanya siapa yang membuat makanan itu?     

Kun Lun seperti sedang menonton drama. Benar-benar sangat beruntung bisa melihat Li Yuan terlihat seperti anak kecil yang meminta pujian.     

Shen Xi seperti orang dewasa yang tidak bertanya siapa yang membuat makanan, menyuruhnya untuk memakai pakaian yang tebal, makan tepat waktu, tidur tepat waktu, dan jangan terlalu lelah.     

Terdengar suara rem di pintu gerbang.     

Shen Xi menoleh dan melihat mobil orang tuanya, "Kak, orang tuaku sudah pulang. Aku pergi dulu. Terima kasih atas makanannya."     

Li Yuan memperhatikannya pulang. Wajahnya yang suram memancarkan kekecewaan yang amat dalam. Dia tidak mengatakan apa pun lagi.     

Shen Xi sudah turun setengah jalan kemudian naik lagi. Saat melihat Li Yuan yang kesepian, hatinya tiba-tiba menjadi sakit.     

Apa aku sudah bertindak keterlaluan dan seharusnya tidak menyimpan dendam? Kakak terlihat sangat kecewa dan sedih.     

Li Yuan tidak menyangka gadis kecil itu kembali dan bertanya dengan dingin, "Ada apa?"     

Shen Xi tersenyum lebar. Dia menyatukan jari jempol dan telunjuknya lalu membentuk hati dengan jarinya, "Kak, kamu pasti dewa makanan yang bisa masak makanan dengan sangat lezat!"     

Kekecewaan di mata Li Yuan hilang dalam sekejap dan kegembiraan menyebar di hatinya. Ketika melihat Shen Xi bergegas turun lagi, dia mengingatkannya, "Hati-hati, jangan sampai jatuh."     

Gadis ini masih ingat untuk balas dendam dan rasanya terlalu kejam!     

Kun Lun sedang mengembalikan alat makan ke dapur. Saat kembali, dia melihat bosnya memandang ke arah dinding dengan tatapan mata yang sangat lembut.     

Nona Shen pasti baru saja memuji Bos. Kekecewaan Bos akhirnya menghilang dan matahari bersinar kembali.     

Dia juga merasa lega, Jika Nona Shen tidak memujinya, Bos pasti akan berada dalam suasana hati yang buruk saat dinas dan yang paling tidak diuntungkan adalah aku.     

Li Yuan mendorong kursi rodanya dan memberi isyarat pada Kun Lun, "Apa maksudnya ini?"     

Kun Lun meliriknya dan menjawab dengan hormat, "Beri aku uang."     

Li Yuan meliriknya dengan jijik, Jika tidak tahu, jangan bicara omong kosong. Bagaimana mungkin gadis kecil itu meminta uang padaku? Tentu bukan itu yang dia maksud.     

Jantung Kun Lun berdetak kencang, "Bos, apa ini isyarat dari Nona Shen untukmu?"     

Li Yuan mengerutkan kening saat teringat gerakan tangan gadis kecil itu, Apa artinya?     

Demi mengetahui apa maksudnya, Kun Lun dengan sengaja membuat grup lalu memasukkan teman-temannya dan bertanya apa maksud dari isyarat itu.     

Banyak orang yang mengatakan itu isyarat meminta uang untuk dibelanjakan, tapi tidak ada yang benar-benar menjelaskan intinya.     

Bos telah mengatakannya, tindakan Nona Shen pasti bermakna. Apa yang dikatakan Bos benar sekali, mereka tidak tahu apa-apa!     

Di ruang kerja, Li Yuan berpikir sangat lama tentang apa maksud isyarat jari Shen Xi tadi. Setelah beberapa saat, dia berteriak, "Kun Lun."     

Kun Lun menanggapi dengan hormat dan mendorong pintu.     

Li Yuan memberinya sebuah kotak kayu cendana merah yang halus, "Kirimkan padanya."     

Kun Lun tidak tahu apa yang ada di dalamnya, tapi kotak perhiasan ini terlihat sangat berharga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.