Mengukir Takdir

Pil Kecantikan



Pil Kecantikan

0"Tunggu saja busmu datang." Pei Xu minum sambil bersandar malas di pilar halte bus.     

"Ya." Song Wenye menggigit sedotan teh susu, "Shen Xi, apa kamu tahu apa hal pertama yang akan aku lakukan ketika aku dewasa?"     

Shen Xi hanya terdiam sambil memandangnya.     

Song Wenye tersenyum dan berkata, "Aku ingin punya SIM. Jika punya SIM, aku dapat mengantarmu ke sekolah setiap hari. Luar biasa, kan?"     

Entah apa yang ada di pikiran Pei Xu, tapi tiba-tiba matanya menatap dengan sinis ke arah mereka. Tanpa sadar, dia menggenggam erat gelas minumannya dan membuat minuman itu meluap ke tangannya.     

Shen Xi memperhatikan perubahan suasana hati pada temannya itu, tetapi di satu sisi juga merasa penasaran. Sudah sewajarnya seorang anak orang kaya seperti Tuan Xu ini bersikap seenaknya. Dengan balap mobil sport sebagai hobi dan standar hidupnya.     

Tetapi dia belum pernah melihat Pei Xu sekali pun mengemudi mobil sport atau sepeda motor. Lebih sering melihatnya mengendarai sepeda.     

Song Wenye tampak menyadarinya. Dia berdeham dan melemparkan sebungkus tisu padanya, "Tuan Xu, jangan sia-siakan minumanmu!"     

Pei Xu mengambil tisu itu dan kembali ke penampilannya yang malas. Sambil menyeka tangannya, dia berkata, "Kamu di sini saja bersama Shen Xi. Aku masih ada urusan, jadi aku pergi dulu."     

Song Wenye melihat ke punggungnya yang menjauh. Dia merasa ada yang tidak beres, lalu segera menatap Shen Xi, "Shen Xi, aku akan pergi melihatnya. Telepon aku jika sudah sampai di rumah."     

Shen Xi menyaksikan mereka berdua pergi, kemudian berpikir, Pasti ada sebuah rahasia!     

"Shen Xi." Seseorang memanggilnya.     

Shen Xi menoleh ke arah datangnya suara itu dan melihat seseorang berada di dalam mobil yang diparkir tidak jauh darinya. Orang itu menurunkan kaca jendela mobilnya dan akhirnya terlihat wajah orang itu yang sekarang melambaikan tangan padanya. Ternyata itu adalah Gong Zhi.     

"Cepat kemari." Gong Zhi berteriak lagi.     

Shen Xi buru-buru berlari.     

Jalan utama banyak dilalui oleh orang-orang. Entah siapa yang pertama kali menyadarinya, tiba-tiba seseorang berseru dengan antusias dan semua orang menoleh, "Itu Gong Zhi. Itu Gong Zhi."     

Mereka berbondong-bondong mengeluarkan ponsel berniat untuk mengambil gambar dan video.     

Shen Xi seger masuk ke dalam mobil.     

Lampu merah baru saja berganti hijau dan barisan mobil mulai bergerak maju. Penggemar yang awalnya ingin mengejar hanya bisa menyaksikan mobil idola mereka menghilang di depan mata.     

"Kenapa kamu duduk sendirian di situ?" tanya Gong Zhi.     

Gadis-gadis muda seusianya sibuk pergi berbelanja, menonton film, makan di kafe, dan melakukan apa pun yang mereka suka. Semuanya dilakukan beramai-ramai.     

"Semua teman sekelasku sudah pulang," jawab Shen Xi.     

Gong Zhi merasa lega. Awalnya dia mengira Shen Xi selalu sendirian. Saat membayangkan Shen Xi berbelanja dan menonton film sendirian, betapa menyedihkannya hal itu, "Kamu pergi menonton filmku? Bagaimana?"     

"Hebat!" Shen Xi mengacungkan jempolnya, "Luar biasa. Temanku berkata bahwa kamu adalah genius yang bisa memilih naskah terbaik di dunia hiburan."     

"Tentu saja." Gong Zhi tidak segan sama sekali dan tersenyum, "Kamu tahu Li Jingran, kan? Awalnya putra bungsunya, Su Mushi, ditawari menjadi pemeran utama Smile Mount Jiang, tetapi mereka tidak menerimanya. Saat melihat rating drama itu meledak, Li Jingran sekarang menjadi sangat kesal."     

Shen Xi hanya tertawa.     

Gong Zhi menganggap keluarga Su sebagai lelucon, "Aku punya cerita lucu. Kemarin, aku pergi ke Fashion Show Weibo dan sengaja duduk di sebelahnya hanya untuk menonton Smile Mount Jiang. Wajahnya seperti habis makan kotoran. Benar-benar sangat lucu. Kamu tahu kan, berapa banyak drama buruk yang dibintangi Li Jingran dan Su Yi? Kecerdasan mereka sangat rendah. Sepertinya mereka berdua buta dan tidak dapat memilih naskah."     

Shen Xi tahu bahwa dia dan Li Jingran adalah musuh bebuyutan, tetapi dia baru tahu bahwa Gong Zhi begitu licik sampai memutar Smile Mount Jiang di depan Li Jingran.     

Dia sekarang bisa membayangkan wajah Li Jingran yang dipenuhi kemarahan.     

"Ngomong-ngomong, pil kecantikan yang kamu berikan padaku terakhir kali hampir habis." Gong Zhi menatapnya dengan penuh kasih, "Di mana kamu membelinya? Katakan saja padaku, aku akan membelinya sendiri."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.